kajian Teologi Cicak

sebelum membaca artikel ini lebiha baik memualia memabaca dari Teologi Kontekstualisasi Cicak bagi Batak
Teologi Cicak

Dalam teologi sendiri, penulis ingin mencoba mengkontekstualisasikan pemahaman tentang cicak yang dimasuki muatan teologi. Yang dapat memperkenalakn berita kesukaan itu bagi tanah Batak.

Cicak yang dipahami masyarakat Batak dapat beradaptasi di mana saja sejalan dengan misi Allah di dunia ini melalui orang-orang yang dipilihnya. Allah ingin umatnya hadir di mana saja untuk datang memuji Tuhan dan dapat menghadirkan syalom Allah di tengah-tengah dunia dalam berbagai pergumulan dan berbagai keberagaman yang ada.

Di dalam Alkitab sendiri terdapat dijelaskan bahawa mesipun cicak adalah mahluk yang lemah namun dapat berada di mana saja bahkan di istana raja (Amsal 30:28). Ajaran Kristus di dunia ini adalah ajaran yang fleksibel yang mampu mengatasi berbagai falsafah di dunia ini termasuk adat Batak. Orang Batak yang merefleksikan cicak yang mampu beradaptasi di lingkunganya demikianlah juga dengan Kristus hadir di mana saja dan menyelamatkan siapa saja. Dalam Yoh 1:14 mengatakan bahwa firman telah menjadi manusia dan diam diantara kita, hal ini berarti Kristus juga diam di tengah-tengah orang Batak dan menyapa orang Batak.

Yesus Kristus adalah raja diatas segala raja dan kristus juga melebihi dari cicak dalam beradaptasi. Dia tidak terbatas pada ornament-ornamen (Para Rasul 17:24) bahkan Dia mampu menjamah setiap pribadi dengan kepribadian yang berbeda dan dalam keberagaman.
Ketika cicak dalam berbahaya cicak memutuskan ekornya sebagai pengorbanan untuk menyelamatkan dirinya, dengan mengorbankan bagian tubuhnya cicak dapat menyelamatkan dirinya, hal ini merefleksikan bahwa oleh karena dosa manusia Allah mengaruniakan anaknya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa. Allah juga mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3: 16).

Sehingga oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman demikianlah oleh satu penrbuatan kebenaran semua orang memperoleh pembenaran oleh hidup (Rom 5:18) sejalan dengan sifat dari cicak yang oleh karena pengorbanan ekornya dia dapat selamat. Demikian juga bahwa ketika ekor cicak yang sudah hilang tersebut maka ekor cicak akan tumbuh sebagai gantinya merefleksikan peristiwa Yesus yang oleh pengorbananya, maut tidak dapat megalahkanya terlihat dari kebangkitanya pada hari ketiga. Oleh karena kesucian dari Yesus kristus sendiri Ia mampu mengalahkan maut dan merebut kuasa dari maut itu sendiri untuk kebebasan manusia.

Dengan hadirnya cicak (cicak tanah) dianggap orang Batak sebagai pertanda akan ada panen yang melimpah dan kemakmuran, hal ini tidaklah melampaui dari yang dilakukan Yesus dalam hidupnya ketika orang banyak kelaparan, Yesus dengan lima roti dan dua ikan untuk di makan lima ribu orang bahkan sisa dua belas keranjang (Mat 14: 13-21) dan memberi makan empat ribu orang dengan tujur roti dan beberapa ikan kecil (Mat 15:32-39), Yesus datang kedunia memberi kemakmuran bagi manusia, ia hadir menggumuli kebutuhan manusia termasuk kebutuhan jasmani, Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan rohani manusia. Artinya Allah adalah pemberi berkat (pasu-pasu) yang sejati yang melebihi dari segala dewa kemakmuran dan kesuburan.