Refleksi Spritualitas Injil Yohanes di Masa Sekarang
Refleksi Teologi
Spritualitas Injil Yohanes di Era Rovolusi Industri 4.0
Mengenai
refleksi teologis spiritualitas Injil Yohanes di Era Revolusi Industri 4.0,
dapat kita hubungkan dengan keadaan dunia saat ini yang sedang digoncang oleh
satu virus yang sangat mematikan sehingga menciptakan ketakutan dalam kehidupan
manusia dalam hidupnya. Penerapan untuk memutus mata rantai Covid-19 ini telah
dipergunakan dan dilakukan. Baik mengurangi hubungan dengan sesama (social
distancing) dan stay at home atau bahkan kebijakan lainnya seperti menggunakan
teknologi untuk melangsungkan ibadah di rumah (ibadah online).
lihat juga: Makna Spiritualitas Injil Yohanes
Dengan peristiwa
atau persoalan yang telah hadir ini, manusia seharusnya semakin sadar akan
hubungannya dengan penciptanya.
Spiritualitas yang menarik disini adalah
tentang lahir baru dari manusia tersebut.
Dengan keadaan ini seharusnya manusia
semakin merenungkan tentang sikap dan perilakunya dalam menjalani kehidupan.
Semakin naik ke zaman modern sebernarnya kita semakin diperlihatkan dengan
kebobrokan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai manusia Kristen yang
percaya pada Kristus, seharusnya ditengah pandemi ini, kita harus semakin sadar
akan hubungan kita dengan Tuhan.
Dilahirkan kembali dan harus percaya kepada
Kristus Anak Allah, supaya kita tetap memiliki hubungan dengan Bapa. Karena
pada dasarnya Allah hadir dalam diri Yesus. Hubungannya dengan keduanya ini
bisa kita lihat dalam Injil Yohanes 4:34 yaitu Anak dan Bapa, Anak melakukan
pekerjaan Bapa, Anak menunjuk jalan kepada Bapa melalui Dia (Yohanes 14:6).
III.
Kesimpulan
Melalui
penjelasan di atas, kami menyimpulkan bahwa makna Spiritualitas dalam Injil
Yohanes yang dapat kita temukan ialah ketika seseorang yang lahir baru yang
berarti percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi.
Dalam Injil Yohanes, Yesus berkata bahwa kelahiran baru inilah dari
air dan Roh. Air berarti pembasuhan dosa, pembasuhan rohani datang dari
mendengar dan menaati Firman Allah, kita percaya bahwa kita dilahirkan kembali.
Maka orang yang percaya bahwa ia telah dilahirkan kembali, ia akan melihat
Kerajaan Allah.
Hanya di dalam Kristus keselamatan telah menjadi dorongan bagi
manusia spiritualitas, Kristus adalah inkarnasi Allah. Kristus adalah
keselamatan yang hanya melalui Yesus. Hanya melalui Yesus Allah
memberikan keselamatan. Dalam kaitan Spiritualitas hubungan esensinya
adalah Nampak di dalan kasih dan kesatuan. Roh Kudus memimpin kita sesuai
kebenaran yang datang dari Allah dan menerapkannya dalam kehidupan kita.
IV.
Daftar Pustaka
Aritonang, Jan
S., Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1996.
Artanto, Widi,
Spiritualitas Pelayanan. Yogyakarta: FT Universitas Duta Wacana, 2012.
Balz, Host and
Schneider, Gerhard, Exegetical Dictionary of The New Testament, Volume I. USA:
Michigan Grand Rapids, 1994.
Boediprayitno,
Pilipus, Biggest and Greatest Discovery. Purwokerto: ANYAR, 2013.
Bowe, Barbara
E., Biblical Foundations of Sprituality: Touching a Finger to the Flame.
Lanham. Maryland: Rowman and Littlefield Publishers, 2003.
Guthrie,
Donald, Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Haryono,
Stefanus Christian, Spiritualitas dalam Meneliti Kalam Kerukunan. Jakarta:: BPK
Gunung-Mulia, 2010.
Pennenberg,
Wolfgart, Christian Spiritulity. Philadelphia: Webminster, 1983.
SJ, A. Heuken,
Spiritualitas Kristiani. Jakarta: Yayasan Cipta Loku Caraka, 2012.
Tarjuna,
Victor I., Spiritualitas, Pluralitasdan Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 1996.
Tenney,
Merriill C, , Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2003.
Tim Penyusus
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Wahono, S.
Wismoady, Disini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Wijaya, Yahya,
dkk, Iman dan Nilai-nilai Kristiani. Globethics.net, 2017.
Wismowadi, S.,
Di sini kutemukan. Jakarta: BPK-GM, 2000.