Makna Spritualitas Dalam Injil Yohanes
sebelum membaca artikel ini lebih baik membaca Teologi Spiritualitas dalam Injil Yohanes agar lebih akurat dalam pemahaman
Makna Spritualitas Dalam Injil Yohanes
Dalam Kitab injil Yohanes memiliki pemahaman spiritualitas yang pertama adalah spiritualitas Personal yang berarti spiritualitas hubungan dimana terlihat hubungan Allah dengan Yesus itu sangat dekata bahkan tidak terpisahkan (Yoh 1:1, 14) sehingga penyetaan llah nyata dalam personal di dalam diri Tuhan Yesus Kristus, di mana Anak dan Bapa adalah satu, Anak (Yesus) adalah melakukan kehendak Bapa, sehingga melihat hubungan sangat dekat demikian juga lah orang percaya dalam injil Yohanes 1:12 dimana Orang Percaya di beri kuasa menjadi anak-anak Allah, Yesus adalah gembala yang baik (Yoh 10:16) dan Yesus adalah pokok anggur cabangnya dan untuk menunjukan Hubungan personal Allah dengan Tuhan Yesus dengan Orang percaya.
Lihat juga: Spiritualitas injil Lukas
Yang kedua spiritualitas Kristosentris yang berpusat pada Tuhan Yesus karena Yesus adalah inkarnasi Allah dan melalui Yesuslah kehidupan kekal di beri kepada dunia (Yoh 3:16) dalam kitab ini sangat di tekankan pengenalan akan Tuhan Yesus itu sendiri dimana terdapat tujuh kali penggambaran akan siapa Tuhan Yesus itu.
Lihat juga: Pengantar Kitab Yudas
Dan yang ketiga spiritualitas Kharismatis yang berati bahwa menekankan pentingnya roh yang bekerja dalam orang percaya di mana roh Allah itu (Yoh 1:33,34) di mana sesorang hendaknya di baptis dalam roh, roh kepada murid-murid (Yoh 7:39, 20:22) demikian orang menjadi percaya adalah karena Roh Allah yang menggerakan dan orang percaya hendaknya lahir kembali atau lahir dari roh yang berarti lahir dari Surga sehingga menghasilkan buah atau sikap-sikap rohani yang dapat di munculkan dan dalam Yoh 15:5 kita tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak bersama Yesus.
Sehingga kesadaran akan Spiritualitas dari keempat injil tersebut menjadi sebuh pedoman bagi orang percaya dan mahasiswa Teologi yang memang berpedoman kepada Alkitab yang menyuarakan suara Allah dimana Spiritualitas mahasiswa Teologi mengacu kepada respon terhadap Allah itu dalam penggambaran kitab injil, Allah itu Imanuel yang bersama atau yang dekat dengan Dia sehingga respon untuk mencari kerajaan Allah tersebut beserta kebenaranya, mamatuhi perintahnya dan menerapkan Kasih yang di Ajarkan, sehingga Spiritualitas tidak hanya menyangkut hubungan dengan Allah melainkan kiga berdampak kepada sesama. Allah juga Transenden meskipun dalam ketransendenanya Allah tetaplah Imanen. Suaranya dan perawatanya kepada ciptaanya dapat di rasakan oleh manusia sehigga orang percaya di tuntut untuk taat dan setia, orang percaya di dorong untuk memberi respon untuk memikul salib dan mengikut Dia meskipun dalam penderitaan. Di dalam Spiritualitas juga hendaknya membagikan sukacita, sukacita yang di dalap orang percaya alah karena telah di selamatkan, orang percaya hendaknya meresponya dengan membagikan sukacita itu dengan mewartakan kabar sukacita, keselamatan yang di dalam Tuhan Yesus Kristus, melakukan pertobatan di mana Tuhan Yesus sendiri datang kedunia untuk orang berdosa dan menyelamatkanya, dengan memiliki Iman yang teguh kepada Kristus sehingga dalam spiritualitas ini orang percaya hendaknya memiliki hubungan yang personal dengan Allah karena Orang percaya bukan lagi seorang hamba melainkan sudah menjadi sahabat bagi Kristus dan telah di angkat menjdi Anak-anak Allah. Inti spisitualitas hendaknya berpusat dalam Kristus bukan kepada yang lain, melalui karya Roh Kudus kita dapat di tuntun kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri, sehingga melalui Tuhan Yesus kita lahir baru di dalam roh dan di mampukan menjalankan kebebasan kita dalam melakukan kehendak Bapa.
Makna Spritualitas Dalam Injil Yohanes
Lihat juga: Spiritualitas injil Lukas
Yang kedua spiritualitas Kristosentris yang berpusat pada Tuhan Yesus karena Yesus adalah inkarnasi Allah dan melalui Yesuslah kehidupan kekal di beri kepada dunia (Yoh 3:16) dalam kitab ini sangat di tekankan pengenalan akan Tuhan Yesus itu sendiri dimana terdapat tujuh kali penggambaran akan siapa Tuhan Yesus itu.
Lihat juga: Pengantar Kitab Yudas
Dan yang ketiga spiritualitas Kharismatis yang berati bahwa menekankan pentingnya roh yang bekerja dalam orang percaya di mana roh Allah itu (Yoh 1:33,34) di mana sesorang hendaknya di baptis dalam roh, roh kepada murid-murid (Yoh 7:39, 20:22) demikian orang menjadi percaya adalah karena Roh Allah yang menggerakan dan orang percaya hendaknya lahir kembali atau lahir dari roh yang berarti lahir dari Surga sehingga menghasilkan buah atau sikap-sikap rohani yang dapat di munculkan dan dalam Yoh 15:5 kita tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak bersama Yesus.
Sehingga kesadaran akan Spiritualitas dari keempat injil tersebut menjadi sebuh pedoman bagi orang percaya dan mahasiswa Teologi yang memang berpedoman kepada Alkitab yang menyuarakan suara Allah dimana Spiritualitas mahasiswa Teologi mengacu kepada respon terhadap Allah itu dalam penggambaran kitab injil, Allah itu Imanuel yang bersama atau yang dekat dengan Dia sehingga respon untuk mencari kerajaan Allah tersebut beserta kebenaranya, mamatuhi perintahnya dan menerapkan Kasih yang di Ajarkan, sehingga Spiritualitas tidak hanya menyangkut hubungan dengan Allah melainkan kiga berdampak kepada sesama. Allah juga Transenden meskipun dalam ketransendenanya Allah tetaplah Imanen. Suaranya dan perawatanya kepada ciptaanya dapat di rasakan oleh manusia sehigga orang percaya di tuntut untuk taat dan setia, orang percaya di dorong untuk memberi respon untuk memikul salib dan mengikut Dia meskipun dalam penderitaan. Di dalam Spiritualitas juga hendaknya membagikan sukacita, sukacita yang di dalap orang percaya alah karena telah di selamatkan, orang percaya hendaknya meresponya dengan membagikan sukacita itu dengan mewartakan kabar sukacita, keselamatan yang di dalam Tuhan Yesus Kristus, melakukan pertobatan di mana Tuhan Yesus sendiri datang kedunia untuk orang berdosa dan menyelamatkanya, dengan memiliki Iman yang teguh kepada Kristus sehingga dalam spiritualitas ini orang percaya hendaknya memiliki hubungan yang personal dengan Allah karena Orang percaya bukan lagi seorang hamba melainkan sudah menjadi sahabat bagi Kristus dan telah di angkat menjdi Anak-anak Allah. Inti spisitualitas hendaknya berpusat dalam Kristus bukan kepada yang lain, melalui karya Roh Kudus kita dapat di tuntun kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri, sehingga melalui Tuhan Yesus kita lahir baru di dalam roh dan di mampukan menjalankan kebebasan kita dalam melakukan kehendak Bapa.