Ajaran ESKATOLOGI dan MASA DEPAN MESIANIS dari PL
PENGHARAPAN PERJANJIAN LAMA
TENTANG
MASA DEPAN (ESKATOLOGI) DAN MASA
DEPAN MESIANIS
Adapun yang menjadi puncak penginjilan menurut deutro Yesaya dalam perjanjian lama adalah inisiatif Allah sendiri dimana Allah memilih bangsa Israel sebagai hamba-Nya (Yesaya 41:8-9)
supaya bangsa Israel memahami bahwa Allah memberikan keselamatan bagi mereka, namun keselamatan yang diberikan oleh Allah itu bukanlah secara partikular hanya untuk bangsa Israel saja, melainkan berlaku juga bagi bangsa-bangsa yang bersifat universal.
Dalam perkembangannya terjadilah gerakan misi yang bersifat sentrifetal (ke dalam) artinya bangsa-bangsa membuat sebuah gerakan untuk mencari kembali pusat dari keselamatan itu yang ditandai dengan pengharapan tentang masa depan di dalam sosok yang di urapi, yaitu Mesias.
Pemilihan Bangsa Israel
Bilamana misi merupakan kepedulian Tuhan atas ciptaan-Nya yang telah jatuh. Dengan cara mana Ia menyatakan kepeduluian-Nya adalah otoritasNya. Dalam hal ini adalah Umat Israel dipilih sebagai alatNya.
Sebab mereka adalah pewaris janji yang telah lama dinyatakan-Nya kepada leluhurnya (Abraham, Ishak, dan Yakub). Kehendak Tuhan dalam memulihkan kejatuhan manusia semakin tampak terang dengan panggilan Abraham (Kej 12:1-3). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Israel adalah alat Tuhan. Dan karena itulah bangsa Israel memiliki keunikan status dan peran istimewa bagi bangsa-bangsa diseluruh muka bumi.[1]
Israel adalah umat khusus, tetapi bukan umat satu-satunya. Memang ada suatu relasi yang unik dan istimewa antara Allah dan umat ini, yang ditetapkan melalui Abraham. Israel adalah, seperti yang diinstruksikan Allah untuk dikatakan Musa kepada Firaun, “anak-Ku yang sulung” (Kel 4:22). Dan Allah akan memperkuat relasi istimewa itu dalam Kel 19:5 (harta kesayangan-Ku).[2]
Misi yang bersifat Sentripetal
Di dalam pemberitaan para nabi selalu saja ada pengharapan bahwa bangsa-bangsa lain akan ditarik menuju pusat kehadiran Allah Israel, lalu mereka (bangsa-bangsa lain itu) akan mengaku nama-Nya. Di dalam pengharapan itu bersatu janji dan seruan indikatif dan imperatif.[3]
Beberapa ahli misiologi berpendapat bahwa dalam Perjanjian Lama, khususnya kitab-kitab para nabi, diutamakan hal yang sentripetal. Artinya bahwa bangsa-bangsa mencari pusat, mereka bergerak menuju pusat sion sebagai “pusat”.
Nabi-nabi menerangkan bahwa datang nya bangsa-bangsa lain ke Sion akan terjadi pada hari-hari akhir (Yes 2:2). Pada waktu itu akan dicurahkan Roh Kudus ke atas semua manusia (YL 2:28; Kis 2). Keselamatan bagi bangsa-bangsa dilukiskan sebagai peristiwa eskatologi.[4]
next to: Allah Menyelamatkan bangsa-bangsa
note:
[1] A. Naftallino, Teologi Misi, Misi di Abad Postmodernisme(Jakarta: Logos Heaven Light, 2007), 28-29.
[2]Christopher J. H. Wright, Misi Umat Allah, (Perkantas, 2013), 148
[3]Arie De Kuiper, Missiologia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 22.
[4]Henk Venema, Injil Untuk Semua Orang (Jakarta: Yayasan Kominikasi Bina Kasih, 1997), 120.
note:
[1] A. Naftallino, Teologi Misi, Misi di Abad Postmodernisme(Jakarta: Logos Heaven Light, 2007), 28-29.
[2]Christopher J. H. Wright, Misi Umat Allah, (Perkantas, 2013), 148
[3]Arie De Kuiper, Missiologia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 22.
[4]Henk Venema, Injil Untuk Semua Orang (Jakarta: Yayasan Kominikasi Bina Kasih, 1997), 120.