Misi Allah, mengapa Injil harus Diberitakan?

Mengapa Injil Harus Diberitakan



Injil merupakan suatu kabar baik tentang keselamatan oleh karena Yesus Kristus melalui karya dan penebusan-Nya. Yesus Kristus merupakan Tuhan dan Juruselamat, sehingga setiap manusia akan memperoleh keselamatan dan akan mendapat bagian dalam hal kerajaan Sorga. Maka dari itu itu sangatlah penting sekali peran Injil dalam menyampaikan kabar baik itu kepada semua makhluk di dunia, khusunya kepada umat manusia. 

Pengertian Injil

Secara etmologi kata injil berasal dari Bahasa Yunani, yaitu ευαγγελιον (euanggelion) yang berarti kabar baik. Pekabaran Injil pada dasarnya merupakan suatu bagian yang menjadi tanggung jawab seluruh orang Kristen, sebab Kristus sendiri hadir di tengah dunia dalam rangka memberitakan Injil kepada dunia. 


Kehadiran-Nya dalam dunia dihayati sebagai usaha untuk memberitakan Injil sebagaimana yang ditulis dalam (Markus 1:38)“Aku memberitakan Injil”, dalam kata ini adalah kata “Injil” di artikan “sebagai kabar baik” Dapat dikatakan bahwa Injil merupakan suatu kabar baik atau berita tentang keselamatan dari Allah tentang Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya bagi dunia (bnd. Roma 1:6; 1 Korintus 15:1-4).


Lihat Juga: Ketika Allah menyelamatkan bangsa-bnagsa 

Latar Belakang Pekabaran Injil

Injil dan pekabaran Injil tidak dapat dipisahkan. Injil sebagai berita tentang Yesus Kristus yang disalibkan, mati dan dikuburkan, dibangkitkan serta naik ke sorga, yang mengalahkan dosa dan maut (1 Kor. 15:1-4; Roma 1:1-4). Di dalam Injil nyata kuasa/kekuatan/otoritas Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus (Roma 1:16-17). 

Jadi latar belakang dari Pekabaran Injil ini adalah Amanat Agung yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya yaitu Matius 28:16-18; 19-20. Dikatakan bahwa pesan Yesus Kristus, kabar sukacita dari Yesus Kristus haruslah diteruskan, menjadikan semua bangsa Murid-Ku dan membaptis mereka dalam nama-Ku. 


Tentu dalam pekabaran Injil seseorang yang mengabarkan Injil haruslah menjadikan Roh Kudus pendampingnya, karena tanpa Peranan Roh Kudus yang mendampingi, penginjil akan mengalami kesulitan. Penginjil harus mengabarkan kabar sukacita dan memberikan pemahaman-pemahaman dan juga memberikan pengalaman iman agar orang yang di Injili juga dapat melakukan hal yang sama.

Tujuan Pekabaran Injil

Pekabaran Injil merupakan pengutusan gereja oleh Yesus Kristus, Juruselamat dunia, untuk melaksanakan perintah-Nya demi kemuliaan nama Tuhan, yaitu memanggil semua orang di dunia dan mengabarkan kepada mereka Injil Kerajaan Allah, supaya oleh kuasa Roh Kudus mereka diselamatkan dari dosa dan penghakiman sehingga menjadi warga kerajaan-Nya yang melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya. 

Tujuan PI dapat ditinjau dari sudut pandang Allah sebagai penciptaan suatu kehidupan yang sepenuhnya baru dalam citra Yesus Kristus (2 Korintus 3:18), pemulihan kemuliaan yang hilang sebagai akibat dosa (Roma 3:23; Ibrani 2:10), atau itu dapat ditinjau dari perspektif manusia sebagai mengikut Yesus Kristus. Selain itu tujuan PI ini adalah supya setiap langkah kita dibimbing dan diterangi oleh terang firman Allah (Mazmur 119:105) dan mata kita tertuju kepada Yesus, yang memberikan dan menyempurnakan iman kita (Ibrani 12:2). Tujuan pekabaran Injil juga merupakan suatu pertobatan kepada Kristus dan secara pribadi menjadi murid-Nya. Didalam pertobatan ini juga termasuk pertobatan menuju komunitas Kristen. 

Jadi dapat juga dikatakan bahwa pekabaran Injil bertujuan mencapai suatu transformasi total yang tidak mengenal batas. Tujuan pokok dari Amanat Agung adalah memuridkan, yang meliputi mempraktikkan kasih dan kebenaran, yaitu menegakkan keadilan.


Lihat Juga: Ajaran Eskatologi dan masa depan Mesianis dalam PL


Pekabaran Injil

Subjek pekabaran Injil adalah umat Kristen , yang menjadi penekanannya adalah Yesus Kristus mengutus para rasul (murid murid-Nya) (bnd. Matius 28:16). Yesus mengutus para rasul supaya melalui mereka banyak orang menuruti dan mengikut Yesus, yang berarti: seruan untuk bertobat (kepada Allah, berbalik dari dunia dan kuasa kegelapan), seruan baptisan yaitu sebagai tanda penyerahan diri ke dalam tangan Tuhan, dan seruan gereja yaitu bahwa barangsiapa yang telah dibaptis maka ia akan termasuk kedalam tubuh Kristus. Pemberitaan Injil melibatkan umat Allah dalam tanggungjawab melaksanakan missi-Nya. 

Para murid Tuhan diutus untuk menjadi murid baru bagi sekolah Yesus dan mengajak mereka untuk menjadi pengikutNya. Seruan untuk menuruti Yesus berarti (a) seruan untuk bertobat (kepada Allah, berbalik dari dunia dan kuasa gelap), (b) seruan kepada baptisan sebagai tanda sebagai penyerahan diri kepada tangan Tuhan yang hidup dan (c) seruan kepada Gereja: untuk membaptis. 

Lihat juga: Yesus dalam Pemberitaan Eskatologi


Objek Pekabaran Injil

Dalam kitab Matius 28:19 menyebut semua bangsa, bnd. Mat 24:14 di seluruh dunia (oikumene) menjadi kesaksian bagi semua bangsa dan Luk 24:47. Mrk 16:15 dan Kol 1:23 megatakan kepada segala makhluk. Dalam Kis 1:8 disebut sampai ke ujung bumi dan dalam Kis. 17:30 bahwa dimana-mana semua mereka harus bertobat. Akhirnya dalm Efesus 3:10 kita membaca kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga dan dalam Yoh 16:8 kosmos (dunia) dinyatakan sebagai alamat pekerjaan Roh Kudus. 

Jadi amanat Kristus merangkum seluruh dunia, segenap umat manusia, bahkan segala yang telah diciptakan oleh Tuhan. Seluruh kosmos yang bermusuhan dan yang akan binasa itu harus diselamatkan dan oleh sebab itu berita kabar baik diselamatkan oleh karena-Nya. 


Mengapa Injil Harus Diberitakan?

Menurut Arie De Kuiper dalam bukunya missiologi, atas dasar penyelidikan Kitab Suci dapatlah dikemukakan beberapa alasan (motif, dorongan) untuk mengabarkan Injil, yaitu:

  1. Alasan Ketaatan: perintah Raja yang harus dipatuhi
  2. Alasan Eskhatologis: janji Allah dan pengharapan akan penggenapannya
  3. Alasan Kasih: kasih Kristus yang menguasai kita (2 Korintus 5:14)
  4. Alasan Pneumatologis: Rohlah yang bersaksi bersama-sama dengan roh kita, sehingga kita adalah saksi bersama-sama dengan Roh Kudus (bnd. Kis. 5:32 dan Roma 8:16)
  5. Alasa Soteriologis: Keinginan untuk menujukkan jalan keselamatan, jalan kehidupan yang kekal (Yohanes 3:16)
  6. Alasan Diakonis: pelayanan kepada Kristus dan Injil pengharapan, pelayanan kepada orang-orang yang belum mengenal Torah baru, pelayanan kepada dunia yang menantikan keselamatan. 

Motivasi Pengabaran Injil 

Berikut ini beberapa motivasi dalam melakukan pekabaran Injil, yaitu:

1. Motivasi Teologis : Misi Demi Kemuliaan Allah

Pemahaman bahwa misi itu ada dan perlu demi kemuliaan Allah. Perutusan berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Perlunya misi berhubungan langsung dengan rencana penyelamatan Allah sejak penciptaan. Karena itu, pantas kalau Perjanjian Baru menggambarkan misi Kristsen sebagai misteri ilahi.-Nya yang universal. 

Pertanyaan tentang misi adalah pertanyaan tentang cara Allah melaksanakan rencana penyelamatan-Nya yang universal. Misi itu perlu karena Allah berkehendak memanggil segala bangsa untuk datang kepada-Nya. Misis adalah sarana yang dipakai atau rahmat yang dianugrahkan oleh Allah agar seluruh umat manusia dapat memenuhi panggilan Allah untuk menjadi satu bangsa dan satu keluarga Allah

2. Motivasi Kristologis : Kristuslah Satu-Satunya Pengantara

Peranan Kristus dalam keseluruhan karya penyelamatan Allah harus ditempatkan pada cara bagaimana Allah melaksanakan kehendak-nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia (1 Tim 2,4).Di dalam Diri Kristus, dan hanya di dalam Dia, Allah menganugrahkan segala-galanya kepada dunia, termasuk diri-Nya (Allah) sendiri

3. Motivasi Eklesiologis : Gereja Adalah Tubuh Kristus

Hubungan eksplisit antara Gereja dan Kristus tidak terpisahkan karena Gereja adalah tubuh  mistik Kristus (1 Kor 12, 27) dan kepala tubuh adalah Kristus. (Kol 1, 18). Pertama-tama harus diusahakan dalam karya misi adalah iman akan Yesus Kristus. Iman tersebut secara eksplisit ditandai dengan pembaptisan sebagai pintu masuk ke dalam Gereja. Disini letaknya perlunya Gereja untuk keselamatan manusia

  • Karena Gereja di utus oleh Kristus untuk mewartkana keselamatan
  • Karena hubungan anonim dengan Kristus melalui amal kasih terhadap sesama berarti juga hubungan dengan Gereja, yakni dengan perhimpunan orang-orang yang berkumpul dalam Roh dan dalam nama Yesus

4. Motivasi Antropologis : Keselamatan Integral Manusia

Allah menciptakan manusia sebagai pribadi yang utuh. Demikian pula keselamatan yang direncanakan-Nya bagi manusia bukan hanya keselamatan jiwa, tetapi ke


selamatan seluruh manuisa. Keselamatan Integral tersebut bukannya utopi yang baru dicapai pada akhir hidup tetapi merupakan nilai-nilai manusiawi eksistensial yang dialami selama manusia berada dan hidup, yakni nilai-nilai yang menjamin dan mempertahankan kehidupan manusia dan membuat manusia menjadi lebih manusiawai dalam segala segi dan dimensi hidupnya.

Kalau kebangkitan (keselamatan) mengandaikan kehidupan baru dalam keutuhan kemanusiaan, Gereja sebagai sarana keselamatan mengemban tugas untuk menunjukkan keselamatan itu yang bercorak integral. Karya misinya tidak boleh hanya diarahkan pada keselamatan jiwa manusia, tetapi Gereja sejak di dalam dunia ini harus membuat keberadaan manusia menjadi eksistensi yang terarah kepada kesempurnaan. Kerajaan Allah nbukan melulu suatu fenomena eskatologis, tetapi suatu realitas historis karena Allah mengutus Diri-Nya ke dalam sejarah manusia

Misi dan Pekabaran Injil

Penginjilan berasal dari Amanat Agung yang dipesankan Yesus kepada gereja-Nya (Matius 28:18-20) dan dipertahankan oleh janji Roh Kudus bagi komunitas yang diselamatkan-Nya itu. Buah penginjilan adalah pembangunan “tubuh Kristus” di muka bumi (bnd Keluaran 19:5; Markus 16:15; Yohanes 15:16-18; Kis. 1:8-9; 1 Petrus 2:9-10). Hak dan kewajiban gereja untuk menginjili ini juga menghubungkan kembali hak dari setiap manusia di dalam dunia untuk mengenal Yesus Kristus dan Injil-Nya yang membebaskan. Pemberitaan Injil ini melibatkan umat Allah dalam tanggung jawab untuk melaksanakan misi-Nya. Langkah-langkah konkrit dari misi itu adalah sebagai berikut: 

  1. Ada yang mengutus dan ada yang diutus, Untuk melaksanakan tugas pemberitaan harus ada yang mengutus (pengutus), serta ada yang diutus (misionari)
  2. Yang diutus bertanggungjawab memberitakan Injil, Tugas dari mereka yang diutus adalah memberitakan Injil. Dengan demikian, kegiatan misi seutuhnya harus menopang dan mengarah kepada pemberitaan Injil
  3. Ada pendengar yang mendengar, Langkah penting yang perlu dipastikan bagi objek pelayanan Injil bahwa ada pendengar yang mendengarkan dan menerima Injil 
  4. Menjadi percaya, Ada yang percaya dan menyatakan sikap batiniah positif meyakini berita Injil, dengan menerima Kristus sebagai “Juruselamat” (Yohanes 1:12; Ibrani 9:15). Mereka berseru dan mengaku percaya, sebagai penyataan iman yang mendemonstrasikan dinamika penyelamatan Allah yang telah bekerja
  5. Mereka yang percaya diselamatkan, Mereka yang percaya diselamatkan oleh karena kasih karunia Allah (Yohanes 3:16; 1 Yohanes 5:13). Dan mereka yang telah percaya dan yang telah menerima keselamatan itu, mereka juga kemudian akan memberitakan Injil (1 Petrus 2:9-10).

Jadi dapat diketahui bahwa pemberitaan Injil merupakan cara Allah untuk memberikan “mandat penginjilan” kepada umat-Nya (Matius 28:18-20). Oleh karena itu, tugas pemberitaan ini begitu penting dalam mewujudnyatakan misi shalom Allah di tengah-tengah dunia ini

Daftar Pustaka

GP, Harianto. Teologi Misi. Yogyakarta: Andi, 2017.  

Havlik, John F. Gereja yang Injil. Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1991.

Tomatala, Yakob. Teologi Misi. Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003.  

Venema, H. Injil Untuk Semua Orang. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2006.  

Kirk, J. Andrew. Apa Itu Misi. Jakarta: Gunung Mulia, 2012.

Thomas, Norman E. Teks-teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.  

Kuiper, Arie De. Missiologia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018.  

CScR, Edmund Woga. Dasar-dasar Misiologi. Yogyakarta: Kanisius, 2002.