Aktaulisasi Teologi Cicak secara terbaru
sebelum membaca artikel ini lebiha baik memualia memabaca dari Teologi Kontekstualisasi Cicak bagi Batak
Aktaulisasi Dari Teologi Cicak
Aktaulisasi Dari Teologi Cicak
Melalui Teologi cicak di harapkan orang
Batak mengenal Kristus sebagai Firman yang hidup, seperti cicak yang mampu
beradaptasi demikian orang Batak yang mampu mempertahankan Kekristenanya dan
mampu beradaptasi di tengah fenomena-fenomena yang terjadi dalam hidupnya.
Allah hadir sebagai penolong orang Batak yang dahulu bukan bangsa pilihan yang
di mana menyembah dewa-dewa yang fana dan jauh dari kebennaran firman Tuhan
kini Firman itu telah hadir di tengah-tengah orang Batak, dan seperti cicak
yang mampu mempertahankan dirinya dalam bahaya, injil Kristus juga tetap untuk
selamanya seperti pada Yesaya 40:8 “rumput menjadi kering, bunga menjadi layu,
tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya”
Allah hadir ke dunia dan
diam diantara kita mewujudnyatakan kasihnya kepada orang Batak, ia melampaui
setiap marga yang ada pada Batak. Bahkan ia hadir pada setiap orang untuk
memanggil setiap orang dari kegelapan menuju terang Kristus. Dahulu kita
anak-anak gelap tetapi sekarang oleh injil kita menjadi anak-anak terang yang
lalu biarlah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.
Melalui teologi cicak ini hendaknya orang
Batak dapat mengenal Kristus yang telah menjadi manusia itu, yang telah mengorbankan
dirinya di kayu salib, mati dan di kuburkan dan pada hari yang ke tiga bangkit
pula diantara orang mati yang menyatakan bahwa maut tidak dapat membinasakanya
tetapi Kristus telah mengalahkan maut. Ia hadir kedunia memberikan kesejahtraan
bagi manusia melebihi hasil panen bahkan memberikan kehidupan yang kekal bagi
orang Batak apabila mau mengimaninya.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan teologi cicak dapat menyapa pandangan hidup orang Batak yang dimana
bertujuan untuk menerangi budaya Batak dengan terang Kristus. Kristus hadir
untuk menyapa orang Batak dengan menggunakan pendekaatan teologi
kontekstualisasi yang berarti Pemahaman orang Batak yang selama ini mistis
terhadap gorga cicak kini telah di terangi oleh Kristus, oleh sebab itu orang
Batak hendaknya memahami cicak seperti pemahaman agama suku tetapi memahami
gorga cicak itu secara pemahaman yang telah di terangi Kristus itu. Kristuslah
yang memberi kemakmuran bagi manusia.
Daftar
Pustaka
Philipus Jarongki Marpaung, Rumah Gorga:
Sosok Pribadi Orang Batak, Depok :Papas Sinar Sinanti, 2000.
Rudolf Pasaribu, Agama Suku Dan
Batakologi Medan: Pieter, 1988.
M. A. Marbun, Kamus Budaya Batak Toba,
Jakarta: Balai Pustaka, 1987.