SGU: Reformasi Gereja di Swiss oleh Johanes Calvin pada Abad 16-17
Reformasi
Gereja di Swiss oleh Johanes Calvin pada Abad 16-17
I.
Latar
Belakang Gereja di Swiss
Sementara
Reformasi di Jerman dengan semarak, terjadi juga kebangkitan di swiss, dibawah
pimpinan Ulrich Zwingli.[1]Dalam
reformasi, sebagaimana yang terjadi di negara Swiss, seyogianya dikelompokkan dalam
dua wilayah yang berbeda. Yang pertama dipimpin oleh zwingli dan berpusat di
kota Zurich. Yang kedua dipimpin oleh Calvin dan berpusat di kota Geneva,
tempat permukiman kebanyakan keluarga yang berbahasa Prancis. Karena Luther
adalah pendahulu Zwingli dan Calvin, banyak orang akan mudah terbawa pada suatu
kesimpulan yang kurang tepat, yakni dengan menyangka bahwa perjuangan kedua
reformator Swiss sekedar meniru Luther. Namun, faktanya tidaklah
demikian.Meskipun Luther saja telah memperbaharui Zwingli dan Calvin, tetapi
tampak jelas bahwa kedua tokoh ini bukanlah peniru Luther.[2]
II.
Biografi
Johannes Calvin
Yohannes
Calvin lahir pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, Prancis Utara.[3]Yohanes
Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi gereja di Swiss.Ia merupakan
generasi yang kedua dalam jajaran pelopor dan pemimpin gerakan reformasi gereja
abad ke-16.[4]Ia
belajar di universitas di Paris, Orleans, dan Bourges serta menjadi pengagum
Erasmus dan Humanisme. Kakeknya adalah seorang tukang tong.[5]Ayahnya
bernama Gerard Cauvin ibunya bernama Jeanne Lefranc.Ibunya adalah seorang wanita
yang cantik dan saleh.Ia meninggal dunia ketika Johannes Calvin masih muda.
Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon.Pada umur 12 tahun Calvin
sudah menerima tonsur (pencukuran
rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan upah dari paroki st. Martin de
Marteville.Dengan penghasilan tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya ke
jenjang yang tinggi.Pada tahun 1523 Calvin memasuki College de la Marche di
Paris. Disini ia belajar retorika dan bahasa latin. Kemudian ia pindah ke
Colage de Montaque, disini Calvin belajar filsafat dan teologi. Setelah Calvin
menyelesaikan pendidikannya itu tiba-tiba ayahnya tidak mengiginkan anaknya
lagi untuk menjadi imam.Ayahnya mengiginkan Calvin seorang ahli hukum.Oleh
karena itu, Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum.
Kemudian
ia belajar juga di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani
dipelajarinya dari Merchior Wolmar, seorang ahli bahsa terkenal pada abad
itu.Dengan demikian Calvin menjadi seorang ahli hukum Calvin sangat menekankan
ketertiban dan keteraturan dalam gereja.Bulan April 1532, Calvin menerbitkan
bukunya yang pertama, yaitu Komentar
Kitab De Clementia.Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda Calvin telah
beralih ke pihak reformasi Prancis.Ia sendiri menghasilkan karya ilmiah
Humanisme (suatu uraian mengenai karya filsuf Romawi Seneca berjudul Kemurahan Hati), yang tidak berhasil
membuat dampak yang diharapkannya.
Pada
tahun 1534 golongan reformatoris di Prancis dihambat dengan keras.Orang-orang
reformatoris menyelamatkan dirinya dengan melarikan diri ke Swiss. Calvin pun
ikut melarikan diri ke Stasburg tempat ia diterima dengan hangat oleh Bucer.[6] Di
Stasburg, tahun 1540, Calvin menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda
bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung sembilan tahun lamanya karena
kemudian istrinya meninggal.[7]Anak
Calvin dari pernnikahan itu, Jacquess, meninggal setelah lahir prematur.Calvin
kemudian tinggal bersama keluarga kakaknya, Antoine yang mempunyai 8
anak.Mereka hidupp pas-pasan.Ada saat ketika Calvin terpaksa menjual buku-buku
kkoleksinya untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga besar itu.[8] Di
Jenewa, tahun 1541 Calvin menyusun suatu gereja baru yang bernama Ordonnances Ecclesiastiques (Undang-undang Gerejawi).[9]
Di
Jenewa Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah.Di Jenewa di didirikan sebuah
akademi yang memiliki dua bagian, yaitu Gimnaium dan Teologi.Banyak sekali
pekerjaan yang dilakukan oleh Calvin tanpa mengenal lelah.Sejak tahun 1558
penyakitnya mulai berat. Kesehatan Calvin memburuk, ia menderita sakit kepala,
pendarahan paru-paru, asam urat dan batu ginjal.[10]
Sebelum meninggal ia menyampaikan banyak pesan kepada jemaatnya dan Theodorus
Beza, yang akan menggantikannya kedudukannya di jemaat Jenewa.[11]
Sebelum meninggal Calvin berkata kepada penatua di Jenewa: “aku menanggung
lebih banyak kelemahan daripada kalian, dan jumlah total dari apa yang telah
aku kerjakan masih belum ada apa-apanya”.[12]
Dewan kota dan para pendeta dipanggilnya untuk mendengar nasehat-nasehatnya.
Padaa
tanggal 27 Mei 1564, Calvin meninggal dunia dengan tenang.[13]Ia
dikuburkan di Cimeteire des Rois dengan sebuah batu nisan yang ditandai
semata-mata dengan inisialnya, “J.C”, sebagai penghormatan serta permintaanya
bahwa jika ia mati agar ia dikuburkan di sebuah tempat yang tidak dikenal,
tanpa saksi ataupun upacara.[14]Namanya
dikenang di sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpartrinya gereja
Calvinis.[15]
2.1. Paham- Paham dari Johanes
Calvin
Praktik
gereja atau aliran Calvinis, ditinjau dari pandangan inti dan titik teologi
Calvin yang kemudian diabadikan menjadi ajaran dan praktek gereja-gereja
Calvinis.[16]
2.2. Hakikat Gereja
Gereja adalah
persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan berkat Kasih Karunia Allah di
dalam Yesus Kristus. Sejalan dengan pemahaman tentang Alkitab yang berpusat
pada Injil Yesus Kristus, maka ditegaskan bahwa gereja adalah tempat yang bisa
ditemukan dimana saja, asalkan disana Firman atau Injil yang murni diberitakan
dan sakramen yang murni menilai pemberitaan Firman dan pelayanan sakramen
adalah Alkitab. Dengan demikian jelaslah bahwa menurut Calvin gereja mempunyai
peranan kunci dalam hubungan antar manusia dengan Allah sebagai sarana atau
saluran pemberitaan Firman dan pelayanan sakramen.Pelayanan Gereja dan Sakramen
merupakan pusat kehidupan Gereja.calvin menguraikan pandangan atau ajarannya
mengenai berbagai segi kehidupan gereja; tata gereja, jabatan gereja, ibadah
gereja, disiplin gereja dan sebagainya.
2.3.
Tata
Gereja dan Jabatan
Peraturan ini pertama
kali disusun Calvin sesuai dengan kebutuhan konteks jemaat Protestan di Jenewa,
dimana pejabat gereja dan pemerintah kota mempunyai hubungan yang sangat erat,
untuk tidak mengatakan bahwa jemaat atau gereja itu adalah gereja negara.
Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan: gembala atau pendeta (Pastor), pengajar (Doctor), penatua (Presbyter),
dan Syamas atau diaken (Diaken).
Tugas pendeta adalah memberitakan firman dan melayani sakramen dan bersama
dengan para penatua mengawasi kehidupan jemaat, menegur warga gereja yang
menyimpang dari ajaran gereja.
2.4. Disiplin (siasat) Gereja
Salah
satu ciri-ciri gereja Calvinis adalah pelaksanaan disiplin gereja
yakni,penegakan ketertiban dan pengawasan ajaran maupun perilaku secara ketat.
Dalam hal ini, sejak dini harus kita catat dua hal mendasar, yaitu:
a. Disiplin
Gereja yang disusun Calvin memang pertama-tama dimaksudkan untuk diberlakukan
di jemaat Jenewa, belum terpikir olehnya untuk menyusun disiplinbagi gereja
dunia.
b. Calvin
bukanlah orang yang pertama berpikir dan bertindak dalam perkara ini. Sejak
zaman gereja perdana, sebagaimana dapat kita baca dalam Perjanjian Baru, gereja
telah memberi perhatian besar terhadap soal ini.
2.5. Ibadah dan Tata Ibadah
Bagi Calvin Ibadah dan tata ibadah berkait erat, bahkan
merupakan satu kesatuan, dan pokok-pokok ajaran mendasar sebab Gereja
menyatakan imannya melaui ibadah. Ibadah dalam
gereja-gereja Calvinis sama seperti di dalam gereja-gereja Lutheran berpusat
pada pemberitaan Firman atau khotbah dan perayaan Perjamuan Kudus. Sesuai
dengan salah satu pengakuan iman Calvinis yaitu Konfensi Helvetik II (1566),
ciri-ciri ibadah gereja Calvinis adalah: Firman Allah dikhotbahkan dengan
sepatutnya kepada umat, ruangan dan suasana ibadah harus dibersihkan dari
segala sesuatu yang merusak kehidupan Gereja, karena itu ketertiban dan
disiplin didalam ibadah sangat ditekankan.
Calvin diarahkan pada tataran kognitif; khotbah yang bercorak
pengajaran, ibadah yang harus dipahami warga jemaat biasa, penalaran yang
logis, perilaku yang tertib dan suasana yang berdisiplin.
a. Khotbah, menurut Calvin, idealnya
khotbah merupakan kombinasi dari uraian isi Alkitab dan penjelasan pokok-pokok
pemahaman iman atau ajaran gereja tentang kebenaran yang dianut gereja.
b. Nyanyian, selama berabad-abad
nyanyian hanya terbatas pada mazmur, karena menurut Calvin mazmur adalah
nyanyian yang paling layak untuk memuji Allah, mengingat bahwa mazmur terdapat
di dalam Alkitab dan dengan demikian merupakan ciptaan Roh Kudus.
c. Baptisan, yang dilayankan kepada
ibadah jemaat oleh pejabat yang diberi wewenang oleh gereja, pandangan Calvin
sangat ditentukan oleh diskusinya oleh kalangan anabaptis.
d. Perjamuan Kudus, Calvin menyakini dan
mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus adalah tanda yang ditetapkan Allah melaui
Anak-Nya Yesus Kristus, supaya melaui roti dan anggur itu, orang-orang beriman
dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus.[17]
2.6. Sakramen-Sakramen
Menurut
Calvin, orang-orang percaya dapat saling mengakui sebagai sesama orang pilihan,
sekitarnya mereka orang yang beriman, hidup dalam kesucian dan pengudusan,
menerima sakramen-sakramen. Mengenai sakramen-sakramen Calvin mengajarkan
tentang :
a.
Perjamuan
Kudus
Meskipun Yesus sudah naik ke
Surga.Roti dan anggur itu tidak bisa disamakan dengan tubuh dan darah Kristus
yang berada di Surga.Namun, Calvin berkata bahwa pada saat seseorang menikmati
roti dan anggur, pada waktu itulah dia juga benar-benar telah dihubungkan oleh
Roh Kudus dengan tubuh dan darah Kristus yang berada di Surga. Mengenai cara
kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus, Calvin menolak transsubstansiasi Gereja Katolik Roma.
Calvin
juga berbeda pendapat dengan Luther tentang kehadiran Kristus di dalam roti dan
anggur itu. Bagi Luther, kendati roti dan anggur tetap berada dalam
substansiasinya, tetapi serempak dengan tubuh dan darah Kristus hadir secara
nyata, ketika konsekrasi diucapkan. Menurut Calvin, kehadiran Kristus di dalam
Perjamuan hanyalah secara rohani dan dipahami dalam iman.
Bagi
Calvin Perjamuan Kudus lebih dari sekedar peringatan, ketika Perjamuan Kudus
dilayankan, tubuh Kristus tetap berdoa di Sorga, tetap Roh-Nya menerima roti
dan anggur sehingga para peserta perjamuan yang beriman menerima Kristus secara
Rohani.
b.
Baptisan
Sebagai
sakramen yang menandakan penghapusan dosa.Namun, Calvin mengartikan baptisan
itu bukan sekedar suatu tanda. Beliau berpendapat bahwa baptisan itu merupakan
gandengan taman iman kita.[18]
Menurut Calvin, baptisan merupakan tanda pengampunan dan hidup baru. Lebih
lanjut, baptisan menandakan bahwa kita telah ikut serta dalam kematian dan
kebangkitan Kristus dan bahwa kita juga telah menjadi datu dengan Dia. Baptisan
sekaligus juga merupakan tanda bahwa kita masuk ke dalam persekutuan
gereja.jadi disinui baptisan dihubungkan Calvin dengan keanggotaan di dalam
gereja.[19]
2.7. Predestinasi
Predestinasi
kita namakan keputusan Allah yang kekal yang dengannya.Dia menetapkan untuk
diri-Nya sendiri, apa yang menurut kehendak-Nya akan terjadi atas setiap orang.
Sebab tidak semua orang diciptakan dalam keadaan yang sama; tetapi untuk yang
satu ditentukan kehidupan yang kekal, untuk yang lain hukuman yang abadi.[20]Bagi
Calvin predestinasi harus dipertimbangkan dalam konteksnya yang benar.Dia
bukanlah produk dari spekulasi manusia melainkan merupakan suatu misteri
pernyataan misteri ilahi. Namun, ia telah dinyatakan dalam suatu konteks yang
spesifik. Cara itu berkaitan dengan diri Yesus sendiri yang adalah “cermin yang di dalamnya kita dapat melihat
fakta pemilihan kita”. Pada akhirnya Calvin menegaskan mengapa Ia memilih
orang-orang tertentu dan mengutuk orang-orang lainnya.[21]
2.8. Pengaruh Calvin
Pengaruh
Calvin tidak hanya terasa di Jenewa, melainkan juga di seluruh Swiss.Ia bersama
pendukung reformasi lainnya berupaya menyatukan pendapat umat Protestan di
negeri ini mengenai berbagai hal, antara lain mengenal Perjamuan Kudus.[22]Calvin
seorang yang ahli mengerjakan eksegesis terbaik, teolog yang paling handal, dan
pemikir Kristen yang paling berbobot. Tidaklah mengeherankan bahwa beliau
disebut “Aristoteles dari Reformasi” atau “Thomas Aquinas dari gereja Reformed”
Calvin telah meletakkan dasar-dasar Protetanisme sepanjang berabad-abad
berikut. Tetapi, pengaruh beliau telah meluas hingga diluar kalangan gereja
sendiri.Bahkan banyakpemikiran beliau tentang politik, etika, sains, dan
sejarah telah mempengaruhu dunia Non-Kristen.[23]
a.
Kedaulatan
Allah
Teologi
Calvin merupakan perpaduan dari pelbagai unsur-unsur.Beliau mendukung serta
memberikan penekanan tambahan pada pandangan Luther (Sola Fide, Sola Scriptura,
Sola Gratia) dengan menegaskan bahwa semuanya itu demi Kemuliaan Allah
tersendiri.
b.
Keburukan
Moral
Calvin
berpendapat bahwa akal budi manusia dan kehendaknya telah tercemari
dosa.Kehendak manusia itu hanya mengejar kejahatatan.Artinya, iman sejati,
kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia, serta kerinduan terhadap
kekudusan sejati, merupakan sesuatu yang asing bagi umat manusia.
c.
Pemilihan
Tidak bersyarat dan predestinasi
Calvin
tidak menganggap doktrin ini merupakan penekanan utama teologinya sebagaimana
dipikirkan oleh beberapa orang sarjana. Bagi Calvin, doktrin tersebut bukanlah
sumber untuk berspekulasi, sebab justru semakin menerangi doktrin tentang
pembenaran semata-mata oleh iman dan memberikan dasar Teologi untuk doktrin
Ecclesiologi.
d.
Doktrin
Calvin tentang Gereja
Calvin
membedakan Gereja yang tidak nyata (Rohania) yang terdiri atas orang-orang dan
gereja yang nyata (Jasmania) yang terdiri atas gandum dan ilalang.Gereja yang
tidak nyata itu, sejatinya hanya dapat diketahui oleh Allah, meskipun demikian
orang-orang percaya wajib menghormati gereja sebagai lembaga jasmania.Menurut
Calvin orang-orang percaya dapat saling mengakui sebagai sesama orang pilihan,
sekiranya mereka orang yang beriman, hidup dalam kesucian dan pengudusan,
menerima sakramen-sakramen.
III.
Dampak
Reformasi
di Swiss bagi
Gereja dan Dunia
A.
Dampak
bagi Dunia
Pendekatan terhadap otoritas
Alkitab membuat Calvin menolak pemahaman dan penghargaan Gereja Katolik Roma
atas tradisi sebagai sumber keyakinan dan ajaran yang setara dengan Alkitab.Calvin
juga memberikan penekanan aspek pedagogis (juga kognitif) dari Alkitab yang
tercermin dalam karya utamanya, Institutio.
Bagi Calvin, lembaga-lembaga dan peraturan-peraturan, baik dari gereja maupun
masyarakat dituntut berakar dalam Alkitab.Calvin menekankan bahwa setiap aspek
kehidupan harus merupakan wujud ketaatan kepada Firman Allah.[25]
B.
Dampak
bagi Gereja
Gereja hidup dalam konteks krisis
di berbagai bidang kehidupan, bahkan gereja juga mengalami krisis
kerohanian.Sebagaimana masa reformasi, timbulnya reformasi juga disebabkan
karena terjadinya korupsi di Gereja dan jabatan-jabatan gerejawi.Dalam semangat
ecclesia reformata semper reformanda, Gereja
Protestan masa kini harus senantiasa terus mereformasi diri.Alkitab adalah
dasar pengajaran, sehingga Alkitab harus dipelajari dan diterjemahkan dalam
membangun teologi dan dogma yang jadi sikap dasar atau pegangan jemaat dalam
menghadapi berbagai pergumulan ditengah-tengah gereja dan masyarakat.Gereja
harus terus menerus menggali metode-metode pendekatan teks dan konteks dengan
upayah Hermenneutis yang berkembang, dimana Alkitab menjadi sumbernya.Karena
jemaat hidup dalam konteks bangsa yang mengalami kritis multi dimensi, sehingga
harus selalu membaharui visi dan misinya, firman Tuhan menjadi sikap dan
jawaban.Yohannes Calvin menemukan kebenaran dalam Alkitab yang membebaskannya
dari pemaham sempit dan bersifat paternalistic dalam ruang lingkup gereja abad
pertengahan untuk memulai suatu gerakan yang memberikan akses kepada setiap
orang agar mengenal dan mengecap firman Tuhan. Dengan kata lain, segala
tindak-tanduk yang dilakukan orang Kristen dan gereja harus memperlakukan
Alkitab sebagai formatifnya.[26]
Calvin menggunakan 3 metafora untuk
mengungkapkan kitab suci:
1. Kitab
suci merupakan kacamata yang ditempatkan pada mata yang buta yang memampukan
manusia degan semestanya menafsirkan pernyataan Allah. Dalam ciptaan dan terang
dari alam dalam manusia.
2. Kitab
suci merupakan suatu benang yang menuntun arah dalam sebuah labirin yang
membingugkan.
3. Kitab
suci adalah guru kita: agar agama yang benar dapat menyinari kita, kita harus
berpegang bahwa agama tersebut harus dimulai dari doktrin surgawi dan tidak
seorang pun surgawi dan tidak seorangpun dapat memperoleh, bahkan sedikit saja,
akan doktrin yang benar dan sehat kecuali ia menjadi murid kitab suci.[27]
I.V. Ulrich Zwingly
penjelasan mengenai Ulrich Zwingly akan di bahas lebih mendalam di https://pemikiranmahasiswa01.blogspot.com/2020/02/sgu-reformasi-gereja-di-swiss-oleh.html
V.
Daftar
pustaka
Boehklke, Robert. R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 2009
Calvin, Yohanes. Institutio Pengajaran Agama Kristen,
Jakarta: Gunung Mulia, 2013
Culver,Jonathan E. Sejarah Gereja Umum,Bandung: Biji
Sesawi, 2013.
Curtis, A. Kenneth. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen,Jakarta
: Gunung Mulia, 2015
Curtis, A. Kenneth. 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,
Jakarta : BPK-GM, 2012
Jonge, C. De. Pembimbing Kedalam Sejarah Gereja,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Lane, Tony. Runtut Pijar,Jakarta : BPK.Gunung Mulia,
2016
McGrath, Alister E. Sejarah Pemikiran Reformasi,Jakarta :
Gunung Mulia, 2006
S, Jonar. Sejarah Gereja Umum,Yogyakarta: ANDI,
2014
Soleiman, Yusak. Dari Wittenberg Kita Terpanggil Membarui
Dunia, Jakarta : BPK.Gunung Mulia, 2017
Tarigan.S. Jonathan
Meliala & Berthalyna Br. Presbiterial
Sinodal, Jakarta: Prannta Aksara, 2016
Tjernagel, N. S. The Era Reformation,corcondra leadership
training serves
Wellem, F. D. Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011
Wellem, F.D. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah
Gereja, Jakarta: Gunung Mulia, 2015
[1] A. Kenneth Curtis, 100
Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, (Jakarta : Gunung Mulia, 2015), 77
[2] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji
Sesawi, 2013), 267.
[3]N. S. Tjernagel, The Era
Reformation, (corcondra leadership training serves), 52.
[4]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 49-50.
[5] Robert. R. Boehklke, Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2009), 369.
[6]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 49-50.
[7]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 51.
[8]Jonar. S, Sejarah Gereja Umum,
342.
[9]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 51.
[10] S. Jonathan Meliala & Berthalyna Br. Tarigan, Presbiterial Sinodal, (Jakarta: Prannta
Aksara, 2016), 60.
[11]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 49.
[12] S. Jonathan Meliala & Berthalyna Br. Tarigan, Presbiterial Sinodal, (Jakarta: Prannta
Aksara, 2016), 60.
[13]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 49-50.
[14] S. Jonathan Meliala & Berthalyna Br. Tarigan, Presbiterial Sinodal, 60
[15]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 49-53.
[16] Jan. S. Aritonang, Berbagai
Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, 63.
[17] Jan. S. Aritonang, Berbagai
Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, 66-78.
[18] Jonathan E. Culver, Sejarah
Gereja Umum, 281.
[19] Jan. S. Aritonang, Berbagai
Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, 77.
[20] Yohanes Calvin, Institutio
Pengajaran Agama Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2013), 196.
[21] Alister E. McGrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi, 161-165.
[22] Jan. S. Aritonang, Berbagai
Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja, 56.
[23] Jonathan E. Culver, Sejarah
Gereja Umum, 281.
[24] Jonathan E. Culver, Sejarah
Gereja Umum, 278-281.
[25] Yusuf Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Semua Terpanggil Membarui Dunia, 16
[26]Yusuf Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Semua Terpanggil Membarui Dunia, 20-21
[27] Yusuf Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Semua Terpanggil Membarui Dunia, 18