Pengantar Kitab Yeremia secara Lengkap


Kitab Yeremia
Kitab Yeremia adalah nabi peratab yang bernubuat untuk bangsa Israel
Kitab Yeremia

Dalam kanon Alkitab, kitab Yeremia berada pada urutan ke 24 di perjanjian lama.Yeremia adalah nabi pilihan Allah, nabi sejati. Allah telah mengenal nabi Yeremia bahkan sejak sebelum ia dilahirkan dan menetapkannya sebagai nabi bagi bangsa-bangsa (Yer 1:5). Bagaimana akan kitab Yeremia ini akan di bahas pada artikel ini. Tuhan Yesus Memberkati

Arti Nama Kitab Yeremia
Nama Yeremia berasal dari bahasa Ibrani Yeirmeyahu yang berarti Yahwe meninggikan. Nama Yeremia mungkin berarti “Allah meninggikan”. Nama itu boleh jadi merupakan harapan orang tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 654 SM.[1] Ia adalah anak Imam Hilkia dari Anatot, meskipun tidak ada bukti secara langsung, Yeremia diduga keturunan Abyatar, Imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot (bnd 1 Raja-raja 2:26-27).[2]Hilkia berasal dari keturunan iman-imam (dari keturunan Abyatar).Yeremia dipanggil kira-kira pada tahun 626 SM tepat pada tahun ketiga belas masa pemerintahan raja Yosia.[3]


Latar Belakang Kitab Yeremia
Panggilan Yeremia datang pada waktu yang sangat strategis. Yosia sudah naik tahta, Yehuda pada usia delapan tahun, tetapi ketika dia mencapai usia dua puluh tahun (628 SM), dilaporkan bahwa ia mulai membersihkan Yehuda dan Yerusalem dari pengaruh penyembahan kafir (2 Tawarikh 34:3-27). Panggilan Yeremia merupakan suatu masa pengharapan, karena pembaharuan rohani yang sedang berlangsung, dan juga merupakan masa bahaya, karena musuh yang baru mulai menampakkan diri.Pengharapan itu tidak lama bertahan, karena pembaharuan oleh Yosia berakhir pada waktu dia gugur dalam pertempuran di Megido. Selama dua puluh lima tahun yang masih sisa di Negara Yehuda yang merdeka, putra-putra Yosia hanya memerintahkan atas kerajaan Timur. Selama periode yang tragis, Yeremia terus-menerus mengumumkan firman Tuhan. Di samping penghancuran kota dan bait suci Negara Yehuda juga dilumpuhkan karena pendudukan di deportasi. Sekalipun pernyataan dari beberapa nabi di Yehuda mengatakan bahwa ini merupakan puncak dari hukuman Tuhan dan bahwa sesudah itu situasi akan menjadi baik, nubuat Yeremia benar-benar terbukti ketika pada tahun 589 Zedekia memberontak, sehingga menyebabkan tentara Babilonia kembali ke Yerusalem untuk tujuan menghancurkannya.[4]

Penulis dan Waktu Penulisan
Gambar nabi Yeremia yang meratapi bangsa Pilihan Tuhan
nabi Yeremia

Yeremia merupakan salah satu dari beberapa kitab Perjanjian Lama yangmemberikan informasi mengenai penulisannya. Pada tahun 605 SM, sesudah Yeremia bernubuat selama lebih daripada dua puluh tahun, Allah memerintahkan kepadanya untuk mencatat perkataan nubuatnya (36:1-3). Yeremia memakai seorang katib untuk menulis sementara ia mendiktekan  perkataannya (36:4). Gulungan naskah ini dibacakan di hadapan raja, yang kemudian membakarnya, tetapi salinan yang kedua dari gulungan itu dibuat kemudian (36:32).[5]

Kitab ini menunjukkan bahwa Yeremia seringkali disebut “Nabi Peratap”, merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (Yer 8:21, 9:1).Sifatnya yang lembut ini menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, iman dan raja dan sebagian bangsa Yehuda.Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani.Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat dengan setia ini melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesame warga Yehuda bawha hukuman Allah makin dekat.[6]

Yeremia memang adalah orang yang takut kepada Allah, yang peka akan pengaruh-pengaruh rohani, yang dapat merasa secara dalam, bijaksana dan jujur dalam penilaiannya. Ia mengikuti jalan pikirannya, yang senantiasa didukung oleh roh yang ingin berbakti dalam dirinya. Perjalanan yang dekat dan pribadi dengan Allah adalah inti pengertian Yeremia tentang tugas seorang nabi. Hal ini berpangkal pada cara yang khas pribadi dengan mana Allah mengajarkan panggilan dan pengangkatannya (1:5). Gagasan ini didesakkan padanya oleh keterpencilannya sebagai akibat dari mengkhotbahkan amanat yang tidak disukai dan yang ditolak oleh banyak orang (Mis 11:19-23).Perasaan ketidakmampuan pribadi Yeremia (1:6) membuatnya lebih peka dari nabi yang mana pun tentang adanya orang yang mempunyai amanat berlawanan.[7]

Penulis kitab Yeremia adalah Yeremia sendiri.[8]Yeremia ditulis pada tahun ke empat pemerintahan Yoyakim (kira-kira 605 SM). Allah secara khusus memerintahkan Yeremia untuk mencatat segala sesuatu yang telah ia katakan kepadanya sejak masa pemerintahan Yosia (Yer 36:1-3). Gulungan pertama ditulis Barukh sebagai respon terhadap perintah ini dan tampaknya merangkumkan masa pelaunan Yeremia selama dua puluh tahun pertama. Mungkin gulungan ini berisi apa yang sekarang tercatat dalam Yeremia 1-25, yakni yang menanti Yehuda dan Yerusalem karena kemerosotan moral dan spiritual mereka.[9]

Yeremia sejak pemanggilannya menerima banyak Firman Tuhan dan memberitahukannya kepada bangsa Yehuda.Kadang-kadang dia membuat tindakan-tindakan bersifat simbolis untuk menguatkan firman itu, tetapi tindakan demikian selalu diikuti dengan penjelasan lisan.Tugas pokoknya ialah mengumumkan kehendak Tuhan melalui perkataan-perkataan yang diucapkannya.Kitab Yeremia berisi beberapa kelompok syair yang rupanya dikumpulkan dan digubah dengan sengaja dan bijaksana. Setiap syair menggambarkan suatu unsur lain dari satu tema, dan nada perkembangan-perkembangan pikiran yang jelas. Selama kehidupan Yeremia, beberapa kumpulan nubuat-nubuatnya dibuat dan syair lain ditulis tanpa dihubungkan dengan satu kumpulan dan juga Barukh yang membuat bagian yang terbesar dari tugas ini. Barukh mulai melayani Yeremia pada tahun 605, ketika Yeremia mendiktekan kepadanya kumpulan nubuat-nubuatnya yang pertama, dan waktu mereka berdua dipaksa pergi ke Mesir sesudah pembinasaan kota Yerusalem dan pembunuhan Gedalya pada tahun 587, Barukh masih melayani Yeremia.[10]

Kitab ini menerangkan bahwa Barukh, juru tulis itu menuliskan nubuat-nubuat Yeremia (36:32) dan mengatakan bahwa “lagipula masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu”.Agakanya Barukh pada umumnya bertindak sebagai juru tulis bagi Yeremia dan pergi bersamanya turun ke Mesir (43:6).[11]


Tujuan Penulisan Yeremia
Yeremia adalah nabi yang dengan tegar hati menyampaikan Firman Tuhan tentang penghancuran Yehuda dan Yerusalem oleh bangsa Babel karena dosa-dosa umat Allah, sekalipun ia sendiri dalam hati kecilnya tidak mau menyampaikan kabar buruj itu. Tujuan pemberitaannya adalah agar umat Allah di Yehuda kembali bertobat dan hidup sesuai kehendak Allah, sebagaimana yang telah diatur dalam Hukum Taurat.[12] Selain itu kitab Yeremia juga ingin menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat, Yeremia menyatakan hukuman Allah yang pasti terjadi dan tidak terelakkan ketika umatnya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firmannya, serta untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri dan nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi. Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia yang dialamatkan kepada Yehuda (2:29, Yer 2:1-29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (Yer 46:1-51:64).Nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (pasal 30-33; Yer 30:1-33:26).[13]

Ciri-ciri Kitab Yeremia
Ciri-ciri khas sastra Yeremia adalah adanya tiga kategori utama yang disebut sebagai jenis A, B, dan C. Jenis A terdiri atas ucapan-ucapan nubuat yang ditulis dalam bentuk syair.Jenis B terdiri atas narasi sejarah mengenai Yeremia.Jenis C adalah wacana prosa dalam kitab itu.[14]

Ciri-ciri dari kitab Yeremia adalah sebagai berikut:
  1. Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab para nabi
  2. Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan lebih mendalam dan terperinci dibandingkan nabi PL lainnya.
  3. Kitab ini syarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari “nabi peratap” itu karena pemberontakan Yehuda kendatipun berita Yeremia itu keras ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah, namun kesetiannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan paling mendalam karena Allah terluka.
  4. Salah satu kunci ialah “murtad” (dipergunakan delapan kali) dan “tidak setia” (dipakai sembilan kali), serta tema yang muncul ialah hukum Allah yang tidak terelakkan lagi atas penolakan dan kemurtadan.
  5. Satu-satunya pernyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep “Perjanjian Baru” yang akan ditetapkan Allah dengan umatnya yang setia pada saat pemulihan kelak (31:31-34).
  6. Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian yang patut diingat.
  7. Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia lebih banyak daripada semua bagian lain di Alkitab.[15]

Struktur Kitab Yeremia
Struktur kitab Yeremia adalah sebagai berikut:
A.    Panggilan dan penugasan (1:1-19)
B.     Firman nubuat Yeremia kepada Yehuda (2:1-33:26)
   1. Nubuat-nubuat penghukuman (2:1-29:32)
  • Kemurtatad Yehuda yang disengaja dan kehancuran yang mendatangkan (2:1-6:30)
  • Kebodohan dan kemunafikan religious Yehuda (7:1-10:25)
  • Ketidaksetiaan Yehuda kepada perjanjian (11:1-13:27)
  • Hukuman dinubuatkan, syafaat dan kesepian dan dosa-dosa Yehuda (14:1-17:27)
  • Dua perempuan bersifat nubuat dan sebuah rata (18:1-20:18)
  • Penghukuman raja-raja jahat, nabi-nabi palsu dan Yehuda (21:1-24:10)
  • Penawaran Babel (25:1-29:32)
    2. Berbagai nubuatan tentang pemulihan (30:1-33:26)
  • Luasnya pemulihan Allah akan umatnya (30:1-33:26)
  • Janji tentang perjanjian baru dan ilustrasi iman
  • Tunas keadilan bagi Daud
   3. Peranan Yeremia sebagai nabi penjaga (34:1-45:5)
  • Pernyataan kepada raja Zedekia tentang perlawanan yang akan datang
  • Pelajaran dari orang Rekhap
  • Gulungan kitab Yeremia dibakar dan Yeremia dipenjarakan dua kali
  • Nubuat Yeremia tentang jatuhnya Yerusalem tergenapi
  • Pelayanan Yeremia setelah jatuhnya Yerusalem
  4. Firman nubuat Yeremia kepada bangsa-bangsa
  • Mesir (46:1-28)
  • Filistia (47:1-7)
  • Moab (48:1-47)
  • Amon (49:1-6)
  • Edom (49:7-22)
  • Damsyik (49:23-27)
  • Arab (49:34-39)
  • Elam (49:34-39)
  • Babel (50:1-51:64)[16]

Tema-tema Kitab Yeremia
Adapun tema-tema teologi dari kitab Yeremia sebagai berikut:

1.      Allah berkuasa dalam sejarah
Kondisi politik Israel dan bangsa lain ditemukan oleh kekuasaan Allah. Kekalahan Yoyakim dan kemenangan Nebukadnazer adalah sebuah scenario tentang kekuasaan Allah.Allah memakai bangsa-bangsa untuk memperlihatkan kekuasaannya dalam menjadi Israel sebagai umat Tuhan.

2.      Allah berkarya dalam hukuman
Hukuman melalui serangan militer, gempa bumi, kelaparan, adalah sebuah peristiwa yang lebih bersifat teologis daripada sebuah informasi saja. Maksud hukuman adalah agar bangsa Israel sadar akan dosa-dosa mereka dan kembali kepada Allah.

3.      Taurat lama dan Taurat baru
Dalam taurat lama jelas umat Israel gagal sebagai umat Allah, dia akan dibuang. Jalan keluar untuk keselamatan hanya melalui taurat baru dimana Allah memperbaharui perjanjiannya (Yer 31:33)

4.      Iman yang kuat
Kesetiaan Yeremia adalah karena keyakinannya kepada kuasa janji Allah.Yeremia dikenal sebagai orang nabi yang berani menyuarakan Firman Allah tetapi juga hidup di dalam Firman. Demi kebenaran, ia sendiri ikut dalam pembuangan.[17] 

Dalam kitab Yeremia terdapat tema-tema utama yaitu:
  1. Kebijaksanaan Allah terhadap bangsa-bangsaDalam khotbah Yeremia yang disampaikan di rumah tukang periuk, ia menerangkan mengenai kebijaksanaan Allah dalam menangani bangsa-bangsa (18:7-11). Pelaksanaan kebijaksanaan ini tidak hanya terlihat dalam kitab Yeremia, tetapi secara tetap terlihat di sepanjang Perjanjian Lama.
  2. Perjanjian BaruPerjanjian Baru Yeremia hanya klasusal dokumen yang dibicarakan.Perjanjian itu tidak dituliskan pada loh batu, tetapi dituliskan dalam hati. Sebab akibatnya, hukum Allah tidak perlu lagi diajarkan kepada orang, sebab pada hakikatnya mereka akan mengetahui hukuman tersebut.
  3. Nabi-nabi palsu. Suatu persoalan yang membuat Yeremia sangat frustasi timbul dari kenyataan bahwa pesannya bukan hanya bernubuat mengenai kehancuran dan kesuraman, tetapi ada banyak nabi lain yang menyatakan bahwa mereka juga adalah juru biara Yahwe yang menubuatkan kelepasan, damai sejahtera, dan kemakmuran (14:11-16; 23:9-40; 28:1-17). Karena jumlah nabi-nabi palsu itu banyak, maka Yeremialah yang dituduh sebagai seorang nabi palsu, dan ada kalanya ia sendiri tampaknya menduga bahwa tuduhan itu benar (20:7-10). Ia berpendapat bahwa hal itu diartikan sebagai suatu tindakan penipuan apabila Tuhan mengizinkan nubuat palsu diucapkan dalam namanya dan tidak menghukum orang yang melakukannya, karena umat itu tidak punya cara lain untuk menentukan siapakah yang merupakan pembicara yang benar dari Allah. Sebagai tanggapannya, Tuhan menegur Yeremia, menyuruh dia bertobat dan melayani dengan setia serta menjanjikan perlindungan dan musuh-musuhnya (15:15-21)[18]

Penggenapan kitab Yeremia dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang"perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehudaberkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkandalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saatketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka(Yer 31:31). 

PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkandengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd.Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selakuumat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncakkesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27).Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada YesusKristus dalam PB adalah:
  1. Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil(Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30;2Kor 5:21);
  2. ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodesberusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
  3. semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkanketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mrk 11:17;Luk 19:4).[19]

Kesimpulan
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehudajuga kepadaSembilan bangsa asing lainnya.Nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan.Dalam kitab iniYeremia juga menjelaskan pengertian tentang Allah.Kitab Yeremia mengajarkan bahwa di dalam melayani dan menjadi hamba Allah kita tidak terlepas dari penderitaan dan aniaya.Panggilan Yeremia mengajarkan bahwa Allah mau memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya dengan sepenuh waktu. Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak-anak-Nya, tetapi Ia mengampuni anak-anak-Nya yang mau bertobat dari kesalahannya. Kiranya kita dapat mengambil pelajaran penting dari kitab Yeremia dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

[1]Lukas Adi S, Smart Book Of Cristianity Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Andi, 2015), 102.
[2] W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 305.
[3] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 117.
[4] Andrew E. Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gunung Mas, 2015), 305.
[5]Andrew E. Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 537-538.
[6] Alkitab Penuntun Hidup, (Malang: Gandum Mas, 2000), 539-540.
[7] Tafsiran Masa Kini 2, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 1994), 440-441.
[8]  Alkitab Penuntun Hidup, (Malang: Gandum Mas, 2008), 115.
[9]  W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2 Sastra dan Nubuat, (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), 311-312.

[10]Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Yeremia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 26-30.
[11]Tafsiran Masa Kini 2, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 1994), 439-440.
[12] Martinus Theodorus Mawene, Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 105.
[13]Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 551.
[14]Andrew E. Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 543.

[15] Donal C. Stamps, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, 1151
[16] Alkitab Penuntun Hidup, (Malang: Gandum Mas, 2008), 1151
[17] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Bina Media Perintis, 2016), 202.
[18] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Bina Media Perintis, 2016), 202.
[19]https://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=24, diakses pada tanggal 17 April 2020, pada pukul 22.29 WIB.