Pengantar Kitab Amsal secara Lengkap
KITAB AMSAL
I.
Pendahuluan
Kitab Amsal adalah salah satu kitab sastra
dalam Perjanjian Lama yang berisikan tentang nasihat-nasihat,
pengajaran-pengajaran. Kitab ini disebut sebagai kitab Hikmat. Kitab Amsal ini
terdiri dari 31 pasal. Kitab Amsal berisikan kata-kata hikmat yang mengajarkan
asas-asas dari kehidupan yang dijalankan dengan penuh rasa takut kepada Tuhan.
Di dalam sajian ini akan dibahas mengenai kitab Amsal ini, semoga sajian ini
bermanfaat bagi kita semua.Tuhan Yesus Memberkati.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian
Kitab Amsal
Kitab Amsal Merupakan salah satu
kitab hikmat yang ada dalam Alkitab PL. Kitab Ini merupakan salah satu kitab
yang termasuk golongan atau jenis sastra yang berisi nasihat-nasihat untuk anak
muda.[1] Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan
aneka ragam gaya yang berbeda-beda.[2] Amsal adalah nasehat, pengajaran atau
didikan. Amsal dalam bahasa ibrani misyle yaitu bentuk konstrak jamak maskulin
dari misyelim artinya amsal-amsal. Misyle selomo artinya kitab ini kumpulan
dari amsal-amsal Salomo. Amsal juga ditemukan dalam bentuk masyal artinya “ menyerupai”
, dimana sang guru mengajar degan mempergunakan bahasa simbol atau perbandingan
. [3] Jadi amsal pada mulanya mungkin merupakan
semacam perbandingan, seperti yang sering terdapat dalam Perjanjian Lama : (
Ams 16:24 atau Ams 15:17 ) [4]
2.2.Latar Belakang
Kitab Amsal
Peristiwa-peristiwa aktual dari
sejarah Ibrani hampir tidak memainkan peranan dalam kitab Amsal . Hal ini hanya
menggarisbawahi sifat universal dan nilai hikmat praktis. Hal yang sama juga
berlaku bagi sastra pengajaran orang Mesir dan mesopotamia. Sastra Hikmat
berada di luar ruang lingkup sejarah dalam pengertian bahwa tujuannya adlah
untuk mengajar orang-orang dalam prinsip-prinsip perilaku yang benar . Hikmat
yang bersifat pengajaran berpusat pada 3 lembaga, yaitu keluarga atau marga, istana
raja, dan sekolah-sekolah ahli Taurat . Pengumpulan dan kanonisasi sastra
instruksional sebagian besar merupakan tanggung jawab istana raja di israel dan
di tempat lain di Timur Dekat, karena tradisi hikmat sangat diperlukan dalam
mendidik para pemuda yang dipekerjakan di bidang pemerintahan.
Konteks sejarah untuk pengembangan
tradisi hikmat ibrani meliputi kerajaan kesatuan di bawah Salomo dan bagian
Yehuda dari kerajaan pecah di bawah Raja Hizkia. Hubungan antara orang-orang
bijaksana Ibrani dengan istana raja mengikuti pola yang tetap dikalangan
orang-orang berhikmat di seluruh dunia kuno ( bdg.I Raj 4:30-31). Berhasilnya
peran serta Israel dalam masyarakat internasional sebagai “terang” Allah bagi
bangsa-bangsa bergantung pada kepemimpinan yang benar dan saleh. Orang-orang
bijaksana diserahi tanggung jawab untuk mengajar para pejabat kerajaan mengenai
hikmat agar mereka dapat menjadi pengurus dan pemimpin yang berhasil guna yang
menjadi panutan dalam watk dan perilaku yang saleh.
Pengaruh hikmat juga penting sekali
bagi raja-raja Ibrani untuk mendatangkan keseimbangan dan perspektif bagi struktur perekonomian masyarakat Ibrani,
serta melindungi hak-hak orang miskin dan yang hidup serba kurang ( Ams
31:8-9). Bahkan mungkin sekali pengajaran dari sastra hikmat dipergunakan untuk
melengkapi pembaharuan keagamaan raja-raja Yehuda yang saleh dan takut akan
Allah ( II Raj 18:1-6; II Taw 29-31).
Pelaksanaan hikmat memiliki kegunaan
timbal balik bagi raja-raja Ibrani maupun bagi masyarakat Ibrani . pemerintah
raja menjadi lebih aman dan pasti oleh pengajaran, yang menanamkan rasa hormat
pada wibawa orang-tua dan raja , sementara mutu kehidupan untuk penduduk ibrani
ditingkatkan sewaktu raja menjalankan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan (
Ams 20:28; 24:21; 25:2-7 ) . [5]
Kitab Amsal dilatar-belakangi oleh
sifat yang internasional dan yang religius-etis ; Allah selalu berada di pusat
pemikiran. Kitab ini bersifat eudemonistis juga: “semuanya yang berguna itu
adalah baik”
Pada umumnya sastera hikmah, termasuk kitab Amsal , tidaklah mempunyai hubungan
dengan sejarah Israel. Jadi di sini orang tidak berbicara tentang
perbuatan-perbuatan besar Allah dalam sejarah Israel. Yang penting dalam kitab
ini ialah bagaimana orang bisa hidup sebagai orang yang baik dan saleh menurut
kehendak Allah.[6]
2.3.Tujuan
Penulisan Kitab Amsal
Kita dapat mengatakan bahwa kitab
Amsal ditujukan kepada setiap orang yang cukup bijaksaana untuk mendengar .
Jelas orang bijaksana mau mendengar nasihat sedangkan orang bodoh tidak suka
mendengar . Tetapi tidak seorangpun diantara kita yang sungguh bijaksana atau
sungguh bodoh . Kita kurang lebih bijaksana
atau kurang lebih bodoh, tergantung keadaan. Kadang-kadang orang
bijaksana melakukan hal-hal yang bodoh ,dan orang bodoh melakukan hal yang
bijaksana (17:28). Tujuan kitab Amsal adalah untuk membuat kita menjadi lebih
bijaksana dan meningkatkan keseluruhan daya guna hidup kita.[7]
Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam
kata pengantarnya, yaitu “untuk mengetahui hikmat dan didikan” ( Ams1:2), yang
mencakup pendidikan untuk orang-orang yang belum mempunyai hikmat (ay 4) dan
juga penambahna ilmu bagi orang-orang yang sudah bijaksana (ay 5) . Temanya
“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN” (Ams 9:10; 1:7; 15:33; Ayb 28:28 ).
Dengan kata lain, hikmat bukanlah sesuatu yang menyangkut kepandaian manusia
saja, melainkan sesuatu yang berasal dari Allah . Jadi setiap orang yang ingin
memperoleh hikmat harus bertitik tolak dari iman dan
hormat kepada Allah, satu-satunya sumber hikmat itu.[8]
2.4.Penulis dan
Waktu Penulisan
Umumnya penulis kitab Amsal diyakini
adalah raja Salomo, dengan berbagai pertimbangan, yaitu :
a) Bukti Alkitabiah dari Amsal itu sendiri
(Ams 1:1, 10:1,25:1,dll)
b) Salomo dikenal orang bijak: penulis
nasehat, pepatah, dan nyanyian: 3000 Amsal dan 1005 nyanyian ( 1 Raj 4:32)
c) Salomo adalah orang yang takut kepada
Tuhan ( 1 Raj 3:3)
Selain
nama Salomo ada juga nama-nama lain :
·
Orang bijak dari
Timur ( Ams 22:17-24)
·
Pegawai Hizkia (
Ams 25-29 )
·
Agur bin Yake dari
Masa (Ams 30 )
·
Lemuel dari Masa
(Ams 31)
Menurut Amsal 25:1 , jelas bahwa
kitab Amsal belum selesai sehinnga zaman Hizkia ( 715-686 SM) karena kitab ini
masih dikumpulkan oleh pegawai-pegawainya. Jadi penulisan kitab Amsal sudah
dimulai dari zaman Salomo, tetapi penyuntingan diperkirakan pada zaman Hizkia,
dikemudian hari ditambahkan pasal 30 & 31. Yang jela kitab Amsal sudah
menjadi satu kesatuan pada tahun 500 SM karena sudah terdapat pada kitab Baba
Batra 15a. Yaitu sebuah kitab yang tergolong pada kita deuterokanonik.[9]
2.5. Struktur Isi
Kitab
a.
Prolog : Maksud dan
tema-tema Amsal ( 1:1-7)
b.
Tiga belas ajaran
hikmat bagi kaum muda ( 1:8 - 9:18)
·
Hormatilah orangtua
dan perhatikan nasihat mereka ( 1:8-9)
·
Katakan “Tidak”
kepada semua bujukan orang berdosa ( 1:10-19)
·
Tunduklah pada
hikmat dan takut akan Tuhan ( 1:20-33)
·
Carilah hikmat
dengan pengertian dan kebijaksanaannya (2:1-22)
·
Ciri-ciri khas dan
manfaat hikmat sejati ( 3:1-35)
·
Hikmat sebagai
harta keluarga (4:1-13, 20-27)
·
Bujukan dan
kebodohan kebejatan seksual (5:1-14)
·
Nasihat mengenai
kesetian dalam perikahan ( 5:15-23)
·
Hindari tanggungan
utang orang lain, kemalasan, dan penipuan (6:1-19)
·
Kebodohan yang
sangat dari semua bentuk kebejatan seksual ( 6:20-7:27)
·
Himbauan hikmat (
8:1-36)
·
Hikmat dan
kebebalan diperbandingkan ( Amsal 9:1-18)
c.
Himpunan utama
Amsal-amsal Salomo ( Ams 10:1- 22:16)
·
Amsal-amsal yang
membandingkan orang benar dan orang fasik ( 10:1 - 15:33)
·
Amsal-amsal yang
mendorong hidup orang benar ( 16:1 – 22:16 )
d.
Perkataan tambahan
orang bijak (22:17 – 24:34)
e.
Amsal-amsal Salomo
yang dikumpulkan para pegawai Hizkia ( 25:1 – 29:27)
·
Amsal-amsal tentang
bermacam-macam orang (25:1-26:28)
·
Amsal-amsal tetang
berbagai kegiatan (27:1- 29:27)
f.
Kata-kata hikmat
terakhir ( 30:1- 31:31)
·
Oleh anggur
(30:1-33)
·
Oleh Lemuel
(31:1-9)
·
Mengenai istri yang
bersifat mulia (31:10-31) [10]
2.6.
1.
dan mengesankan
yang mudah dihapalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi
hidup mereka.
2.
Keluarga menduduki
tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti perjanjian Allah
dengan Israel.
2.7.Ciri sastra dalam kitab Amsal banyak Isi Kitab
a.
Peranan Hikmat
dalam Hidup (Ams 1-9)
·
Hubungan anatar
pengajar dengan murid digambarkan seperti
Bapa dengan anakNya (Ams 1:8, 2:1)
·
Murid diharapkan
mampu mengingat, Ingatlah....! Dibantu dengan simbol-simbol.
·
Murid harus mampu
membedakan antara orang yang bijak dengan yang tidak bijaksana, dan juga
resikonya.
·
Hikmat tidak hanya
membentuk manusia agar berilmu, tetapi fokus adalah takut akan Tuhan dan dalam
hidup nyata.
·
Amsal mengajak
murid agar mampu “memilih”. Hikmat sangat dibutuhkan ketika manusia berada
dalam dua pilihan yang sulit. Manusia yang bijak harus mampu menetapkan pilihan
dan mensyukuri pilihan tersebut di dalam Tuhan.
·
Hikmat sering
bersifat persibifikasi, sebelum segala sesuatu ada hikmat sudah ada.
b.
Amsal-amsal Salomo
(10-22)
Ada perkembanagan tradisi hikmat di
Israel khususnya di zaman Salomo, hal ini dipengaruhi oleh hubungan baik antara
Israel dengan Mesir, kemudian juga dipengaruhi oleh keadaan damai, sehingga ada
pembauran administrasi dan juga karena hikmat yang dari Tuhan (1 Raj 3:9-28).
c.
Amsal-amsal orang
bijak (22:17-24:22)
Kumpulan hikmat dari istana,
sifatnya lebih panjang, topiknya banyak, lebih bersifat praktis dan pengaruh
iman Israel tidak dinyatakan secara langsung. Dengarkanlah ayahmu yang
memperanakkan engkau...Jangan menghina ibumu kalau dia sudah tua (Ams 23:22).
Ada persamaan Amsal 22:17-23:11 dengan Kitab Amenemope (Mesir).
d.
Mungkin tambahan: Lebih bersifat sosial dan moral daripada agamawi (24:23-34).
e.
Amsal kumpulan Hizkia (25-29)
Bentuk sastera yang menonjol adalah
perbandingan, sedangkan paralelisme jarang.
Menurut tradisi Yahudi bahwa Hizkia
dan pegawainya adalah penulis Amsal bagian ini.
f.
Perkataan Agur dan
Lemuel (30-31).
Agur dan Lemuel adalah dari suku
Masa (keturunan Ismael Kej. 25:14).
Diterimanya sumber ini sebagai bukti keuniversalan Amsal ini. Jelas ada
perdebatan antara orang bijak dengan kaum skeptis. Kaum Skeptis menghina Allah
dan orang bijak, tetapi orang berhikmat tidak melawan bahkan dia menjelaskan
sumber perlindungan yang ada di dalam dia.
g.
Nasehat seorang ibu
kepada anak agar senantiasa menghindari kesenangan supaya dapat menjadi raja
(Amsal 31). [11]
2.8.Ciri-ciri Khas
Kitab Amsal
Ada
delapan ciri utama menandai kitab ini:
3.
Hikmat, bukan
dikatakan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung
dengan “Takut akan Tuhan” (Amsal 1:7), jadi orang yang berhikmat adalah orang
yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintahNya.
4.
Sebagian besar
nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang
saleh kepada anak-anaknya.
5.
Amsal adalah kitab
yang praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas
untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar.
6.
Hikmat praktis,
ajaran saleh dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk
pernyataan singkat menggunakan kiasan yang hidup, perbandingan dan perbedaan,
ajaran singkat dan pengulangan.
7.
Istri dan ibu
bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab adalah unik dalam sastra kuno,
karena pandangannya tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.
8.
Nasihat berhikmat
dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat
dalam surat-surat PB.[12]
2.9. Tema-Tema
Teologi
1.
Amsal adalah
nasehat atau pengajaran agar lebih memahami arti hidup termasuk kehidupan yang
kekal “Yang sesungguhnya” yang berasal dari Tuhan.
2.
Amsal memiliki banyak
kemiripan dengan nasehat di dunia Timur. Misalnya, Amsal 22:17-23:11 sama
dengan kitab Ameneope dari Mesir, namun sumber dan tujuan Amsal harus jelas
kelihatan yaitu dari Tuhan dan untuk Tuhan.
3.
Amsal juga berasal
dari non Israel. Sebagai bukti bahwa Amsal bersifat universal, dan sekaligus
fakta bahwa Allah mampu mempergunakan siapa saja untuk mengajar dan membentuk
umatNya. Gereja harus mengembangkan sifat tranfransi termasuk bagi orang lain.
4.
Tradisi Amsal
menyadarkan gereja agar tetap melestarikan budaya, mengajar, dan mendidik dalam misi ke- IlahianNya.
Mengajar bukan sekedar tugas tapi sifat, karakter dan kehidupan umat Tuhan.
5.
Hikmat selalu
berkembang selama manusia hidup. Guru hikmat berpesan: “Carilah hikmat maka
kamu akan hidup” (4:4-5), ajarkanlah hukum-hukumKu kepada anak-anakmu (Ulangan
6:7), Hukum Taurat dan hikmat sejalan (1Kor 2:14). Roh (Roma 2:10), Orang bijak
adalah orang yang mendengar dan melakukan perintahKu (Matius 7:24).[13]
2.10.
Makna Kitab Amsal
Bagi Kehidupan Gereja Masa Kini
Makna Kitab Amsal bagi kehidupan
gereja masa kini adalah untuk menjelaskan dengan cermat dan tepat dan mudah diingat, apa yang
dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya. [14]
Dan juga Tradisi amsal yang berasal
dari non israel, sebagai bukti bahwa Amsal bersifat universal, dan sekaligus
fakta bahwa Allah mampu mempergunakan siapa saja untuk mengajar dan membentuk
umatNya. Gereja harus mengembangkan sifat transfaransi termasuk bagi orang
lain. Tradisi Amsal menyadarkan Gereja agar tetap melestarikan budaya,
mengajar, dan mendidik dalam misi ke-IlahianNya. [15]
III.
Refleksi Teologis
Berdasarkan pembahasan kami dari Kitab
Amsal, kami mengutip refleksi teologis dari Amsal 1:7 yang berbunyi “Takut akan
Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan.” Kami mengutip ayat ini, karena setiap ajaran yang diberikan maupun
dituliskan oleh Salomo dalam kitab ini layaknya dapat direnungkan dan
diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sama seperti isi kitab Amsal yang
banyak memberi nasehat dan ajaran agar kehidupan yang kita jalani menjadi lebih
baik. Dan kita juga diajarkan untuk hidup dengan penuh hikmat sesuai dengan
perintah dan ajaran Tuhan.
IV.
Kesimpulan
Kitab Amsal adalah salah satu kitab sastra
dalam Perjanjian Lama dan merupakan sastra hikmat yang banyak memberi pengajaran bagi yang
membacanya. Kitab ini juga berisi pedoman dalam hidup sehari-hari. Kitab ini
berisi perbandingan-perbandingan namun bukan berarti perbandingan dengan
membandingkan, melainkan lebih kepada semacam kiasan. Dalam Kitab Amsal ini
bertujuan mengajarkan cara pandangan hidup
yang benar dalam kehidupan sehari-hari dan juga hubungan manusia dengan
Allah. Kitab ini juga sering menggunakan kata anakKu dengan menyampaikan pengajaran
dan hikmatNya.
V.
Daftar Pustaka
Ludji,
Barnabas .Pemahaman Dasar Perjanjian Lama
. Bandung: Bina Media Informasi , 2009
Lasor
,W.S dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2 :
Sastra dan Nubuat . Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016
Jetron,
Agus Saragih. Kitab Ilahi.Medan:
Penerbit Bina Media Perintis, 2016
E.Hill,
Andrew& John H.Walton . Survei Perjanjian Lama . Malang: Gandum
Mas, 1996
Blommendaal,
J .Pengantar Kepada Perjanjian Lama .
Jakarta: BPK Gunung Mulia , 2018
L.Alden,Robert. Tafsiran Praktis Kitab Amsal .Malang :
LITERATUR SAAT,2011
L.Balker,David.Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2017
C.Stamps,Donald.Alkitab Penuntun Hidup Baru .Malang :
Gandum Mas dan LAI, 2012
[4]W.S. Lasor dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2 : Sastra dan Nubuat , ( Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 2016 ), 89