Arti, Sejarah dan Perkembangan Gereja Pentakosta di Dunia


                                                PENTAKOSTAL


I.                   Abstraksi
Setiap umat Pentakostal percaya bahwa kenyataan pengalaman orang-orang yang percaya saat ini sama dengan seperti yang diterima oleh murid-murid Tuhan pada hari Pentakosta (Kis 2:4). Bagi umat Pentakostal, pengalaman Baptisan Roh Kudus adalah Alkitabiah. Pengalaman ini sejajar dengan pertobatan. Dan bukti dasar dari pertobatan ini adalah berkata-kata dalam bahasa asing (Bahasa Lidah/Glossolalia). Gerakan dan aliran Pentakostalkadang-kadang mereka menyebut diri Pentakosta atau Pantekostamerupakan salah satu diantara berbagai aliran Gereja yang kemunculan dan perkembangangannya spektakuler. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan berikut. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Tuhan memberkati.
II.   Pembahasan
                   2.1. Pengertian Pentakosta
Pentakosta berasal dari bahasa Yunani “Pentekosta” yang artinya hari kelima puluh. Sebutan itu dikenakan pada perayaan yang jatuh pada hari kelima puluh setelah Paskah. Pada hari itu gandum dipersembahkan ( Ulangan 16 : 9). Pentakosta juga diartikan hari turunnya Roh Kudus ke atas para murid Tuhan Yesus di Yerusalem. Dalam lingkungan Kristen, Pentakosta dikenakan pada perayaan hari Gerejawi yang memperingati turunnya Roh Kudus ke atas para murid Yesus dan sebagai  hari berdirinya Gereja Kristus di dunia ini.[1] Pada hari pentakosta, Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikan-Nya ke surga. Menurut Alkitab murid-murid yang berhasil mempertobatkan tiga puluh ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya Gereja Mula-Mula.[2]
       2.2.  Latar Belakang Lahirnya Pentakostal
Steven H, Talumewo dalam bukunya Ia mengatakan bahwa “Gerakan Pentakosta timbul dari aliran Holiness, aliran yang didirikan John Wesley”.[3] Sehingga telah diakui oleh para sejarawan, termasuk dari kalangan Pentakosta, pada umumnya sependapat bahwa gerakan ini merupakan lanjutan dari “Gerakan Kesuciaan (Holiness Movement).[4]Gerakan kesucian adalah langkah awal menuju pembaharuan. Gerakan ini sebagian besar dari gerakan Methodis mencari “Anugerah Kedua” dari Allah, yaitu bahwa orang-orang percaya akan “dikuduskan”  untuk kehidupan kristen yang suci.[5] Gerakan ini bermula pada peristiwa di Topeka. Hal yang penting dari peristiwa Topeka adalah pertama kalinya dibaptis Roh Kudusdikaitkan dengan tanda yang nampak yaitu berkata-kata dalam bahasa asing.[6]Gerakan kesucian ini ingin kembali kegairahan dan kesederhanaan yang terdapat dalam gerakan Methodis pada masa Jhon Wesley, dan menekankan kembali pertobatan secara mendadak yang menjadi cita-cita dalam kebangunan Methodis abad ke-18, serta kesempurnaan Kristen yang dianjurkan dalam teologi Wesley dan yang mula-mula dipertahankan dalam praktik kehidupan jemaat. Untuk membangun kembali hidup kerohanian warga gereja yang telah suam, mereka kembali ke gaya ibadah yang serba bebas  dan yang memberi peluang untuk luapan emosi sebagaimana telah berlaku dalam gerakan kebangunan kedua di Amerika. Lama-kelamaan penganut gerakan kesucian ini keluar dari Gereja Methodis dan membentuk organisasi-organisasi tersendiri.
Menjelang tahun 1900, salah seorang tokohnya yang bernama Ch. F. Parham mengembangkan tiga pokok ajaran yang kemudian hari menjadi ciri gerakan Pentakosta pada umumnya, yaitu penekanan pada Eskatologi pada Baptisan dengan Roh  dan pada Karunia-Karunia Roh, karunia bercakap-cakap dalam Bahasa Roh (Karunia Lidah), sebagai tanda seorang menerima Baptisan Roh. Dengan demikian gerakan Pentakosta merupakan cabang gerakan kesucian, tetapi dengan penekanan khusus pada Karunia-Karunia Roh.[7] Awal kemunculan Pentakostal ketika ditengah ibadah pada tanggal 31 Desember 1900. Pada  tanggal 1 januari 1901, salah satu muridnya Agnes N. Ozman menerima Baptisan Roh Kudus yang diikuti Berbahasa Lidah asing.[8]Agnes tiba-tiba bisa berbahasa Cina, yang tak pernah dipelajarinya, ditambah dengan lingkaran cahaya pada wajah dan kepalanya. Beberapa hari kemudian hal yang sama terjadi atas murid-muridnya yang lain, jadi Agnes Ozman adalah orang pertama pada zaman modern ini berhasil mengupayakan dan memperoleh pengalaman Berbahasa Lidah (Glossolalia) sebagai tanda telah dibaptis dengan Roh Kudus peristiwa inilah dipandang awal dari gerakan Pentakosta.[9]
 Pada tahun 1914 kaum Pentakostal pada umumnya masih berada dalam lingkaran gerakan kesucian. Sementara itu gerakan Pentakostal semakin meluas, bagi mereka ada tiga tahap atau jenis berkat yaitu pembenaran, penyucian, dan Baptisan Roh. Tapi ada diantara Gereja-Gereja kesucian itu merasa makin mendesak oleh gerakan Pentakosta serta menilainya sebagai ajaran dan praktik yang sesat. Tahun 1906 sudah kelihatan perbedaan pemahaman yang mengarah pada pertikaian dan perpecahan. Perbedaan itu berkisar pada tidaknya ‘Berkat Kedua’, untuk mengatasi perbedaan itu tersebut diadakan pertemuan Raya di kota Hot Springs, negara bagian Arkansas pada tahun 1914. Disini disepakati bahwa kesucian itu memang harus dikejar disepanjang hidup, tetapi bukan merupakan suatu berkat atau tahapan tersendiri yang senilai dengan pertobatan dan Baptisan Roh. Dan dari sinilah lahir organisasi Gereja Pentakosta yang pertama, The Assemblies Of God (Gereja Sidang Jemaat Allah) yang kemudian mengklaim diri sebagai Gereja Pentakosta terbesar di AS.[10]
2.2.1. Awal Kemunculan Versi Pertama: Parham di Topeka
Seperti yang disinggung di atas, upaya penetapan awal gerakan Pentakostal pada zaman modern ini pada umumnya mengacu pada serangkaian pertistiwa di Topeka, negara bagian Kansas, Amerika Serikat, yang berpusat pada diri Pendeta Charles Fox Parham. Pada saat itu terjadi hal yang luar biasa menurut Parham ketika murid-muridnya serentak menjawab bahwa bukti dari Baptisan Roh Kudus adalah Berbahasa Lidah (Glossolalia) yang kemudian pada tanggal 1 Januari 1901, murid Parham yang bernama Agnes N. Ozman memperoleh baptisan Roh, dimana dia bisa berbahasa lain dan hal itu dialami murid-murid yang lain juga. Dan hal itu dipandang sebagai awal gerakan Pentakostal. Setelah kejadian itu, Parham lalu mengutus murid-muridnya menyebarluaskan Pentakostal melalui perjalanan dan khotbah-khotbah.[11]
2.2.2. Awal Kemunculan Versi Kedua: Seymour di Los Angeles
Peristiwa Pentakostal berikutnya yang menggemparkan dan menentukan bagi perkembangan dan masa depan gerakan Pentakostal, terjadi di Los angeles tanggal 9 april 1906. Beberapa hari sebelumnya, Seymour berkhotbah di beberapa daerah tentang Baptisan Roh, tetapi beberapa jemaat menolak mendengar khotbahnya lebih lanjut. Tetapi ada beberapa warga yang mengundang berkhotbah di rumah mereka. Setelah berkhotbah tiga hari berturut-turut, Roh Kudus turun dan terdengar bahasa lidah di kawasan itu. Peristiwa itu tersiar ke seluruh penjuru negeri. Banyak yang mengemukakan reaksi yang mencemooh, tetapi banyak juga yang minat akan hal itu. Sehingga semakin banyak jemaat yang berdatangan untuk beribadah dengan jumlah yang besar lalu mereka menyewa sebuah bangunan bekas gedung gereja Methodis di Azusa Street tersebut.[12]
2.3. Ciri-ciri Pentakostal
Pentakosta ingin menghidupkan kembali semangat asli, yang mula-mula terdapat dalam jemaat Kristen pada zaman rasuli. Roh Kudus sendiri tidak berubah sejak itu, sehingga orang percaya masih boleh mengharapkan segala karunia-Nya. Sebab itu, golongan-golongan Pentakosta menitikberatkan soal bernubuat, berbahasa Roh, menyembuhkan orang sakit, dan lain sebagainya.[13] Orang-orang yang berbicara dalam bahasa lidah dan ini diidentifikasi sebagai bukti dari Babtisan Roh Kudus.[14]Sama seperti aliran kesucian, gerakan Pentakosta tidak merasa bahwa mereka telah menciptakan suatu doktrin atau standar yang baru. Dengan mengkhotbah “Injil Sepenuhnya” mereka merasa hanya menekankan kembali ajaran yang sudah ada:
1.      Penekanan Alkitabiah tentang keselamatan dan pembenaran iman yang yang diajarkan oleh tokoh-tokoh reformasi.
2.      Doktrin kedatangan Kristus kembali sebelum kerajaan 1000 tahun damai (Premilenial) yang diajarkan oleh Jhon Nelson Dary dan Group Plymouth Brethern di abad ke-XIX.
3.      Penekanan pada kesembuhan Ilahi sebagai akibat dari ajaran A.J.Gordon, A.B. Simpson, dan Alexander Dowie dari Zion Illinois.
4.      Doktrin yang dinyatakan oleh orang-orang Holiness adalah bahwa Baptisan Roh Kudus dapat memberikan kuasa kepada orang percaya untuk hidup berkemenangan dan bersaksi secara efektif. Dan dengan karunia Roh Kudus menyanggupkan orang percaya untuk melakukan hal-hal yang Supranatural/Mujizat yang menyediakan kapasitas rohani yang jauh lebih hebat daripada kemampuan alamiah yang dapat dilakukan.[15]
Adapun Ciri-ciri lain yang dapat dilihat dari Pentakostal yaitu:
·         Kebaktian yang serba-bebas
·         Pemakaian Alkitab secara “spontan”
·         Tidak dipertanggung jawabkan secara ilmiah
·         Pembangunan jemaat melalui kegiatan kebangunan rohani yang meliputi dorongan untuuk bertobat dan hidup suci..
·         Anggapan bahwa dalam lingkungan jemaat perlu ada Karunia Lidah dan juga Karunia Kesembuhan sebagai tanda-tanda Kesucian.[16]

2.4.  Lambang atau Simbol Pentakosta
images.png
Pentakosta artinya hari ke-lima puluh sesudah paskah. Dirayakan sebagai hari turunnya Roh Kudus. Sejak abad ke III secara umum dirayakan oleh Gereja. Hari ini juga diperingati sebagai kelahiran Gereja, di mana kuasa Roh Kudus Gereja dilengkapi untuk melaksanakan tugas pengutusannya kepada bangsa-bangsa.
Warna dasar                            Merah
Lambang/logo                         Lidah-lidahapi dan burungmerpati
Warna merpati                         Putih Perak
Lidah-lidahapipinggirnya        Kuning
Artinya : Di sini, ketujuh Lidah Api yang menyimbolkan ketujuh Suluh Api yaitu tujuh Roh Allah (Wahyu 4:5) membentuk lingkaran yang menghadirkan Kekebalan, Keabadian. Merpati yang menukik dan LidahApi menunjuk kepada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2: 2-3). Hari Pentakosta (hari ke- 50 sesudah Paskah, hari minggu ke 7 sesudah Paskah).[17]
2.5.  Paham-paham Pentakostal
                 Pernyataan Iman Sidang Jemaat Allah di Inggris yang berbunyi sebagai berikut[18]:
Kami Percaya
Pada Alkitab sebagai Firman Allah yang diilhamkan tidak bisa salah dan merupakan tata-tertib yang lengkap bagi Iman, kegiatan  dan prilaku;
Pada keesaan dari Allah yang benar dan hidup, yang dinyatakan di dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, Roh Kudus;
Pada kejatuhan manusia;
Pada keselamatan melalui iman kepada kristus;
Pada Baptisan dengan cara diselamkan ke dalam air;
Pada Baptisan di dalam Roh Kudus dengan tanda awalnya berupa berbicara dalam bahasa lain (Bahasa Lidah);
Pada kesucian hidup dan prilaku;
Pada pemulihan dari penyakit lewat penyembuhan ilahi;
Pada pemecahan roti (perjamuan Kudus);
Pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua  kali sebelum kerajaan seribu tahun;
Pada penghukuman Kekal, yang merupakan bagian dari semua yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan;
Pada Karunia-Karunia Roh Kudus dan Jabatan-jabatan yang ditetapkan di dalam Gereja sebagaimana di catat di dalam Perjanjian Baru.
Pentakosta memiliki pokok-pokok ajaran mereka sendiri seperti berikut ini:
1. Alkitab
Alkitab dipahami sebagai Firman Allah yang diilhamkan dan dinyatakan Allah kepada manusia, untuk menjadi tata tertib bagi iman dan perilaku.
2. Allah
Allahyang benar dan hidup itu sebagian besar kaum pentakostal menyakini bahwa Allah yang esa, yang menyatakan di dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, Roh Kudus. Ke dalam ketiga nama inilah dibaptis setiap orang yang sudah menyatakan imannya.
3. Keselamatan
Diyakini sebagai sebuah buah kasih karunia Allah yang ditawarkan kepada manusia melalui pemberitaan dan ajakan menyatakan penyesalan dan mohon pengampunan kepada Allah, dan iman kepada Kristus. Manusia diselamatkan melalui permandian kelahiran-kembali dan pembaharuan oleh Roh Kudus.
4. Baptisan
                        Baptisan terdiri atas dua jenis:
1.      Baptisan Air : yakni lambang kematian dan penguburan kemanusiaan yang lama, dengan cara menyelamkan kedalam air orang yang sudah menyatakan pertobatan dan percaya sungguh-sungguh bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.
2.      Baptisan Rohdan Api: Setiap orang percaya dilayakkan untuk-dan harus dengan sungguh-sungguh mengharapkan dan memperoleh Baptisan Roh dan Api yang dijanjikan oleh Bapa sesuai dengan perintah Tuhan Yesus.
5.   Berbahasa Lidah.
Baptisan atas orang-orang percaya di dalam Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara dalam Lidah (Bahasa lain), sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah kepada Para Rasul ( Kis. 2:4).
6.      Perjamuan Kudus (Pemecahan Roti).
Yang terdiri dari unsur Roti dan air buah Anggur, adalah lambang yang mengungkapkan keikutsertaan di dalam kodrat ilahi dari Tuhan Yesus Kristus, pengenangan atas penderitaan dan kematianNya dann nubuat atas kedatanganNya kedua kali.
7.   Kesucian Hidup Dan Perilaku Secara Menyeluruh.
Sebagai pewaris gerakan kesucian (Kendati kemudian bayak kalangan kesucian yang membedakan diri dari kaum Pentakosta), sebagian besar kaum pentakostal tetap  mempertahankan kesucian sebagai pokok ajaran penting. Kesucian menyeluruh adalah kehendak Allah bagi semua orang percaya, dan harus sungguh-sungguh dikejar dengan cara berjalan didalam ketaatan pada Firman Allah.
8.      Penyembahan Ilahi (Penyembuhan Rohani).
Merupakan salah salah satu dari Karunia Roh yang pada prinsipnya diberikan pada semua orang percaya, tetapi dalam praktiknya hanya diperoleh orang-orang tertentu. Parham dan sejumlah kalangan Pentakostal lainnya memahami penyembuhan Ilahi ini sebagai bagian atau lanjutan dari penyucian.
9.      Akhir Zaman: Kedatangan Kristus Kedua kali, PemerintahanNya Seribu Tahun Dan Langit-Bumi Baru.
Kaum Pentakostal pada umumnya yakin bahwa sesuai dngan  janji Kitab Suci, Yesus Kristus akan datang kembali dan memerintah dalam kerajaan seribu tahun di dunia ini, sambil memulihkan dan menyelamatkan bangsa Israel. Setelah kerajaan seribu tahun itu, barulah turun langit dan bumi baru di mana kebenaran akan tinggal menetap. Mereka yang telah diselamatkan, yaitu yang sudah bertobat, beroleh kasih karunia pembenaran, dan hidup dalam kesucian akan menikmati kehidupan yang kekal, sedangkan yang fasik akan menerima penghukuman yang kekal.
10.  Gereja.
Diyakini sebagai tubuh Kristus, tempat Allah berdiam melalui RohNya dengan serangkaian ketetapan Ilahi dalam rangka memenuhi amanat agungNya.
11.  Ibadah Dan Upacara Gerejawi.
Gereja-gereja Pentakostal beribadah secara teratur pada hari minggu, ditambah dengan beberapa pertemuan ibadah lainnya. Tidak diperlukan tata ibadah yang sangat rinci dan baku, dan juga sebelumnya tidak diperlukan nats dan tema Khotbah, karena menghambat pekerjaan Roh Kudus.[19]Walaupun tidak ada tata ibadah yang baku, tapi ada semacam pola dan unsur –unsur yang dibuat ketika ibadah rutin tiap hari Minggu yaitu:
1.      Doa pembuka
2.      Pujian Sukacita (Sekitar 2-3 nyanyian)
3.      Penyembahan Singkat
4.      Lagu penyambut Firman Tuhan
5.      Doa Firman
6.      Kolekte Pertama
7.      Firman Tuhan
8.      Berdoa dan Bernyanyi
9.      Persembahan Kedua
10.  Pengumuman
11.  Doa penutup
12.  Doa Berkat.[20]

2.6. Tokoh-tokoh Pentakostal
2.6.1. Charles Fox Parham (1873-1929)


Charls F. Parham lahir pada tanggal 4 Juni 1873 di Muscatine, Amerika Serikat. Orangtuanya bernama William dan Ann Maria Parham. Setelah kelahirannya, mereka pindah ke Selatan, Cheney, Kansas. Parham memiliki 4 saudara laki-laki namun ia sedih karena ibu yang dia cintainya meninggal. Hal ini membuat hati parhan kecil menjadi patah semangat. Ketika ibunya mengucapkan selamat tinggal kepadanya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, dia menatap Farham dan berkata “Charles, baik-baik ya”. Ketika Parham berumur 9 tahun, dia menderita rematik yang mengakibatkan peradangan dan waktu tu juga dia masuk sekolah pelayanan. Ia menyadari keberadaan Tuhan. Parham percaya bahwa pertobatan yang sunguh-sungguh haus terjadi dalam hati orang yang betobat. Suatu ketika, Parham dalam perjalanan dan meragukan pertobatan, namun ia dikuatkan pertobatannya dengan menyanyikan sebuah lagu dan ia berkata “ada seberkas sinar dari langit yang terangnya melebihi pancaran sinar matahari, bagaikan sambaran kilat sinar itu menembus dan menggetarkan setiap jaringan dalam dirinya”. Lewat pertobatatannya yang  dramatis, Parham melayani sebagai guru sekolah minggu. Dia mengadakan kebaktian umum pertama pada usia 13 tahun dengan hasil yang nyata ia membangun gedung sekolah minggu di Pleasent dekat Tonganoxie Kansas. Parham menikah dengan seorang gadis yang kaya. Sewaktu mereka masih sekolah, mereka bekerjasama untuk sebuah rencana an tujuan dalam sebuah pelayanan. Saat mengadakan kebakian di Kansas,, Parham menullis surat kepada Sarah Thislewaiti dan mengajak menikah, akhirnya mereka menikah pada tanggal 31 desember 1896 di rumah kakek Sarah. Mereka dikaruniai dua orang anak yaitu putaranya Claude dan putrinya Ester Marie.[21]
Parham pada mulanya adalah pendeta Episcopal Methodist Church di Linwood, Kansas. Dia juga adalah direktur sekolah Alkitab Bethel di Topeka, Kansas. Disitulah dia mempelajari ajaran kesucian sebagai berkat atau karunia kedua. Tetapi kemudian dia meninggalkan gereja itu karena menurut dia ajaran dan praktik gereja sudah kurang menekankan kesucian hidup dan peranan dan karunia Roh kudus. Alasan lain adalah karena pada waktu yang sama, pada dasawarsa 1898-an, Parham juga mengadakan kontak dengan kelompok-kelompok yang menekankan berbagai unsur yang lebih radikal, lalu mendalaminya. Lalu Parham membuka wisma penyembuhan (Ilahi) Bethel pada tahun 1898 di Topeka. Pada tahun 1900 Parham menyelenggarakan perjalanan pelayanan kesucian dan penyembuhan ke berbagai kota AS. Parham membeli sebuah gedung, persis diluar kota dan membuka sekolah Alkitab Bethel menjelang akhir 1900 yang bernama”Stone’s Folly”.[22]
Suatu waktu Parham mengajar di kelas dan membahas Kisah Para Rasul 2 mengenai tanda-tanda kepenuhan Roh Kudus dengan berbahasa Roh. Parhan meninggalkan sekolah dan berkhotbah di tempat lain. Sebelum pergi, Parham memberi tugas kepada siswa untuk menyelidiki bukti-bukti atau atau tanda Baptisan Roh Kudus. Setelah Parham kembali, ia menagih tugas tersebut. Sungguh mengherankan, siswa menjawab dengan serentak bahwa bukti dari baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dalam Bahasa Lidah. Mereka mendapatkan hal ini dari empat kejadian yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:4, 10:46, 19:6 dan 1 Korintus 14:1-33. Bersamaan dengan penemuan kebenaran ini, Parham dan murid-muridnya mengadakan kebaktian malam penutupan pada 31 Desember 1900 yang berlangsung hingga subuh 1 Januari 1901. Pada kebaktian itu, ada siswa yang bernama Agnes N. Ozman yang meminta kepada Parham supaya menumpangkan tangan padanya supaya memperoleh Baptisan Roh Kudus dan tiba-tiba Agnes bisa Berbahasa Cina (Tionghoa), bahasa yang tidak pernah dipelajarinya. Selama tiga hari ia berada dalam situasi tersebut sehingga harus berkomunikasi secara tulisan dan menulis aksara Cina. Hal yang sama juga terjadi pada semua siswa dan pada akhirnya dialami Parham sendiri.[23]
2.6.2. William J. Seymour (1870-1922)

Seymour dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1870 di Centerville, dari pasangan bernama Simon dan Phylis seymour, seorang mantan budak yang mendidik dirinya sebagai seorang baptis. Dia adalah seorang yang berkulit hitam yang menjadi pemimpin Azusa Street. Pada masa mudanya William sering mendapat penglihatan dari Tuhan dan dia rajin mempelajari Alkitab. Pada usia 25 tahun, dia pindah ke Indiapolis dan disana ia bekerja sebagai pembawa barang di stasiun kereta api dan seorang pelayan di sebuah restoran mewah. Disana dia bergereja bersama orang yang di Indiapolis di gereja Episkopal Metodis dengan jemaat berkulit hitam.Pada tahun 1900 dia pindah ke Cincinati, Ohio dan mendaftarkan diri di sekolah Alkitab Holines yang menekankan kekudusan, kesembuhan Ilahi, dan pengharapan akan adanya kebangunan rohani di seluruh dunia oleh Roh Kudus sebelum kedatangan Tuhan kedua kalinya. Seymour mendengar saat Tuhan memanggil dirinya menjadi seorang pengkhotbah, tetapi dia menolak sampai dia akhirnya terkena cacar, dia merasakan bahwa penyakitnya ini membuat mata kirinya buta. Setelah dia sembuh dia sembuh dia merasa bahwa penyakitnya ini merupakan hukuman akibat tidak mematuhi panggilan Tuhan. Dia segera menerima untuk ditahbiskan menjadi seorang pengkhotbah. Pada tahun 1903-1905, dia menerima beberapa permintaan untuk berkhotbah di beberapa Gereja.[24]
Di Houston, dia berjumpa dengan sorang wanita yang berkulit hitam, ibu Lucy Craw, yang mengaku dapat berbahasa Lidah saat menyertai Charles F. Parham dan keluarganya pergi ke Kansas. Ibu Lucy adalah seorang guru yang mengajar bagi keluarga itu. Sebelumnya, di Topeka, seorang Agnes N. Ozman juga dapat berbahasa Lidah yang dimana Parham menyatakan bahwa inilah bukti pertama kebangkitan Pentakosta. Seymoar belum pernah mengalami hal ini sebelumnya, tetapi dia berkhotbah bahwa hal tersebut akan tiba. Setelah Parham berada di Houstan, Seymour bermaksud untuk mempelajari hal ini lebih lanjut. Tetapi Parham adalah fanatik dan dia tidak mengizinkan Seymour untuk duduk di kelasnya bersama dengan murid-muridnya yang berkulit putih. Seymour memutuskan untuk duduk di lorong di depan pintu masuk dan mendengarkan kuliah Parham. Semua ajarannya sangat berarti secara teologis.
Suatu hari Seymour menerima sepucuk surat dari Gereja Kecil di los Angeles. Salah satu anggota jemaat Gereja tersebut pernah mendengar khotbah Seymour saat kunjungan ke Houston. Para jemaat disana meminta supaya ia menjadi Pendeta  disana. Dan mereka melampirkan selembar tiket kereta api di dalam surat itu. Seymour tiba dan berkotbah mengenai pesan-pesan Pentakostalnya di sebuah rumah yang dijadikan tempat kebaktian tema yang dibawa Seymour adalah “Bahasa Lidah”. Setelah sebulan berdoa dan berpuasa secara terus menerus, Roh Kudus pun turun menguasai sekelompok jemaat itu. Beberapa orang diantaranya mereka bisa berbahasa Lidah pada bulan April 1906. Selama tiga hari mereka berteriak dan menari-nari memuji Tuhan sehingga orang berdatangan sampai tempat itu tidak mampu menampung Jemaat pengunjung. Akhirnya kebaktian di pindahkan di jalan Azusa no 311. Pada awalnya dewan Pers dan Pimpinan Agama menolak gerakan ini dan menganggap Karunia-Karunia Roh dramatis lainnya seperti Penyembuhan, Nubuat, dan Bahasa Lidah dianggap sebagai lelucon yang patut di pertanyakan. Tetapi bukan hal inilah yang sebenarnya Seymour tekankan, tapi ia menekankan betapa pentingnya Baptisan Roh Kudus.[25]
Bahasa Lidah merupakan salah satu tanda yang dapat menerima oleh setiap orang yang sudah di Baptis, tapi bukan hal inilah yang merupakan bukti nyata hadirnya Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tertulis dalam Kisah pararasul 2, Seymour yakin bahwa Mujizat sesungguhnya terjadi pada hari Pentakosta adalah tercurahnya Roh Kudus yang penuh kasih ke atas 3000 orang dari berbagai bangsa dunia yang menerima injil pada hari itu. Karunia Bahasa Lidah merupakan suatu cara untuk berkomunikasih dengan kasih, bagi Seymour hal terpenting adalah kasih dapat mempersatukan orang-orang yang berkulit hitam dan berkulit putih dan mempersatukan orang-orang yang berasal dari Indian, Tiangkok, dan Amerika Selatan. Dia mengatakan bahwa bila orang-orang tidak mempraktikan kasih seperti tertulis dalam 1 kor 3. Saymour mengatakan “Tidak peduli berapa banyak Bahasa Lidah yang kau miliki, tidak ada artinya bila engkau tidak di baptis dalan Roh Kudus”. Seymour berpendapat bahwa Yesus menghapus garis pembatas perbedaan kulit di Gereja Kristus.
Pada akhir tahun 1906 terdapat sembilan aliran Pentakosta di Los Angless, tampak tidak bermasah tetapi beberapa diantaranya tidak saling berhubungan baik. Usaha Seymour mempersatukan berbagai ras tidak berjalan dengan baik. Dimana-mana terjadi pemisahan diri, dan orang-orang lebih menekan pentingnya Bahasa Lidah serta “Tanda-Tanda Ilahi”lainya dari pada persatuan sebagai bukti dari Baptisan Roh Kudus. Pada tanggal 13 Mei 1908, Seymour menikahi Jennie Evans Moore. Seorang jemaat Gereja yang berdidi kasih Clara Lum, sekretaris Azusa Street Mission. Gerakan Pentakosta terus berkembang. Pada tahun 1914, gerakan ini telah ada di setiap kota Amerika dengan anggota 3000 ribu orang atau lebih.[26]
2.7. Kritik dan Tantangan Pentakosta
Gerakan Pentakosta yang bersifat radikal dan emosional yang membuat, akan ada kemungkinan mengundang banyak kritikan dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ada banyak pendeta yang mengkritik ajaran Pentakosta, setelah melihat gerakan tahun 1906. Alma White dari Gereja “Pillar Of Fire” menyebut bahwa Seymour dan Parham “Penguasa Sodom”. Ia mengatakan orang-orang yang berkata-kata dalam Bahasa Roh itu sedang mengucapkan “kata-kata Setan”. Polemiknya melawan gerakan Pentakosta di publikasihkan pada tahun 1936 dengan judul “Demon dan Tongue”. Penentang yang lain adalah penkotbah Holiness yang terkenal W.B. Godbey, melihat ketidakteraturan kebaktian yang dipimpin oleh Seymour. Godbey menyebut bahwa orang-orang Azusa adalah “Pengkotbah-Pengkotbah Setan”, Dukun, dan lain sebagainya. Dengan Pandanganya tersebut itu mempengaruhi sebagian besar pengikut Gereja Holiness untuk menolak berita pentakosta.
Gerakan Pentakosta ini bukan saja mengalami kritikan dari luar saja tetapi juga dari dalam. Seorang tokoh W.H. Durham sebelumnya ia adalah pendeta dari Gereja Nort Avenue Mission yang terkenal di Chicago Illinois. Pada tahun 1917 Durham mengunjungi kebaktian di Azusa dan dia menerima Doktrin Pentakosta. Kalau dulunya ia sering berkotbah tentang pandangan kesucian Jhon Wesley sejak kembalinya dari Azusa, Los Angless. Ia tidak mengkotbahkan hal itu. Pertentangan timbul lagi saat Durham menyampaikan Khotbah dalam Konferensi Pentakosta di Chicago. Waktu ia menyangkal “Penyucian” sebagai langkah kedua dari anungrah tetapi merupakan “Karya Sempurna Kristus”.
Pandangan ini di dasarkan pada pekerjaan Kristus yang telah selesai di Golgata. Pandangan ini menentang konsep Wesley tentang “Sisa Dosa” dalam diri orang-orang percaya. Ia mengajarkan bahwa seseorang telah di sucikan secara sempurna pada saat pertobatan dan tidak membutuhkan “Pekerjaan Kedua”. Ini timbul karena pengaruh “Theologia Oberlih” yang dikembangkan oleh Charles G. Finney. Mulai saat itu Theologia Pentakosta terbagi menjadi dua. Seymour (Tokoh kebaktian di Azusa) tidak menyetujui ajaran Durham, demikian juga Parham. Ajaran Durham itu hanya di didukung oleh ratusan Gerja independen yang terbesar di seluruh Amerika Serikat.[27]
2.8. Perkembangan di Dunia
Gerakan yang dimulai pada 1 januari 1901 dalam sekolah Alkitab di Topeka, Kansas, Amerika Serikat yang dipimpin oleh Charles Parham. Parham berpendapat bahwa Alkitab tidak hanya mengajar Baptisan Roh, tetapi juga Baptisan Roh disertai Bahasa Lidah. Agnes N. Ozman mengalami Baptisan Roh menurut pendapat Parham setelah ia menumpangkan tangannya ke atas kepalanya (dikemudian hari Parham terkenal juga karena mempunyai karunia penyembuhan).[28]
Beberapa hari kemudian hal yang sama yang terjadi dengan muridnya yang lain dan akhirnya Parham sendiri mengalami Baptisan Roh tersebut. Setelah itu, gerakan Pentakostal mulai disebarkan, tetapi kemajuannya belum terlalu besar. Yang lebih menggemparkan dan lebih menentukan bagi perkembangan dan masa depan gerakan Pentakostal terjadi di Los Angeles pada tanggal 9 April 1906. Beberapa hari sebelumnya , Willian  Seymour berkhotbah di sebuah jemaat dari Gereja Baptis. Setelah mendengar kothbahnya tentang Baptisan Roh, jemaat itu menolak mendengar kotbahnya lebih lanjut. Tetapi beberapa warganya mengundangnya berkotbah di rumah mereka. Setelah berkhotbah tiga hati berturut-turut, “Roh Kudus turun” dan terdengarlah “Bahasa Lidah” di kawasan itu. Peristiwa itu segera tersiar ke seluruh penjuru negeri. Banyak yang mengemukakan reaksi mencemooh bahkan menolak, tetapi tak sedikit yang menaruh minat besar. Akibatnya jumlah peserta perkumpulan itu dengan cepat membengkak sehingga mereka menyewa sebuah gedung bekas Gereja Metodis di Azusa Street.[29]
Tidak lama kemudian, Azysa Street menjadi pusat gerakan Pentakosta yang terbesardari sana ke segala pelosok Amerika. Florence Crawford membawa berita Pentakosta ke Amerika Utara dan Barat. Ia sebelumnya adalah pekerja di bawah pengawasan William Seymour. Ia mengambil nama “Apostolic Faith” dari pelopor Pentakosta tersebut. Gerakan ini berkembang menjadi satu dominasi, walaupun tidak berhubungan lagi dengan kelompok Parham. Sebelumnya, ia telah disembuhkan dari penyakit mata dan paru-paru. Dari pengalaman ini, ia mengadakan penginjilan ke daerah-daerah Amrika Utara dan Barat sampai ke negara bagian Minesota.
G.B Chaswell membawa berita Pentakosta ke bagian selatan Amerika Serikat. Ia berasal dari Dunn. Ia adalah bekas pendeta Metodis. Pada tahun 1903, ia bergabung dengan gereja Holiness. Tetapai pada tahun 1906 ia tidak mengikuti konferensi tahunan, malahan pergi ke Azusa. Banyak orang yang simpatik dan berdoa bagi kepergiannya. Setibanya di Los Angless dia melihat Wiliam berkotbah dan orang yang hadir pada umumnya adalah orang negro (orang berkulit hitam) dan ia merasa tidak enak. Kemudian ia meninggalkan tempat itu, namun semakin ia meninggalkan tempat itu semakin pula ia ingin menghadiri kebaktian itu. Dan pada akhirnya ia ikut kebaktian. Pada kebaktian pertama seorang negro yang muda datang dan menumpangkan tangan keatas kepalanya, dan berdoa untuk Baptisan Roh Kudus. Hal ini mengakibatkan ada sesuatu yang memasuki tubuhnya. Setelah beberapa kali mengikuti kebaktian kesombongannya mulai menghilang, rasa nasionalisme mulai hilang. Setelah itu ia mulai berbahasa asing. Setelah memperoleh pengalaman di tempat itu, ia kembali ke kampung halamannya di Dunn. Lalu ia menyewa satu bangunan tua yang bertingkat tiga, bekas gedung tembakau untuk tempat kebaktian. Kebaktian dimulai pada tanggal 31 Desember 1906.
Salah satu orang yang berpengaruh dalam penyebaran ajaran Pentakosta adalah Carles H. Mason, seorang pelayan Baptis dari Mempis. Mason percaya bahwa Allah mencurah hal-hal yang Supranatural yang dinyatakan kedalam mimpi-mimpi dan penglihatan. Mason dan teman-temannya pergi ke Azusa dan mereka sangat senang melihat Seymour memimpin kebaktian yang kebanyakan dihadiri oleh orang-orang berkulit putih. Selama tiga minggu mereka di Los Angless dan mereka mengalami penglihatan-penglihatan, yaitu berkata-kata dalam berbagai Bahasa. Sekembalinya Mason dan kawan-kawan di California, dominasi terbagi dua yang menerima ajaran Pentakosta dibawah pimpinan Mason dan yang menerima dibawah pimpinan Young. Mason dan pengikut-pengikutnya memakai “Church Of God In Christ” dan pimpinan Young memakai nama “The Church Of Christ”. Setelah diadakannya reorganisasi, maka “Church Of God In Christ”berkembang dengan pesat menjadi Group Pentakosta Negro yang terbesar di dunia. Karena Mason mempunyai pengaruh yang besar, maka banyak pengkotbah-pengkotbah kulit putih dilantiknya.
Selanjutnya perkembangan di Eropa, Thomas Barrat, seorang pendeta Nurwegia, seorang bekas pendeta Methodis di Olso, Norwegia. Ia lahir di inggris, lalu pada umur 4 tahun ia pindah ke Norwegia bersama kedua orang tuanya. Pada tahun 1905 ia mengunjungi Azusa Street dan menghadiri pertemuan kelompok di New York. Disana ia menerima Baptisan Roh Suci dan berkata-kata dalam Bahasa Asing. Di Norwegia pada tahun 1907, Thomas Barrat berkothbah dari suatu tempat ke tempat lain dengan membawa berita Pentakosta. Barrat juga mengunjungi Finlandia pada tahun 1911 dan itu sangat berpengaruh di seluruh Eropa. Barrat melakukan kebaktian di gedung olahraga di Norwegia dan kebaktian itu dihadiri oleh umat berbagai macam dominasi gereja dan banyak yang mampu menampung 1500-2000 orang, diantara mereka yang menerima Baptisan Roh Kudus. Kemudian pada tahun 1916 Barrat membangun “Philadelphia Church sebuah Gereja terbesar, setelah Gereja Protestan di Norwegia. Di Belanda R.G Polman menerima Baptisan Roh Kudus pada tahun 1907. Kemudian suaminya juga menerima Baptisa Roh Kudus pada tanggal 06 oktober 1907. Sejak saat itu tempat berkebaktian mereka “Immanuel Haus” menjadi pusat dari Gereja Pentakosta di seluruh Belanda.
Gerakan Pentakosta di Brazil  mulai masuk pada tahun 1901. Ketika Louis Francesson dari Amerika Serikat mengunjungi Sao Paulo dan mendirikan Gereja Pentakosta. Dalam waktu singkat Anggota Gereja itu menjadi 5000 orang. Selain Louis, Daniel Bey Da Gunner Wingreen, dua penginjil keturunan Swedia-Amerika datang ke para, Brazil. Mereka mengorganisir perkembangan gerakan Pentakosta dan mendirikan Sidang-Sidang Baru. Perkembangan Pentakosta di Australia sedikit lambat dikarenakan beberapa penginjil yang mengadakan kebaktian kebangunan rohani di sana diantara lain: Smith Wigglesworth (1920). Amiee Semple Mc.Pherson (1922) dan A.C Valdez (1925). Organisasi Pentakosta pertama di Australia bernama “Apostolic Faith Mission” terbentuk pada tahun 1927 dan bermarkas di Melbourne Utara. Seorang Misionaris bernama Netti Moo membawa aliran Pentakosta ke China. Ia berkotbah di Mocue dihadapan sekelompok Misionaris Baptis  dan CMA beserta orang-orang pribumi China. Mereka dibaptis dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam Bahasa Asing. Pentakosta di Asia, Aliran Pentakosta Asia muncul di India, di bawah pimpinan Paudita Ramaibai. Pelayanannya di mulai dengan membangun panti asuhan untuk yatim piatu dan para janda. Mereka setiap hari diajak berdoa terus-menerus, meminta kuasa dari tempat yang maha tinggi. Tiba-tiba pendeta dipenuhi Roh Kudus sama seperti yang terjadi di Amerika Serikat, yang mereka sebut Baptisan Api pada tahun 1908.
Pentakosta di Indonesia, dimulai dari dua Misionaris dari Amerika Groesbeck dan Van Claveren memperkenalkan ajaran Pentakosta pertama kalinya ketika mereka mendarat di Bali pada tahun 1921 mereka dikirim oleh “Bethel Temple Inc” di Seatle, Washigton, Amerika Serikat. Saat pengutusan Mereka ke Indonesia di tandai dengan Mujizat Allah. Dimana seorang Janda mengidap penyakit tumor disembuhkan secara ajaib. Akhirnya ia mempersembahkan korban untuk ongkos perjalanan misionaris itu ke Indonesia. Banyak orang Bali datang dan membawa orang-orang sakit untuk disembuhkan, bahkan orang berpenyakit kusta di sembuhkan.Namun ada juga yang tidak senang. Mereka mengancam kedua misionaris itu dan hendak melancarkan niat jahatnya suatu malam. Tetapi mereka merasa terkejut dan ketakutan karena mereka melihat seorang malaikat berjaga-jaga di dekat rumah kedua misionaris itu. Setelah bekerjasama dengan Van Bon Evangelisme, kedua misionaris ini diberi kesempatan mengajarkan doktrin Pentakosta, yaitu Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, Yesus adalah tabib yang hebat, Yesus adalah Pembabtis dengan Roh Kudus, dan Yesus adalah Raja yang akan datang. Pada tahun 1924-1926, putera-puteri Indonesia anatara lain: Julianus Repi, alex Tambuwun, Yan Lumenta, Efraim Lennusa, G.A Jokom, R.O Manindam, dan wim Mamahit, serta yang lainnya dipenuhi oleh Roh Kudus dan menjadi pelayan-pelayan Tuhan. Pada tahun 1932, keluarga W.W Petterson, utusan Injil dari Bethel Temple, membuka Sekolah Alkitab yang mendidik banyak hamba Tuhan Pentakosta dan telah mencetak banyak lulusan Hamba Tuhan, Penginjil, dan Guru-Guru yang tersebar di seluruh Nusantara.[30]
IV.Daftar Pustaka
       Sumber Buku:
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 2016
Berkhof, H.,& Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
Curtis,Kenneth. dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja,Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012
De Jonge, Christian.Gereja Mencari Jawab, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1993
Hollenweger, W. J.,The Pentecostals, London: SCM, 1972
Lane,Tony.Runtut Pijar. Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015
Rachman,Rasid.Hari Raya Liturgi.Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009
S, Jonar.Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: Andi, 2014
Samuel, Wilfred J.,Charismatic Folk Christianity, Malaysia : Sabah Theologia Sminary, 2013
Talumewo,Steven H., Sejarah Gerakan Pentakosta.Yogyakarta : Yayasan ANDI, 1988
Weitjens, Th. Van Den End J., Ragi Carita 2,Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012
Wellem, F.D.,Kamus Sejarah Gereja,Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2011

Sumber lain:
http://m.biokristi.sabda.org/william-seymour diakses pada tanggal 20 Oktober 2018
http://m.biokristi.sabda.org/william-seymour diakses pada tanggal 20 Oktober 2018
http://nataliyanagigih.blogspot.com/2010/04/bapak-pentakosta-charle-parham diakses pada tanggal 20 Oktober 2018
http://www.gpibhosea.or.id/index.php/tentang-kami/2015-04-08-10-13-42/101-simbol/169-Pentakostadiakses pada tanggal 20 Oktober 2018.
Wawancara dengan Gembala Jemaat Pdt. Daniel Palit, di GPDI Anugrah, Jl.Pardede No.46 Sunggal pada tanggal 04 November 2018
Di kutipdariDosenBerthalynaTarigan, Pada tanggal 30 oktober 2018.




[1] F.D.Wellem,Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2011), 350.
[2]Rasid Rachman,Hari Raya Liturgi, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009), 88.
[3] Steven H. Talumewo, Sejarah Gerakan Pentakosta, (Yogyakarta : Yayasan ANDI, 1988), 3.
[4] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia, 2016), 206.
[5]Kenneth Curtis , dkk,100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012), 147.
[6]Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia, 2016), 407.
[7]Th. Van Den End J. Weitjens, Ragi Carita 2, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 270-271.
[8]Wilfred J. Samuel, Charismatic Folk Christianity, (Malaysia : Sabah Theologia Sminary, 2013), 17.
[9]Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 214.
[10]Ibid, 220.
[11]Ibid, 214-215.
[12]Jans S.Aritonang,Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 217.
[13] H. Berkhof & Enklar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 331.
[14] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015), 218.
[15]Steven H. Talumewo, Sejarah Gerakan Pentakosta, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1988), 5-6.
[16]Th. Van Den End J.Weitjens, Ragi Carita 2,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 270.
[17]http://www.gpibhosea.or.id/index.php/tentang-kami/2015-04-08-10-13-42/101-simbol/169-Pentakostadiakses pada tanggal 20 Oktober 2018.
[18]W. J. Hollenweger, The Pentecostals, (London:SCM, 1972), 520.
[19]Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, 231-237.
[20]Wawancara dengan Gembala Jemaat Pdt. Daniel Palit, di GPDI Anugrah, Jl.Pardede No.46 Sunggal pada tanggal 04 November 2018.
[21]http://nataliyanagigih.blogspot.com/2010/04/bapak-pentakosta-charle-parham diakses pada tanggal 20 Oktober 2018
[22]Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, 214-215.
[23]Jonar S., Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: Andi, 2014), 407.
[24]http://m.biokristi.sabda.org/william-seymour diakses pada tanggal 20 Oktober 2018.
[25]Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, 217.
[26]http://m.biokristi.sabda.org/william-seymour diakses pada tanggal 20 Oktober 2018.
[27]Steven H. Talumewo, Sejarah Gerakan Pentakosta, (Yogyakarta : Yayasan Andi, 1988), 55-58.
[28]Christian de Jonge, Gereja Mencari Jawab, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1993), 52
[29]Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, 217.
[30]Steven H. Talumewo, Sejarah Geragan Pentakosta, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1998), 17-30.