Okultisme Modern di Barat dan di Timur
Okultisme Modern
di Barat dan di Timur
I.
Latar
belakang Judul
Pada
perkembangan dunia masa kini setiap manusia ingin mengekspresikan keyakinan
mereka akan kehadiran sang ilahi dalam berbagai bentuk. Melihat perkembangan
ini motivasi yang berlandaskan keyakinan semu menjadikan setiap manusia
memiliki konsep kehadiran allah yang berbeda-beda dalam kehidupan. Inilah yang
dilihat menjadi suatu ancaman bagi eksistensi Allah ditengah-tengah umat
beragama, ditambah juga pembaharuan dunia terjadi begitu cepat dengan
pertambahan sisi-sisi kehidupan yang mencari suatu kepastian yang cepat dan
dapat meyakinkan dirinya. Inilah menjadi dasar munculnya penyimpangan berupa
okultisme yang mengandalkan kekuatan-kekuatan duniawi sehingga melupakan
kekuatan Allah yang tidak terbatas. Itu juga yang dirasakan dalam dunia modern
yang ingin mencari keyakinan-keyakinan yang berasal dari dunia sehingga
menjadikan pemikiran-pemikiran manusia ingin merepresentasikan bentuk allah
melalui pemikiran. Dari hal inilah kita akan membahas perkembangan okultisme
dalam bentuk yang modern di bagian Barat dan Timur sehingga kita memahami, bentuk
perbedaan serta perkembangan okultisme ditengah dunia yang modern
II.
Pembahasan
Judul
2.1. Pengertian okultisme
Istilah okultisme, berasal dari kata kata Okult yang berarti gelap, rahasia, misterius, tersembunyi, dan istilah isme yang berarti ajaran, paham atau doktrin. Jadi istilah Okultisme berarti ajaran, paham, atau doktrin tentang hal-hal yang sifatnya rahasia, gelap, misterius dan tersembunyi, khususnya menyangkut kuasa
kegelapan. Terlibat dengan okultisme, artinya terlibat dengan hal-hal yang
gelap, yang rahasia, yang berhubungan dengan kuasa kegelapan.[1]
2.1.1. Pengertian Modern
Kata “modern” dalam
KBBI diartikan sebagai terbaru, mutakhir. Serta pada kata ini ditentukan
bagaimana sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan
zaman[2]
Latar belakang lahirnya modernisme berawal dari proses abad pertengahan menuju
ke zaman modernisme, yang dijembatani oleh era renaissance (pencerahan) sehingga berkembang mencari bentuknya
sampai akhirnya lahir modernisme.
Situasi modernisme
mengedepankan pemikiran dan keterbukaan terhadap perkembangan ilmu-ilmu melalui
metode ilmiah, sehingga tidak dapat disangkali banyak perkembangan prestasi
pada modernisme melalui berbagai penemuan dan mampu meningkatkan taraf hidup
manusia, terutama bidang material-jasamaniah.[3]
2.1.2. Pengertian okultisme modern
Okultisme
Modern adalah paham kegelapan, hal
mistik, supranatural, dan roh-roh gaib yang masih berkembang pada perkembangan
dan kemajuan zaman serta ikut bermain peran di tengah-tengah perubahan zaman
yang terjadi. Salah satu faktor yang menjadi penyebab adanya okultisme di zaman
modern ini adalah media-media yang juga banyak mengekspos dunia kegelapan,
dunia roh.[4]
Hal ini dapat kita lihat dalam Film-film barat seperti Hary Potter yang
memberikan kesan bahwa ilmu sihir juga ada kebaikannya, casper, dll.[5]
Maka dari sini kita dapat memahami bahwa okultisme modern merupakan
perkembangan yang terjadi mengikuti zaman namun secara mendasar merupakan
praktek tersembunyi ataupun gaib yang berada di tengah-tengah kemajuan dan perkembangan.
Perkembangan praktekoccult yang
terjadi mengikuti kebutuhan serta keinginan manusia yang mencari dan
mengingnkannya di tengah pergerakan zaman.
2.2. Pemahaman okultisme dalam dunia
modern
Ada
beberapa pemahaman yang muncul dalam okultisme didunia modern, yaitu:[6]
1. Pemahaman
yang salah terhadap Allah
Konsep-konsep
yang salah tentang eksistensi, jati diri, kuasa Allah yang dianggap sulit
dipahami mendorong untuk manusia mencari secara langsung komunikasi yang dapat
di aplikasikan kepada Allah sehingga hal ini mendorong manusia belajar berbagai
mantra, spritisme dan mempersonifikasikan Allah menjadi makhluk materi atau
benda-benda ciptaan yang dapat disembah
2. Usaha
manusia untuk memperoleh keamanan dan ketenangan
Hidup
ini penuh dengan kesulitan, bencana, musibah, tragedi, dan aneka ragam bahaya.
Dalam usaha untuk mengantisipasi semua permasalahan tersebut, manusia mendalami
berbagai ilmu ramal, horoskop, pitungan, garis tangan, feng shui, dan berbagai
pengorbanan. Tujuan mereka agar terhindar dari ancaman-ancaman yang
sewaktu-waktu menimpa hidup mereka.
3. Nafsu
memperoleh kekayaan, daya pesona dan pemuas nafsu seksual
Banyak orang ingin memperoleh kekayaan, materi
berlimpah, dan kesuksesan dalam pekerjaan. Ilmu tenung dan sihir dimanfaatkan
oleh orang tertentu agar mereka memiliki daya pesona, daya rangsang, dan
kepuasan seksual baik bagi dirinya maupun bagi orang yang mencarinya.
Berhala-berhala
dapat dalam bentuk-bentuk tertentu hasil pekerjaan manusia, tanggapan manusia
terhadap lingkungan hidupnya ataupun terhadap dirinya sendiri. Memperallahkan
yang bukan Allah selalu bersumber dari kehendak manusia. Walaupun isinya tetap
sama, bahaya penyembahan berhala itu boleh berganti-ganti seturut dengan
kemasan zamannya. Kemajuan Tekhnologi dapat menjadi berhala konseptual semangat
pragmatisme dan problem solving
(pemecahan masalah) sekaan dapat memperlihatkan aktualisasi diri manusia
berpikir dan melakukan tindakan tanpa Allah.
Lahirnya
satu perkembangan, seakan manusia ingin melepaskan diri dari kekuasaan manusia
dan agama, akhirnya dari perkembangan kemampuan manusia ini seakan-akan manusia
berkuasa terhadap alam semesta. Dalam perkembangan selanjutnya muncul juga
pengaruh negatif yaitu menolak semua hal-hal yang sifatnya adikodrati
(supranatural). Ini berarti pemberontakan manusia terhadap kekuasaan (otoritas)
Allah.Dengan sikap ini manusia harus menjalani jalannya sendiri, sehingga dala
perkembangan sejarah kemanusiaan banyak yang menyangkal Allah (Ateisme) bahkan yang mengangap tidak
lagi berurusan dengan alam ini (deisme).[7]
2.2.1. Faktor-faktor terjadinya okultisme
dalam dunia modern
2.3. Perkembangan okultisme modern di
dunia Barat
Manusia
dalam humanisme barat, dalam menghadapi alam semesta serta kebudayaan barat dengan
cara berpikir dualistis atau “either or
Thinking” dan memitoskan kemampuan asional manusia yang oada akhirnya
mengarahkan manusia menjadi humanisme atheis. Dalam era “post modernisasi” sekarang makin banyak orang mengallahkan banyak
hal: kekafiran atau roh-roh di udara (Aneisme), dunia (panteisme), berhala,
patung-patung buatan manusia (totemisme), materi (materialisme), penduniawian
segala sesuatu, dll.[8]
Perkembangan di dunia modern
ini disebut juga Gerakan Zaman Baru yang memiliki pengertian kebangkitan
kembali secara modern agama-agama dan tradisi agama kuno. Filsafat modern
psikologi, sains, termasuk fiksi sains mempengaruhi pikiran atau jiwa manusia
pada perkembangan pemikiran okultisme modern. Paham ajaran baru ini
menghidupkan kembali ajaran inkarnasi ke dalam jubah psikologi, ilmu
pengetahuan, dan tekhnologi humanism dari Barat.[9]
2.3.1. Bentuk-bentuk okultisme di dunia
barat
Ada berbagai bentuk
okultisme di dunia barat diantaranya:
a.
Clairvoyance
Clairvoyance
ialah kemampuan ekstra mengetahui sesuatu hal yang tidak kelihatan oleh mata
manusia. Ini perlu diwaspadai dalam suasana cara berpikir magis-animistis,
karena bakat istimewa manusia ini umumnya dikemas dengan mantra-mantra agar
dianggap semakin hebat
b.
Telepathy
Telepathy,
ialah berasal dari perkataan tele
(jauh) dan pathy (pikiran) yang
berarti kemampuan komunikasi dengan sesama manusia tanpa memperhatikan jarak
antara yang bersangkutan.
c.
Hipnotis
Di dunia barat banyak
pendeta, dokter, psikiater, psikolog, dan dokter gigi mempelajari dan
mempraktekkan hipnotis. Ilmu ini
berusaha memberi sugesti dalam
mencari sesuatu atau mempengaruhi pikiran alam bawah sadar. Namun hal ini dapat
menjadi hal yang gaib ketika ada mantra dan digunakan untuk kepentingan
pribadi.Ketika disertai dengan mantra ataupun jimat akan menjadikan motivasi
yang salah dan dapat merugikan pihak yang menjadi korban hipnotis, padahal ini seharusnya mendapat persetujuan terlebih
dahulu baru dapat dilaksanakan.[10]
d.
Astrologi
Astrologi merupakan
gabungan antara ilmu Astronomi dengan ilmu ramal. Astrologi dapat dilihat
jutaan orang setiap hari melalui surat kabar, majalah, radio, TV, internet.
Astrologi tidak hanya dipercaya orang duniawi saja tetapi juga orang kristen.
Mereka yang sudah sungguh memercayai atau sekedar ingin tahu atau iseng. Mereka
tidak menyadari bahwa perbuatan itu adalah dosa
e.
Ramalan
Astromantik
Ramalan ini digunakan
meramalkan situasi yang terjadi dalam suatu negeri berdasarkan bintang yang
kelihatan. Misal, munculnya komet (bintang berekor) sering diramalkan akan
terjadinya suatu goncangan politik dan pergantian kepemimpinan.[11]
d. Spiritisme
Praktik perdukunan juga merupakan praktik untuk berhubungan dengan
roh-roh orang mati atau roh halus. Itulh disebut dengan Spiritisme. Roh orang
mati dipercaya berada dekat manusia, bahkan seseorang yang baru meninggal roh
itu dapat berhubungan dengan orang-orang
yang masih hidup. Roh dapat dipercayai memberi nasihat, menolong, menghibur,
dan memberi petunjuk bagi yang hidup. Diadakanlah kurban untuk menjalin
hubungan dengan roh orang mati bahkan sampai dengn bertapa khususnya dengan
mantra dan jampi-jampi.
Penyebaran spiritisme dalam bentuknya yang baru itu meluas ke seluruh
dunia, ditambah juga ada kepercayaan dalam spiritisme bahwa roh orang mati akan
bereinkernasi, dan dalam petualangan evolusi rohani itu, sebelum memasuki badan
jasad reinkarnasi berikutnya masih dapat kembali berhubungan dengan manusia
melalui upacara spiritisme.[12]
2.4. Perkembangan okultisme modern di
dunia Timur
Orientalisme
memperkenalkan satu gerakan baru yang disebut “gerakan zaman baru”. Gerakan ini
ada persamaannya dengan pandangan rasionalisme dan juga humanisme sekuler.
Banyak orang tertarik kepada gerakan ini karena menawarkan hal-hal yang tidak
terpenuhi dalam rasionalisme dan materialisme yang mendominasi teknologi saat
ini. [13]
Gelombang perkembangan nampaknya berasal dari Persia
yang terkenal dengan ajaran Zoroaster sehingga mampu mempengaruhi pemahaman
cyirus yang mengalahkan kerajaan babilonia tahun 539 dan juga berkembang
melalui aliran-aliran yang ada. Korban-korban serta mantera-mantera dianggap
berkuasa untuk menaklukkan kuasa ilahi dan mengutamakan kekuasaan diri sendiri
dalam setiap aktivitas.[14]
Dalam pemahaman Timur manusia merupakan mikro kosmos yang merupakan bagian kecil
dari makro kosmos yaitu sekelilingnya
yang ada di bumi. Maka dari itu manusia memuat dalam dirinya semua kekuatan dan
unsur-unsur yang ada dalam makro kosmos. Ada bagian-bagian yang mewujudkan
sifat sacral. Ada bagian-bagian alam yang sacral, seperti kuburan, pohon-pohonan.
Ada juga kebudayaan yang bersifat sacral seperti keratin, keris, tongkat, dan
lain-lain.
Manusia dapat mengisi diri dengan sakralitas melalui
beberapa hal untuk menjdi sempurna dan mengatasi masalah hidup. Paham inilah
seperti “aman Baru” atau New Age di
Timur. Tuhan hanyalah sebagai kekuatan diri yang dapat dirasakan dalam diri
semua yang hidup. Sehingga manusia dengan mikro
kosmis adalah orang yang memiliki dan mengakui sifat Ilahi ada dalam
dirinya. Inilah pemahaman “Zaman Baru” di daerah timur yang sudah merupakan
pemberhalaan diri sendiri yang menjadikan diri adalah Tuhan Ilah.[15]
2.4.1. Bentuk-bentuk okultisme di dunia
Timur
Dalam perkembangannya
ada berbagai macam bentu okultime di dunia timur, diantaranya:
a.
Pemujaan
Patung Agama Shinto
Terlihat jelas
sebagai agama kebangsaan di Jepang, Shinto melakukan pemujaan kaisar dan
tempat-tempat keramat nasional, serta sering juga melakukan ziarah dan
penyucian melalui semedi dan mandi, Bahkan sejak Jepang kalah perang pada tahun
1945, Jepang diajak untuk menyangkal kedewaannya yang tururn temurun, namun
melihat perkembangannya Shinto lebih berkembang dan bervariasi.[16]
b.
Ranga
di Australia
Di
Australia, adalah warisan dari nenek moyang mereka yang telah ditetapkan di
dalam mite yakni teladan dari zaman bahari, zaman dahulu kala, yang mendapat
bentuknya sampai sekarang ini. Pada
zaman-zaman tersebut nenek moyang Totem
yakni nenek moyan bersama dari kaum dan jenis binatang yang tergolong
kepadanya, melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bekas-bekasnya kini masih
kelihatan pada batu yang aneh bentuknya, pada sumur-sumur dan sebagainya.
Sebagian peninggalannya sudah tertimbun tanah (hilang), di Australia upacara
keagamaan dibuat semacam wakil nenek moyang totem
yang disebut Ranga.
Ranga
itu menjamin kehadiran nenek moyang mereka, lukisan-lukisan juga mereka buat
menurut pola yang ditetapkan dan dianggap kelihatan pula dahulu pada badan
bapak asali. Ranga itu dianggap
keramat dan menyimpan berbagai rahasia yang hanya diketahui tua-tua yang
memimpin upacara-upacara. Karena Ranga
berbahaya oleh karena itu berlakulah bermacam-macam tabu dan ranga itu hanya bisa dilihat oleh yang
sudah ditahbiskan dalam upacara. Penahbisan itu dilakukan dengan lukisan pada
badannya yang diberi warna yang sangat bagus lagi ruet. Lukisan itu sedemikian
keramatnya, tidak boleh dilihat oleh wanita yang belum ditahbiskan.[17]
c.
Yin
dan Yang dalam pemahaman Konfusius
Pemahaman
Konfusius mengajarkan bahwa surga dan bumi akan menjadi harmonis jika setiap
orang mematuhi mereka yang berada di atas dan membagi dengan pantas mereka yang
di bawah, sehingga menjadi susunan yang hierarkis,
Dan pandangan pengikut ini bahwa segala sesuatu di alam semesta terdiri dari
dua prinsip yang saling berlawanan yaitu yin
(prinsip feminim) dan yang (prinsip
maskulin).
Sifat
feminim adalah hal-hal yang bersifat menerima dan menghasilkan, sedangkan sifat
maskulin adalah hal-hal yang bersifat aktif dan keras hati. Untuk kesenangan
pribadi dan sosial, unsur-unsur ini harus dijaga keseimbangannya. Jika seorang
kaisar menghornati para leluhurnya yang berada di surga dan mendapatkan restu
dari padanya, secara otomatis akan memelihara antara yin dan yang dalam
kekaisarannya. Sebagai imbalan akan dihasilkan panenan yang bagus, kemakmuran
yang merata, dan kebahagiaan yang meluas.[18]
d.
Chronomancy
Chronomancy
adalah ilmu ramal yang dipakai untuk menentukan hari baik atau buruk. Misal,
memilih hari untuk pindah rumah, pernikahan, memulai usaha baru. Chronomancy
dilakukan orang jawa.[19]
e.
Geomancy
Geomancy
merupakan imu ramal yang berhubungan dengan keberuntungan, kesehatan
berdasarkan tata letak bangunan, rumah dan ruangan. Orang yang tinggal di
pesisir laut selatan, rumah nya harus menghadap selatan untuk menghormati Nyai
Roho Kidul.orang Toraja membangun rumahnya dari arah utara keselatan karena
mereka percaya bahwa roh-roh yang melindungi rumah adalah di utara. Sedangkan
roh-roh perusak rumah ada di selatan. Orang Tionghoa menyebut Geomancy sebagai
hong shui.
f.
Kekebalan
tubuh
Di
berbagai negara Asia, khususnya di Indonesia, praktek berpuasa dan bersemedi
untuk meningkatkan tenaga dalam agar tidak mempan senjata tajam, biasa ditemui
di lingkungan masyarakat yang keras. Hampir setiap laki-laki harus belajar atau
memiliki ilmu bela diri untuk diadu di arena pertandingan antar desa. Untuk
meningkatkan kemampuan terhadap lawan-lawannya, mereka biasanya memakai
mantera-mantera pengundang roh, berpuasa dan bersemedi agar mampu bersaing
dengan lawan yang lebih besar. bahkan, mereka tidak mempan senjata tajam,
sanggup berjalan diatas bara api seperti debus. Debus merupakan demonstrasi kekebalan tubuh yang sangat terkenal di
Banten, Jawa barat. Debus dilakukan
orang-orang yang diisi roh-roh jahat dari laut dan hutan.[20]
g.
Tarian
Tradisional dan kebudayaan
Beberapa
budaya dan tradisi yang umum dalam masyarakat dan merupakan praktek okultisme,
yakni:
1. Tarian
peperangan
Tari-tarian
yang berasal dari upacara peperangan, yang terdapat di beberapa wilayah di
Indonesia merupakan tari-tarian yang dilakukan dibawah kuasa roh. Misal, tarian
peperangan yang penarinya adalah para prajurit yang meminta pertolongan
arwah-arwah agar dirasuki roh-roh sehingga dapat memenangkan peperangan. Tarian
ini dilakukan dalam ritme tertentu dengan mantera-mantera tertentu dan
mempergunakan darah hewan sebagai kurban persembahan.
2. Tarian
memanggil hujan
Tiban adalah jenis tarian yang melibatkan roh-roh
yang memasuki tubuh penarinya. Tujuan tarian ini adalah memanggil hujan dan
mempertandingkan dua kelompok yang mempergunakan pecut (cemeti) yang ujungnya
diberi senjata tajam. Roh-roh memberi kekebalan kepada penarinya sehingga
luka-luka akibat tersayat senjata atau cemeti dapat sembuh seketika.
Jaran kepang (kuda
lumping) juga biasa dilakukan di pedesaan pulau Jawa. Tarian tersebut
dipergunakan untuk memanggil roh yang dapat mendatangkan hujan atau menjaga
keselamatan kampung. Tarian ini juga dapat memberi kekuatan khusus kepada para
penarinya sehingga mereka dapat makan pecahan kaca, gabah, padi dan dapat
berjalan diatas bara api tanpa terbakar.[21]
2.5. Dampak Okultisme didunia Modern
Pengaruh
atau dampak aliran ilah-ilah zaman ini juga kita lihat dalam paham-paham yang
berpusatkan diri aku manusia memasuki kekristenan dalam bentuk-bentuk tertentu.
Pengaruh mantera (mangmang) dalam
praktek perdukunan atau “Datu-datu dan
gerakan zaman Baru atau humanisme kosmik” dan sejenisnya seperti sudah
disebutkan sebelumnya bukan saja mempengaruhi beberapa pengkhotbah Kristen
secara metodologis, tetapi aliran/gerakan zaman baru ini lebih dalam
menerangkan inti permasalahan humanisme adalah “manusia ingin berusaha menjadi
Allah” ataupun yang dikristenkan. Jadi “manusia adalah alah-alah kecil (Little gods)”. Dalam hal ini ia sama
seperti konsep-konsep gerakan zaman baru yang menganggap manusia mempunyai
sifat ilahi.
Menjadi
jelas bahwa perkembangan zaman baru menekankan otonomi manusia, sehingga konsep
manusia adalah allah yang memiliki otoritas dalam kehidupan. Inilah yang dapat
dikatakan sebuah bentuk okultisme yang telah mempengaruhi ajaran
kelompok-kelompok agama. Aliran zaman baru ini termasuk memakai “jubah”
kekristenan yang mampu menjadi gelombang pengajaran yang membelokkan
penyembahan kepada Allah menjadi allah-allah kecil.[22]
III.
Sorotan
Teologis
Melihat perkembangan okultisme modern merupakan sesuatu yang baru tampilan
namun dalam merupakan hal-hl gab yang harus selalu diperhatikan dan diwaspadai.
Terlihat okultisme di bagian Timur yang menggunakan aspek-aspek benda dan juga
otoritas manusia yang memiliki daya dalam mengendalikan kehidupannya. Sedangkan
di bagan barat terlihat pengaruh ilmu pengetahuan membawa manusia kepada arah
pendewaan ribadi serta hal gaib yang dibungkus melalui permainan dan juga
perkembangan-perkembangan media.
Hal ini tetaplah dikatakan gaib dengan ditampilkan dalam bentuk yang
lebih dekat dan lebih mudah dipahami dan dilakukan oleh manusia. Hal ini sama
seperti Israel yng menjadikan diri dan bangsa mereka sebagai ilah yang dapat
disembah melalui patung dan mengandalkan kekuatan sendiri dalam mengahadapi
tantangan. Padahal dalam Kristen yang menganut pengajaran Allah Tritunggal
haruslah memahami terlebih dahulu bahwa Allah itu esa adanya (bnd. Ul. 6:4)
sehingga tidak dapat dimengerti dan dibuat melalui pemikiran-pemikiran manusia.
Allah yamg maha tinggi dengan
segala otorita mampu menyatakan dirinya dengan Allah Bapa, Allah Anak, dan
Allah Roh Kudus. Ini menunjuukkan pemikiran dan diri manusia tidaklah mampu
memahami kehndak dan otoritas Allah dalam dunia ini.Kebebalan manusia dan
kekurangpercayaannya menjadikan manusia seringkali kurang puas daa]lam memahami
Allah dan kehendaknya sehingga muncullh tindakan occult yang mendewakan dan memberhalakan diri sendiri ataupun
benda-benda.
Hal inilah yang menjadi
tantangan bagi pemahaman Kekristenan yang harus kembali erefleksikan pemahaman
Allah yang Esa dan kembali ke Alkitab. Perbuatan menyembah ilah-ilah lain hanya
akan menjadikan Allah murka dan menunjukkan bahwa manusia kurangnya memahami
eksistensi sebagai ciptaan-Nya dan Pencipta-Nya. Hakekat Allah tersebut
ketiganya tidaklah dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan dan hanya berbeda
oknumNya. Sehingga melalui ini manusia memahami bahwa Allah bukanlah sama
seperti ilah-ilah yang mampu ditampilkan dalam bentuk patung namun Allah
merupakan satu hakekat yang besar dan tidak terlampaui akal manusia sehingga
manusia hanya diberikan otoritas untuk taat bukan memberontak.[23]
IV.
Daftar
Pustaka
[1]
Pondsius & Susanna Takaliuang, Antara
Kuasa Gelap & Kuasa Terang Pedoman Pelayanan Pelepasan dari Belenggu
Okultisme, (Jawa Timur: Departemen Literatur YPPII, 2004), xvi
[2]
Menteri Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahasa,2008), 1035
[3]Halil
Daniel Lie, Abad Pertengahan Modernisme
& Postmodernisme, dalam Stulos Jurnal Teologi, (Bandung,2009), 2-4
[4] Jaharianson Saragih, Pelayanan pelepasan dan
dampak positifnya, ( Medan : L.SAPA,2016) 62
[5]Ibid
[6]
Surya Kusuma, Okultisme antara budaya vs
iman Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2010), 8-11
[7]
E.P. Ginting, Okultisme Mewaspadai
Okultisme klasik dan Modern, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), 29-31
[10]
E.P. Ginting, Religi Karo,
(Kabanjahe:Abdi Karya,1999), 201-204
[11]
Bangbang Yudho, How toOvercome Occultism,
(yogyakarta: ANDI, 2010), 9-10
[13]
E.P. Ginting, Djorelit Surbakti & Maria Ginting, Okultisme Mewaspadai Okultisme klasik dan modern, (Bandung: Media
Bina Informasi, 2007), 32
[16]
Robert Brow, Asal Mula Agama, 71-72
[17]
A. G. Honig Jr. Ilmu Agama,
(Jakarta:BPK-GM,2011), 57-58
[18]
Michael Keene, Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta:Kanisius,2006), 170-171
[19]
Bangbang Yudho, How toOvercome Occultism,
11
[20]
Bambang Yudho, How toOvercome Occultism, 11,15
[21]Bambang
Yudho, How toOvercome Occultism,
55-56
[22]
E.P. Ginting, Djorelit Surbakti & Maria Ginting, Okultisme Mewaspadai Okultisme klasik dan modern, 47-49