Dogmatika: Ajaran Keselamatan (Hukum Taurat Vs Iman)

Kontroversi Ajaran Keselamatan (Manusia-Dosa-Allah-Keselamatan)
a. Kontroversi Yesus dengan Pemimpin Yahudi
b. Kontroversi Paulus dengan Yudaisme Kristen
c. Corak Pandangan Bapa-bapa Gereja di zaman Patriakh (Tokoh-tokoh & Kelompok Aliran Teologi)

I. Pendahuluan
Pada masa sekarang ini, sering terjadi kontraversi mengenai konsep ajaran keselamatan baik antara para teolog, ahli agama, dan lain sebagainya. Hal tersebut sebenarnya sudah diperdebatkan sejak dahulu pada masa Tuhan Yesus yang berlanjut juga pada masa rasul. Ada yang menekankan bahwa keselamatan itu diperoleh melalui ketaatan terhadap Hukum Taurat tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan adalah semata-mata anugerah oleh Allah. Lantas bagaimana konsep ajaran masing-masing tokoh ? Bagaimana pula Bapa-bapa gereja memahami hal tersebut ? Oleh sebab itu untuk lebih jelasnya mari kita simak sajian berikut. Saya sebagai penulis telah memaparkan bagaimana pikiran atau konsep ajaran keselamatan dari setiap tokoh. Semoga sajian ini dapat menambah waawasan danpengetahuan kita semua. Tuhan memberkati.

II. Pembahasan
2.1. Pengertian Kontroversi
Kontroversi berarti perdebatan, persengketaan dan pertentangan. Dalam hal ini yang digunakan adalah pertentangan yaitu pertentangan pendapat antara seseorang atau suatu kelompok terhadap orang lain atau kelompok lain. Kontroversi dalam hal ini bisa diartikan juga adanya pemahaman yang berbeda terhadap sesuatu hal.  Pada pembahasan kali ini mengacu pada kontroversi mengenai ajaran keselamatan.

2.2. Pengertian Keselamatan
Dari sudut pandangan Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar keluar hukuman menuju pembenaran, dari kematian menuju kehidupan kekal, dari musuh mejadi anak. Dari sudut pandangan manusia, keselamatan mencakup segala berkat yang berada dalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.  Keselamatan juga berarti diselamatkan dari malapetaka yang paling fatal yaitu hukuman pada penghakiman Allah.


2.3. Kontroversi Yesus dengan Pemimpin Yahudi
2.3.1. Ajaran Keselamatan menurut Pemimpin Yahudi

lihat juga:
Ajaran Keselamatan menurt Yesus

Pandangan Bapa-bapa Gereja Golongan Sakramentalisme

Berbicara mengenai bangsa Yahudi dan pemahamannya terhadap firman Tuhan, kita tidak bisa melupakan sejarah pemilihan oleh Allah terhadap bangsa Israel yang dipilih TUHAN menjadi umatNya atau yang sering kita dengar “Bangsa Israel adalah bangsa Pilihan TUHAN’ (Ulangan 14:12).  Kaum Yahudi merasa dirinya adalah umat Allah, umat yang terpilih. Mereka hanya percaya kepada Allah YHWH saja, melakukan perintahNya, menaati hukumNya dan hidup beramal baik. Di lapangan agama, kaum Yahudi adakah bebas, artinya mereka berhak menyembah AllahNya menurut apa yang mereka pahami. Agama Yahudi dipimpin oleh Majelis Sanhedrin, anggotanya terdiri dari imam-imam dan ahli-ahli taurat, 70 orang banyaknya dan diketuai oleh imam besar. Sebagai bangsa pilihan, ada Perjanjian yang diadakan TUHAN kepada bangsa Israel yang mana bangsa Israel harus berpegang pada Perjanjian itu (Keluaran 19:5-6). Isi Perjanjian itu adalah Kesepuluh Firman (Hukum Taurat) yang ditulis pada dua loh batu di Gunung Sinai oleh Musa yang bersumber dari TUHAN sendiri (Keluaran 34:27-28). Kesepuluh Firman tersebut dapat kita lihat pada Kejadian 20:1-17.

lihat Juga:
Pandangan Golongan Gnostik/Intelektualitas tentang keselamatan
Corak Pandangan Bapa-bapa Gereja Golongan Moralisme

Orang Yahudi memaknai keselamatan yaitu hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan itu adalah hidup menurut isi Perjanjian itu. Orang yang taat dan setia memegang Perjanjian, itulah yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi orang yang tidak memegang Perjanjian akan memberontak dan keluar. Oleh sebab itu bagi orang Yahudi, Hukum Taurat landasan dan persekutuan. Hidup dalam persekutuan dan Perjanjian adalah hidup dalam Hukum Taurat (Menaati dan melakukan Hukum Taurat sebagai jalan keselamatan).  Hal ini lah yang juga dipertahankan dan diajarkan oleh para pemimpin Yahudi atau yang dikenal sebagai Sanhedrin.