Pandangan tokoh Pre-milenialisme mengenai Kerajaan 1000 Tahun


sebelum membaca artikel ini alangkah baiknya memulai dari Pandangan Pre-Milenialisme tentang Maranata
Tokoh-tokoh Penganut Pre-milenialisme

1.      Justin Martyr
Ia menganggap keyainan pada kebangkitan sebagai hal yang sangat penting bagi iman Kristen. Ia melihat ada dua sub kelompok orang Kristen: orang-orang yang mengharapkan pemerintahan Kristus di bumi, yang berpusat di Yerusalem baru dan memiliki lokasi topografis dari Yerusalem lama; dan orang-orang yang tidak mengharapkan milenium. 
Ia menganggap golongan yang pertama sebagai golongan ortodoks dan yang kedua kurang imannya. Justin menerapkan semua nubuat Perjanjian Lama mengenai kemuliaan orang-orang pilihan di masa depan pada pertengahan pemerintahan Kristus, bukan pada penyempurnaan final, dan ia menafsirkan nubuat ini secara harfiah[9]

2.      Irenaeus
Dia merupakan seorang penganut premilenialisme dan dia juga beranggapan bahwa penyempurnaan dari orang-orang percaya terjadi sehubungan dengan visi Allah.

Pemerintahan Kristus selama milenium, yang berlangsung antara kondisi manusia di sini dan saat ini dengan kebahagiaan abadi yang tertinggi, melatih manusia untuk visi ini, kemudian bahwa kemenangan Kristus tidak akan lengkap jika hal ini hanya terjadi di dunia yang akan datang. 

Dunia ini juga perlu merealisasikan tujuan Allah. kemenangan Tuhan harus dirayakan pada saat-Nya, sebelum Ia memerintah dalam kekelan.[10]

lihat Juga: Okultisme di Siektar Umat Kristen

Gereja/Aliran Penganut Pre-Milenialisme
Kaum Pentakostal pada umumnya yakin bahwa sesuai dengan janji Kitab Suci, Yesus Kristus akan datang kembali dan memerintah dalam kerajaan seribu tahun di dunia ini, sambil memulihkan dan menyelamatkan bangsa Israel. Dengan kata lain ungkapan apokaliptik dalam Kitab Wahyu di pahami secara harfiah.[11]

Selain itu juga gereja/aliran yang lain menganut premilenialisme adalah Kharismatik, kerinduan kaum ini pada umumnya kedatangan Kristus kedua kali pada akhir zaman sangat kuat. Sebagian membayangkan bahwa hal itu akan terjadi segera, tetapi keyakinan yang beredar lebih luas adalah bahwa sejarah dunia ini sedang menuju pada puncaknya lewat doanya, “datanglah ya Tuhan Yesus” dengan sungguh-sungguh merindukan penggenapan segala sesuatu.[12]

next to:Pandangan Post-Milenialisme mengenai Kerajaan Seribu Tahun