Pandangan A-Milenialisme tentang Kerajaan Seribu Tahun
sebelum membaca artikel ini alangkah baiknya memulai dari Pandangan Pre-Milenialisme tentang Maranata
Pengertian A-Milenialisme
dan Pandangannya
A-Milenialisme berasal dari kata
amillenialism yang berarti salah satu aliran dalam ajaran milenialisme, yang
berpandangan bahwa milenium atau dasa abad Mesianis tidak akan berlangsung di
dunia ini.[23]
Pandangan ini secara singkat dapat dinyatakan,
tidak akan ada pemerintahan kristus selama seribu tahun di bumi.[24] Dalam
pandangan ini juga mengajarkan bahwa tidak akan ada sama sekali pemerintahan
seribu tahun, dan bahwa gereja perjanjian baru memperoleh semua janji dan nubuat
yang bersifat rohani di dalam perjanjian lama.[25]
Antara pandangan amilenialisme dan
postmilenialisme ada beberapa persamaan pandangan, dimana ke dua golongan ini
dalam melihat Wahyu 20 mereka harus menafsirkan secara simbolis. Keduanya
sering kali bahkan beranggapan bahwa kerajaan seribu tahun itu adalah zaman
gereja, yang berbeda ialah bahwa golongan postmilenial menganut faham bahwa
Kristus akan memerinta di bumi, pandangan ini tidak di anut oleh golongan a
milenial.[26]
Alkitab sama sekali tidak menyatakan
bahwa akan terjadi pertobatan dari seluruh dunia, baik pada zaman ini maupun
pada zaman yang akan datang.
Ditekankan oleh Alkitab bahwa waktu yang
mengawali akhir zaman adalah waktu kemurtadan besar, aniaya dan penderitaan,
waktu di mana iman banyak orang menjadi pudar, mereka yang setia kepada Kristus
akan mengalami banyak penderitaan, dan bahkan harus memeteraikan pengakuan iman
mereka dengan darah. Mat 24:6-14; 21,22; Luk 18:8; 21:25-28; 2 Tes 2:3-12; 2
Tim 3:1-6; why 13.[27]
Banyak penganut a-milenialisme meragukan
bahwa penginjilan akan sedemikian berhasil. Dengan demikian jumlah orang yang
percaya dan diselamatkan akan menjadi hanya sebagian kecil atau sisa-sisa dari
penduduk dunia ini. Lebih lanjut, para penganut a-milenialisme percaya pada
kesegeraan dari kedatangan Kristus yang kedua.
Walaupun istillah ini memiliki banyak
pengertian, secara umum hal ini berarti bahwa Tuhan bisa datang setiap saat.
Dengan demikian, tanpa adanya peristiwa-peristiwa besar yang akan dipenuhi
dalam jangkah waktu panjang, Tuhan bisa datang setiap saat.[28]
Penghakiman terakhir yang besar akan
langsung dilaksanakan menyusul kedatangan-Nya yang ke dua kali sehingga
langsung menciptakan keadaan akhir dari orang benar dan orang fasik.[29]
Gereja/AliranPenganut
A-Milenialisme
Tradisi ini terus dilanjutkan melalui
gereja, baik dalam gereja Katolik maupun Protestan. Yaitu para penganut aliran
konservatif dalam kelompok Reformed yang bersejarah yaitu denominasi seperti
the Reformed Church of America dan the Christian Reformed Church,dan juga
banyak kelompok Presbyterian terutama menganut amilenialisme.[30]
Daftar Pustaka
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2016.
Napel, Henk ten. Kamus Teologi, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1990.
Indra, Ichwey G., Teologi Sistematika,
Bandung: Yayasan Baptis Indonesia, 2010.
Aritonang, Jan S.,Berbagai Aliran di
Dalam dan Sekitar Gereja, Jakarta: BPK GunungMulia, 2018.
Sihombing, Lotnatigor. Teologi
Sistematika, Jakarta: STT Amanat Agung, 2016.
Berkhof, Louis. Teologi Sistematika
Doktrin Akhir Zaman, Surabaya: Momentum, 2005.
Erickson, Millard J., Pandangan
Kontemporer Dalam Eskatologi, Malang: Departemen Literatur SAAT, 2000.
Erickson, Millard J., Teologi Kristen,
Malang: Gandum Mas, 2004.
Browning, W. R. F., Kamus Alkitab,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.