Corak Pandangan Bapa-bapa Gereja Golongan Gnostik/Intelektualitas
Setelah selesai zaman-zaman rasul-rasul, maka masuk zaman bapa-bapa gereja (Gereja abad pertengahan, lebih kurang tahun 500 M). Bukan berarti semua tokoh-tokoh gereja pada zaman tersebut disebut Bapa-bapa Gereja. Menjadi Bapa-bapa gereja jika ia memegang jabatan episkopal.Semua Bapa-bapa gereja di zaman patriakh sepakat bahwa keselamatan hanya oleh iman dan menegaskan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Tetapi kemudian setelah ditanya apa dan bagaimana itu iman atau aktualisasi iman, maka mulailah jawaban berserak atau terpencar.
Ada 3 aliran kelompok Teologi yang memberikan pemahaman mereka sesuai dengan apa yang mereka yakini dan pahami, yaitu:
Gnostik/Intelektualitas
Merupakan salah satu sinkretisme yang dualistis-pantheistis yang berusaha menggabungkan filsafat barat dengan agama timur. Kata Gnostis berarti juga pengetahuan atau dalam hal ini hikmat tinggi. Ajaran mereka jika secara ringkas sebagai berikut: “Allah yang tertinggi yang keadaanNya adalah Roh tidak ada hubungannya dengan dunia. Manusia mengandung sebagian kecil Roh Allah dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian ilahi yang kecil itu. Oleh pengajaran Kristus, manusia diajak untuk melepaskan dirinya dari zat benda dan supaya kembali kepada Roh Allah sebagaiaZat tertinggi itu. Denga kata lain, Kristus membawa kebebasan dengan menunjuk kepada jalan askese dan membuka segala gnosis (pengetahuan rahasia) yang tersembunyi.
Tokoh-tokohnya:
lihat Juga: Kontroversi Ajaran Keselamatan
1. Valentinus
Valentinus adalah seorang tokoh Gnostik yang terkenal dan pendiri aliran Gnostik yang bernama Valentinian.Valentinus menyampaikan ajarannya di Roma dan menarik perhatian banyak orang. Valentinus menjelaskan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui Gnosis (pengetahuan rahasia). Gnosis itu adalah pengetahuan tentang siapakah kita dahulu, lalu kita menjadi apa, di manakah kita dahulu, kemudia ke tempat manakah kita telah yterbuang, ke manakah kita akan pergi, dari apa kita diselamatkan, apakah kelahiran dan apa pula dengan kelahiran kembali. Jadi keselamatan itu dipahami ketika mampu mendapatkan atau memiliki Gnosis itu.
2. Clemens dari Alexandria
Dia adalah seorang Bapa Gereja dari Gereja Timur pada periode gereja lama. Pentingnya Clemens dari Alexandria ini bagi sejarah gereja adalah keberanian dan keberhasilannya dalam mengadakan bhubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat.Clemens berpendapat bahwa di dalam filsafat Yunani terdapat kebenaran-kebenaran. Para filsuf telah belajar dari hikmat ilahi yang terpancar dari gambar Allah yang terdapat dalam diri mereka. Clemens juga berpendapat bahwa iman dan Gnosis tidak ada pertentangan. Iman diperlukan bagi setiap orang Kristen namun di samping iman ada yang lebih tinggi yaitu Gnosis (pengetahuan rahasia). Gnosis itu diperlukan orang Kristen agar dapat berpikir lebih mendalam. Gnosis (pengetahuan rahasia) tidak menghilangkan iman tetapi menerangi iman.
lihat Juga: Pandangan Bapa-bapa Gereja Golongan Sakramentalisme
3. Yustinus Martir
Yustinus adalah seorang pencari kebenaran yang sejati. Setelah bertemu seorang tua yang bertapa di padang yang sunyi yang mengajarkan Kitab Suci padanya, ia yakin bahwa kebeneran ada pada Kristen, tetapi Yustinus juga suka mempergunakan terminologi filsafat untuk menjelaskan ajaran Kristen. Yustinus memahami bahwa filsafat memiliki peran penting dalam iman Kristen. Corak Kekristenan yang terdapat pada tulisan Yustinus bukan moralitas, bukan pulak bercorak mistis tetapi intelektualitas.
Ada 3 aliran kelompok Teologi yang memberikan pemahaman mereka sesuai dengan apa yang mereka yakini dan pahami, yaitu:
Gnostik/Intelektualitas
Merupakan salah satu sinkretisme yang dualistis-pantheistis yang berusaha menggabungkan filsafat barat dengan agama timur. Kata Gnostis berarti juga pengetahuan atau dalam hal ini hikmat tinggi. Ajaran mereka jika secara ringkas sebagai berikut: “Allah yang tertinggi yang keadaanNya adalah Roh tidak ada hubungannya dengan dunia. Manusia mengandung sebagian kecil Roh Allah dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian ilahi yang kecil itu. Oleh pengajaran Kristus, manusia diajak untuk melepaskan dirinya dari zat benda dan supaya kembali kepada Roh Allah sebagaiaZat tertinggi itu. Denga kata lain, Kristus membawa kebebasan dengan menunjuk kepada jalan askese dan membuka segala gnosis (pengetahuan rahasia) yang tersembunyi.
Tokoh-tokohnya:
lihat Juga: Kontroversi Ajaran Keselamatan
1. Valentinus
Valentinus adalah seorang tokoh Gnostik yang terkenal dan pendiri aliran Gnostik yang bernama Valentinian.Valentinus menyampaikan ajarannya di Roma dan menarik perhatian banyak orang. Valentinus menjelaskan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui Gnosis (pengetahuan rahasia). Gnosis itu adalah pengetahuan tentang siapakah kita dahulu, lalu kita menjadi apa, di manakah kita dahulu, kemudia ke tempat manakah kita telah yterbuang, ke manakah kita akan pergi, dari apa kita diselamatkan, apakah kelahiran dan apa pula dengan kelahiran kembali. Jadi keselamatan itu dipahami ketika mampu mendapatkan atau memiliki Gnosis itu.
2. Clemens dari Alexandria
Dia adalah seorang Bapa Gereja dari Gereja Timur pada periode gereja lama. Pentingnya Clemens dari Alexandria ini bagi sejarah gereja adalah keberanian dan keberhasilannya dalam mengadakan bhubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat.Clemens berpendapat bahwa di dalam filsafat Yunani terdapat kebenaran-kebenaran. Para filsuf telah belajar dari hikmat ilahi yang terpancar dari gambar Allah yang terdapat dalam diri mereka. Clemens juga berpendapat bahwa iman dan Gnosis tidak ada pertentangan. Iman diperlukan bagi setiap orang Kristen namun di samping iman ada yang lebih tinggi yaitu Gnosis (pengetahuan rahasia). Gnosis itu diperlukan orang Kristen agar dapat berpikir lebih mendalam. Gnosis (pengetahuan rahasia) tidak menghilangkan iman tetapi menerangi iman.
lihat Juga: Pandangan Bapa-bapa Gereja Golongan Sakramentalisme
3. Yustinus Martir
Yustinus adalah seorang pencari kebenaran yang sejati. Setelah bertemu seorang tua yang bertapa di padang yang sunyi yang mengajarkan Kitab Suci padanya, ia yakin bahwa kebeneran ada pada Kristen, tetapi Yustinus juga suka mempergunakan terminologi filsafat untuk menjelaskan ajaran Kristen. Yustinus memahami bahwa filsafat memiliki peran penting dalam iman Kristen. Corak Kekristenan yang terdapat pada tulisan Yustinus bukan moralitas, bukan pulak bercorak mistis tetapi intelektualitas.