Pandangan Post-Milenialisme mengenai Kerajaan Seribu Tahun


sebelum membaca artikel ini alangkah baiknya memulai dari Pandangan Pre-Milenialisme tentang Maranata

Pengertian Post-Milenialisme dan Pandangannya

Post-millenialisme berasal dari kata post millenialism yang berarti aliran yang menganggap milenium sebagai periode sebelum kedatangan Kristus kembali. Bagi para penganut posmilenialisme, masa seribu tahun dalam Wahyu 20 bersifat simbolis.


Pandangan ini berdasarkan pada keyakinan bahwa pekabaran Injil akan begitu berhasil sehingga seluruh bumi akan bertobat. Pemerintahan Kristus yang bertempat di dalam hati manusia akan lengkap dan universal.

Lihat Juga: Penerapan Spiritualitas Yesus dalam Lukas

Kalimat, “jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga” akan terwujud. Damai sejaterah akan menang dan kejahatan benar-benar akan di musnakan. Lalu, pada saat pemberitaan Injil mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang kembali, dengan demikian tampaklah bahwa pandangan post milenial ini pada dasarnya merupakan pandangan yang optimistis.

Post-millenialisme menyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sesudah kerajaan Allah didirikan oleh gereja, yaitu pada akhir masa kerajaan seribu tahun. Perpindahan dari zaman gereja ke kerajaan seribu tahun terjadi secara bertahap dengan meningkatnya kebenaran. Seribu tahun adalah zaman keemasan dengan moral yang tinggi dan penuh damai walaupun  kejahatan masih ada.

Harus di catat bahwa penganut postmilenialisme tidak bersifat harfiah mengenai panjangnya periode milenium. Milenium adalah periode waktu yang lama, dan belum tentu seribu tahun kelender. Panjang dari milenium ini akan sulit dihitung karena milenium tidak memiliki titik awal yang jelas. Tidak akan ada satu hari di mana terjadi keadaan damai yang sama sekali tidak ada pada hari sebelumnya, kerajaan itu akan tiba secara bertahap.

Pandangan ini meyakini bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali pada akhir kerajaan 1000 tahun. Kerajaan 1000 tahun bukan secara hurufiah melainkan dengan pekabaran Injil oleh gereja pada masa kini maka akan datang zaman keemasan sampai semua orang bertobat dan dunia akan semakin baik. Postmilenialisme ini percaya dengan sejumlah ayat seperti Mazmur 2:8, 22:28; Yesaya 2:2-4; Daniel 2:35, 44; Mikha 4:1-4, harus genap dulu sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.
Hal yang penting menurut pandangan ini adalah pengajaran Injil yang berhasil. Pesan Injil akan disebarkan ke seluruh dunia dan akan diterima dengan baik, dengan demikian gereja yang agresif pada saat ini akan menjadi gereja yang menang saat yang akan datang. Charles Hodge mengemukakan beberapa pendapatnya, yaitu:

  1. Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama menciptakan pengharapan ini. Salah satu nubuat terdapat pada Yesaya 45:22-25. Walaupun kutipan ini merupakan sebagian dari bacaan yang berbicara mengenai perjanjian Yahwe dengan bangsa-Nya yang terpilih yaitu Israel, kutipan tersebut tampaknya berbicara mengenai penerimaan yang universal terhadap-Nya, dan dengan demikian pemerintahan yang universal oleh-Nya. Khususnya dalam Mazmur 47, 72 dan 110, juga berulang kali berbicara mengenai ke universalan pemerintahan Mesias. 
  2. Yesus berulang kali mengatakan bahwa Injil akan dikhotbakan ke seluruh dunia dan bahwa hal ini akan terjadi sebelum kedatangan-Nya yang kedua. Misalnya, “dan Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bagsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Matius 24:14). 
  3. Perintah agung yang diberikan Kristus kepada para Rasul-Nya setelah kebangkitan-Nya adalah membawa berita Injil ini harus terus berlangsung sampai pada akhir zaman, dan tujuannya adalah untuk membuat semua bangsa menjadi murid, membabtiskan dan mengajar mereka (Matius 28:19-20).


Jadi ide dasar dari doktrin ini, bahwa seluruh dunia perlahan-lahan akan dimenangkan bagi Kritus, bahwa hidup bangsa-bangsa nantinya akan di ubahkan oleh Injil, bahwa orang benar dan kedamaian akan berkuasa, dan berkat Roh Kudus akan dilimpahkan lebih banyak dari masa sebelumnya, sehingga gereja mengalami suatu masa yang penuh kelimpahan sebelum kedatangan TuhanYesus yang kedua kali.

Bagi para penganut postmilenialisme percaya bahwa melalui pengajaran Injil di dunia ini akan menjadi Kristen, dan bersama dengan itu akan timbul perdamaian dan fenomenalainnya dari kerajaan Allah.

Gereja/AliranPenganut Post-Milenialisme
Adapun gereja/aliran penganut faham ini adalah Injili (Evangelical), dimana gereja yang di dalamnya melayani, gereja diundang oleh Kristus untuk mempersembahkan ibadah yang berkenan kepada Allah dan melayani Dia dengan memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa murid-Nya, dengan mengembalakan kawanan domba itu melalui pelayanan firman dan sakramen serta perawatan pastoral sehari-hari, dengan memperjuangkan keadilan sosial dan derita manusia.