Arti, Makna dan Hakekat Kerajaan Allah dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul


Arti, Makna dan Hakekat Kerajaan Allah dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul

I.                   Pendahuluan
Istilah tentang Kerajaan Allah sudah sangat sering kita dengarkan di dalam  Perjanjian Baru. Setiap Injil memiliki pemahaman makna Kerajaan Allah yang berbeda.Namun perbedaan dan makna itu menjadikan makna Kerajaan Allah semakin jelas. Dalam sajian kali ini, penyaji akan memaparkan konsep Kerajaan Allah itu menurut Lukas dan Kisah Para Rasul serta refleksinya dalam Era Revolusi Industri 4.0. Semoga sajian ini dapat menambah pengetahuan kita dan kita memahami bagaimana itu arti dan makna Hakekat Kerajaan Allah. Tuhan Yesus Memberkati.

Lihat Juga: Doktrin Kristologi secara Lengkap

II.                Pembahasan
2.1.             Makna Dan Hakekat Kerajaan Allah
Kerajaan Allah adalah istilah pokok pemberitaan Yesus. Kerajaan  Allah ini sebagai berita gembira, karena Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang sekonyong-konyong datang seperti bencana tetapi tumbuh seperti benih. Kenyataan ini menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah hasil usaha manusia tetapi sekalipun demikian, bukankah manusia tidak bisa atau tidak berusaha untuk masuk kedalamnya atau memilikinya, karena kehadiran Kerajaan Allah adalah penyelamatan atas ciptaan termasuk manusia.[1] Kerajaan Allah adalah pemerintahan tertinggi Allah, namun pemerintahan Allah terwujud dalam tahap-tahap yang berbeda-beda sepanjang sejarah penebusan. Oleh karena itu, manusia masuk kedalam wilayah pemerintahan Allah dengan mengalami berkat-berkat pemerintahanNya dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan Allah adalah zaman yang akan datang yang lazim disebut dengan sorga. Waktu itu kita akan mengalami suatu berkat-berkat pemerintahanNya dalam kepenuhan yang sempurna. Akan tetapi Kerajaan itu ada di sini dan dapat kita nikmati sebagian berkat-berkat pemerintahanNya secara nyata. Kerajaan Allah sama sekali bukanlah suatu kenyataan rohani atau kenyataan yang ada sekarang; Kerajaan Allah seluruhnya merupakan kenyataan masa mendatang dan bersifat adikodrati.[2] Dari pemaparan diatas secara sederhana dapat membantu untuk menemukan definisi Kerajaan Allah, yakni pemerintahan Allah. Tetapi pemerintahan Allah bukanlah tentang suatu daerah, melainkan menyatakan bahwa dalam segala hal Allah adalah pemerintah tertinggi.

2.2.            Kerajaan Allah menurut Injil Lukas
Baca juga: Kerajaan Allah menurut injil Yohanes

Didalam beberapa perikop injil Lukas (Lukas 4:43; 8:1; 9:1) menunjukkan bahwa pokok mengenai Kerajaan Allah terlihat dalam pemberitaan Yesus bahkan sesudah bangkit dari kematian, Yesus dikisahkan tetap masih berbicara tentang Kerajaan Allah.[3]Dalam injil Lukas istilah yang dipakai yaitu “Basileia tou teou”.Alasan Lukas menuliskan ini ditujukan kepada orang yang kebanyakan bukan Yahudi.Karena orang-Orang bukan Yahudi tidak keberatan dalam penulisan hal itu.Dimana dilihat dari pelayanan Yesus sewaktu hidup.[4]Lukas berbicara tentang Kerajaan Allah sebanyak 35 kali dalam injil nya.[5]Penekanan Lukas terhadap sejarah Kerajaan Allah membuat adanya perbedaan pengutipan pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allahdalam Markus 1:14-15 dengan Lukas 4:14-15, dimana Lukas mengutip secara berbeda dengan Matius lakukan, Lukas tidak mengabaikan pemberitaan tentang kerajaan Allah sebagai pokok pemberitaan Yesus. Hal tersebut akan menjadi jelas jika membaca Lukas 4:43; 8:1 dan 9:11.[6] Dalam injil Lukas bahwa kerajaan Allah telah tiba dan kerajaan itu dinyatakan melalui perbuatan, pemberitaan, dan pengajaran Yesus(4:31;8:1). Lukas juga menekankan bahwa Kerajaan Allah itu Kekal (1:33), diberikan kepada orang-orang miskin (6:20). Oleh sebab itu kerajaan itu harus diberitakan oleh para murid kepada semua orang (9:2;11). Kerajaan itu adalah pemberiaan Allah (12:32;22:29).[7]Dalam ungkapan “ Kerajaan Allah dalam injil Lukas lebih menekankan  aksi atau tindakan Allah daripada pemberitaan tentang Kerajaan Allah itu sendiri, dalam perkataan Lain, tekanan yang sangat Kuat tentang kerajaan Allah itu terletak dalam diri Yesus sebagi wakil Allah yang melaluiNya pemerintahan Allah itu terwujudkan.[8]
Didalam Lukas (4:43) dikatakan bahwa Yesus datang untuk mengkhotbahkan Kerajaan Allah untuk hakikat dari amanatNya. Bagi dia kerajaan Itu sekaligus mempunyai tiga makna:
1.      Kerajaan adalah suatu masa lampau. Abraham, Ishak dan Yakub berada dalam kerajaan Allah dan mereka telah hidup berabad-abad yang lalu (Luk 13:28)
2.      Kerajaan Itu adalah juga masa kini, “Kerajaan itu,” kataNya “berada diantara kamu, atau dalam dirimu,” (Luk 17:21) bahwa Kerajaan Allah itu ada dalam hati orang-orang; ia tidak menghasilkan hal-hal baru, tetapi manusia-manusia baru. Kerajaan itu bukanlah suatu revolusi dalam hal-hal material yang dapat kita lihat, tetapi adalah revolusi di dalam hati manusia.
3.      Kerajan itu adalah masa depan. Ia adalah sesuatu yang berasal adalah untuk itu kita harus terus-menerus berdoa.[9]
           Dengan demikian maka kerajaan itu ada masa lampau, masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini dapat kita lihat dalam Luk 17:21, ketika orang farisi bertanya kepada Yesus tentang kerajaan Allah yang  akan datang . Lalu Yesus menjawab, bahwa kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan ia ada disini atau ia ada disina, sebab Kerajaan Allah itu adalah dintara Kamu.[10]Maka menurut Lukas, tidak boleh dikatakan bahwa kerajaan Allah dalam waktu dekat.Tetapi sekaligus berlaku bahwa tiap saat ada kemungkinan bahwa kerajaan Allah datang dalam waktu dekat, sebab itu perlu para murid berjaga-jaga dan waspada, (Luk 12:35-48).[11]Oleh karena itu injil Lukas menekankan kehadiran Kerajaan Allah  pada masa kini. Kehadirannya itu telah nyata dalam pelayanan-Nya di tengah masyarakat Yahudi. Pemenuhan Kerajaan Allah dalam kemegahan dan kemulian masih dinantikan dimasa depan.[12]
2.3. Kerajaan Allah dalam Kisah Para Rasul
Dalam kitab Kitab Kisah Para Rasul kita melihat dalam pasal pertama bahwa Tuhan Yesus berbicara tentang kerajaan Allah. tentang Kerajaan Allah ini Tuhan Yesus selalu membicarakanya dalam pengajaran-pengajaranNya, dan juga selama 40 hari antara kebangkitan dan kenaikan-Nya, Yesus berbicara kepada Murid-Nya (tentang Kerajan Allah).[13]Didalam Kisah Para Rasul terdapat 7 kali kata pengulangan kata Kerajaan Allah dan 2 kali kata kerajaan.[14]Dalam pemberitaan kerajaan Allah di Kisah Para Rasul tidak lepas dari injil Lukas yang dimana Lukas menekankan bahwa pemberitaan kerajaan Allah dititikberatkan dalam kitab Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul 1:6-8). Ketika para Murid Yesus bertanya tentang kedatangan kerajaan Allah hal ini serupa yang dilakukan oleh Orang Farisi ketika bertanya kepada Yesus dalam injil Lukas dimana Tuhan menjawab “Tidak perlu mengetahui waktuknya” sehingga Tuhan Yesus menekankan bahwa bukan waktu kedatangan kerajaan penting bagi mereka, melainkan tugas dan kesaksian tentang Tuhan Yesus, jadi dalam Kisah Para Rasul pemberitaan kabar mengenai Yesus Kristus yang sekaligus merupakan pemberitaan Kerajaan Allah.Senada dengan penonjolan Kerajaan Allah sebagai pokok pemberitaan, dapat menentukan peranan dari Firman Allah. Kabar baik mengenai Kerajaan Allah membawa sekaligus perwujudan apa yang dikabarkan. Kepada penyembuhan-penyembuhan, tumbuhnya persekutuan Jemaat, sehingga hal ini persekutuan jemaat menjadi nyata dalam Kerajaan Allah, Firman Allah bukan sesuatu yang mati, melainkan sesuatu yang memulai memperlihatkan pemerintahan Allah.[15]Dalam istilah perjanjian Baru pada umunya berarti pemerintahan Allah di masa sekarang atas manusia yang percaya. Namun disini tekananya pada dunia baru Allah yang akan dinikmati oleh orang percaya ke segala bangsa dimasa yang akan datang.[16]Untuk itu maka Tuhan mengutus murid-murid menjadi saksi-saksi dan bentara-bentara Kerajaan Allah yang dicurahi oleh Roh Allah untuk mencapai pengharapan Akan kerajaan ini.[17]Pokok mengenai Kerajaan Allah ini juga tidak terlepas dari Dua ucapan malaikat yang tiba-tiba hadir sesudah jam Yesus naik ke Surga, menurut mereka, bahwa Yesus akan datang kembali sebagaimana ia pergi, Kedatanganya itu mengingatkan pada pembaca pada ramalan di dalam Lukas bahwa pada saat kedatangan-Nya kembali Kerajaan Allah secara genap akan dipulihkan.[18]Kedatangan kerajaan-Nya, Kisah Para Rasul 1:3b. Hal ini mengacu kepada pemerintahan Allah atas hati dan kehidupan orang yang percaya kepada-Nya (Mat.6:33; 1 Yoh.3:1-9; Rm.14:17). Jika kita membaca keempat Injil, kita akan mendapati bahwa para rasul memiliki pandangan politik yang kuat atas kerajaan itu dan terutama memperhatikan kedudukan dan hak-hak mereka. Sebagai orang Yahudi yang loyal, mereka ingin mengalahkan musuh-musuh mereka dan membangun suatu kerajaan yang kokoh di bawah pemerintahan Mesias sebagai raja mereka. Mereka tidak menyadari bahwa pertama-tama harus ada perubahan spiritual di dalam hati bangsa itu (Luk.1:67-69). Tuhan Yesus tidak memarahi mereka karena mereka “banyak tanya” mengenai kerajaan yahudi yang akan datang (Kis.1:6). Bagaimanapun juga, Ia telah membuka pikiran mereka untuk memahami kitab suci (Luk.24:44). Jadi, seharusnya mereka sudah mengerti apa yang mereka tanyakan itu. Tetapi Allah tidak mengungkapkan kepada kita jadwal-Nya, maka sia-sia saja kalau kita berspekulasi. Yang penting bukanlah ingin tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi justru bergiat pada masa kini untuk menyebarkan berita tentang Kerajaan rohani Allah. Inilah penekanan lain dari Kisah Para Rasul.[19]
III.             Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Allah dalam Lukas lebih memberi tekanan pada tindakan dan aksi dalam pelayanan Yesus, Lukas menyatakan bahwa pemerintahan Allah itu kini sedang berlangsung didalam pelayanan Yesus, didalam Dia ada keselamatan telah datang dan menjadi efektif.Itulah berita kerajaan yang kini telah hadir. Dalam kisah para rasul Kerajaan Allah itu yaitu menekankan bahwa bukan waktu kedatangan kerajaan penting bagi mereka, melainkan tugas dan kesaksian tentang Tuhan Yesus, jadi dalam Kisah Para Rasul pemberitaan kabar mengenai Yesus Kristus yang sekaligus merupakan pemberitaan Kerajaan Allah.

IV.             Daftar Pustaka
Barclay, William,Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Lukas,Jakarta:BPK-GM, 2011.
Brink,H.V.D,Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul,Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1996.
Drane, John,Memahami PB, Jakarta:BPK-GM, 2000.
Drewes,B.F.,Satu Injil Tiga Pekabar,Jakarta: BPK-GM, 1998
Gutrie,Donald,Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta: BPK-GM, 2001.
H., Bavikck,Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Baru, Jakarta:GM, 2007.
Hakh,Samuel Benyamin,Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-injil Sinoptik,Bandung: Jurnal Info Media, 2007.
Ladd, George Eldon, Injil Kerajaan, Malang: Gandum Mas, 1994.
Leks,Stefan,Tafsir Injil Lukas, Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Marshall, I Howard,Luke Historian & Theologian, Great Britain: Paternoster Press,1997.
Pasaribu,Marulak,Eksposisi Injil Sinoptik, Malang:Gandum Mas, 2005.
Santoso, David Iman,Theologi Lukas Dan Inti Sari dan Aplikasinya, Malang: LITERATUR  SAAT, 2010.
Sutama, Adji A.,Mengapa Kamu Mengadah Ke Langit,Jakarta:BPK-GM, 2010
Tambur,Kareasi H.,Pedoman Penafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Jakarta:LAI, 2008.
Wiersbe, Warren W,Dinamis Di dalam Kristus Bandung: Yayasan Kalam Hidup2002.



[1]Donald Gutrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 27
[2]George Eldon Ladd, Injil Kerajaan, (Malang: Gandum Mas, 1994), 24-25
[3] David Iman Santoso Theologi Lukas Dan Inti Sari dan Aplikasinya, (Malang: LITERATUR  SAAT, 2010),59
[4]John Drane, Memahami Pb,(Jakarta:BPK-GM,2000),43
[5] Stefan Leks, Tafsir Injil Lukas,(Yogyakarta: Kanisius,2003),285
[6] Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-injil Sinoptik,(Bandung: Jurnal Info Media, 2007),24-25
[7]Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik,(Malang:Gandum Mas, 2005),174
[8]I Howard Marshall, Luke Historian & Theologian,(Great Britain: Paternoster Press,1997),129
[9] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Lukas,(Jakarta:BPK-Gunung Mulia,2011),77
[10] Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-injil Sinoptik,(Bandung: Jurnal Info Media, 2007),54-55
[11] B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar,(Jakarta:Gunung Mulia,1998),77
[12] Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-injil Sinoptik.57
[13] H.V.D Brink, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul,(Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1996),25
[14] H. Bavikck H,Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Baru,(Jakarta:GM,2007),23
[15]B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar,286-287
[16]H.V.D Brink, Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul,
[17]Kareasi H. Tambur, Pedoman Penafsiran Alkitab Kisah Para Rasul,(Jakarta:LAI,2008),407
[18]Adji A. Sutama, Mengapa Kamu Mengadah Ke Langit,(Jakarta:BPK-GUNUNG MULIA,20110,79
[19] Warren W. Wiersbe, Dinamis Di dalam Kristus (Bandung: Yayasan Kalam Hidup2002)11-12.