SGU: Reformasi Gereja di Swiss Oleh Ulrich Zwingly pada Abad 16-17
Reformasi
Gereja di Swiss Oleh Ulrich Zwingly pada Abad 16-17
I.
Abstraksi
Reformasi Eropa sering digambarkan
sebagai suatu fenomena yang homongen.Reformasi di Swiss adalah salah satu
reformasi yang termasuk kedalam reformasi Eropa, Tokoh utama reformasi adalah
Martin Luther yang memberikan banyak pengaruh besar bagi perkembangan dan
perubahan gereja, tata ibadah, sakramen dan baptisan. Namun selain Martin
Luther juga terdapat tokoh Reformasi seperti Ulrich Zwingli dan Johannes Calvin
yang juga berperan penting dalam pembaharuan gereja di Swiss pada abad
16-17.Dimulai dari latar belakang, riwayat para tokoh, ajarannya dan dampaknya
bagi gereja dan dunia.Calvin juga ingin membuat suatu perubahan dalam
kekeristenan karena dia melihat kesuraman yang terjadi pada Kristen. Banyak
pergolakan yang akan terjadi pada reformasi Gereja di Swiss ini, karena
banyaknya perbedaan-perbedaan yang sangat jauh berbeda.
II.
Isi
2.1.Latar Belakang Gereja
di Swiss
Sementara
Reformasi di Jerman dengan semarak, terjadi juga kebangkitan di swiss, dibawah
pimpinan Ulrich Zwingli.[1]Dalam
reformasi, sebagaimana yang terjadi di negara Swiss, seyogianya dikelompokkan dalam
dua wilayah yang berbeda. Yang pertama dipimpin oleh zwingli dan berpusat di
kota Zurich. Yang kedua dipimpin oleh Calvin dan berpusat di kota Geneva,
tempat permukiman kebanyakan keluarga yang berbahasa Prancis. Karena Luther
adalah pendahulu Zwingli dan Calvin, banyak orang akan mudah terbawa pada suatu
kesimpulan yang kurang tepat, yakni dengan menyangka bahwa perjuangan kedua
reformator Swiss sekedar meniru Luther. Namun, faktanya tidaklah
demikian.Meskipun Luther saja telah memperbaharui Zwingli dan Calvin, tetapi
tampak jelas bahwa kedua tokoh ini bukanlah peniru Luther.[2]
Dalam
kenyataannya, ini adalah suatu gambaran yang tidak akurat dan peran yang
dimainkan oleh ajaran pembenaran hanya oleh iman di dalam Reformasi Swiss
merupakan ilustrasi yang sangat penting.Selama periode 1518-1520 ajaran tentang
pembenaran mulai tampil dalam pemikiran Luther. Tulisan-tulisan polemis Luther, inovasi-inovasi dan
pembaharuan-pembaharuan liturgisnya,serta khotbah-khotbahnya dari periode itu
semua tentang makna kepentingan praktis dari ajaran pembenaran oleh iman untuk
reformasinya.Luther mengenai pembenaran oleh iman yang membenarkan itu
sendiri-iman yang mempersatukan orang percaya dengan Kristus dan menghasilkan
kehadiran yang nyata dan pribadi dari Kristus di dalam diri orang percaya itu.Namun,
Zwingli dengan setia mengumandangkan minat-minat dan perhatian
perkumpulan-perkumpulan humanis di Swiss bagian timur selama periode yang sama.
Zwingli melihat Reformasi sebagai suatu yang mempengaruhi gereja dan masyarakat
dari pada hanya manusia individual. Reformasi itu bersifat moral, Zwingli
sangat prihatin akan pembaharuan kembali dalam bidang moral dan spiritual dari kota Zurich.[3]
Di
Zurich, Swiss, Ulrich Zwingli mengadakan reformasi gereja pada tahun 1523
dengan mendapat dukungan dari dewan kota. Pembaharuan Zurich mengakibatkan kota
itu menjadi anti Paus, anti monalistik dan anti hierarki. Pembaharuan yang
dilaksanakan oleh Zwingli lebih radikal jika dibanding dengan pembaharuan
Luther.Ajaran Zwingli segera menyebar di kota-kota lainnya di Swiss dan di
Jerman selatan.[4]Namun
tetap harus diingat bahwa munculnya Reformasi ditandai dengan kritikan dari
Marthin Luther.Kritikan Luther
disetujui banyak orang, baik dari rekan-rekan imam maupun anggota-anggota
biasa.Reformasi telah dimulai untuk turut membangkitkan semangat
reformator-reformator lainnya untuk melakukan pembaharuan yang berdasarkan
Kitab Suci diantaranya dilakukan oleh Ulrich Zwingli sera John Calvin.[5]
2.2.Tokoh-tokoh dan
Paham-Pahampada Reformasi Gereja di Swiss
2.2.1.
Biografi
Ulrich Zwingli ( 1484-1531 )
Ulrich
Zwingli adalah Pembina Protestantisme di Swiss dan teolog Reformasi Calvinis
pertama.Ia lahir pada Tahun Baru 1484 di Wildhaus togenburg Swiss.Ayahnya
adalah seorang pemuka dalam desa itu dan ibunya adalah saudara perempuan dari
seorang imam.Ia memiliki tujuh saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.
Zwingli dididik dalam agama Katolik Roma oleh orang tuanya yang takut akan
Allah. sejak kecil Zwingli sudah memperlihatkan kesukaannya akan ilmu
pengetahuan. Pada umur 10 tahun ia dikirim ke Basel pada sebuah sekolah Latin,
tempat ia belajar bahasa Latin, musik dan dialektika. Sejak tahun 1500-1502 ia
belajar di Universitas Wina, yang menjadi pusat studi klasik pada saat itu. Ia
belajar filsafat skolastik, astronomi dan kimia. Tujuan utamanya adalah menjadi
seorang humanisme.
Pada
tahun 1502 ia kembali ke Basel dan mengajar latin pada sekolah St. Martini
sembari terus melanjutkan studinya sampai ia meraih gelar MA pada tahun 1506
dan pada tahun itu juga dia Zwingli diangkat menjadi imam wilayah Glarus.[6][7]
Ketika berada disana iamulai menyerang perdagangan tenteara bayaran, Zwingli
menganggap praktek-praktek ini tidak bermoral dan ia mulai berkhotbah untuk
melawannya. Ini tidak diterima jemaat di Glarus,[8]sehingga
dari tahun 1516 sampai 1517/1518 ia menjadi imam di Einsiedeln.[9] Di
Zurich, kita mengenal reformator Ulrich Zwingli. Zwingli terdidik didalam
keluarga Katolik Roma yang taat.Pola pikirnya cukup dipengaruhi oleh seorang
pemikir besar humanis pada waktu itu, yakni Desiderius Erasmus.Ia sangat
dipengaruhi Erasmus dan menaruh perhatian yang besar pada Perjanjian Baru
Yunani.[10]Sehingga
pada tahun 1519 Zwingli menjadi pastor pertama di gereja utama Zurich.[11]
Pada tahun 1520, Zwingli mulai
mempropagandakan berbagai pembaharuan karena ia sangat mementingkan kemajuan
bangsanya dan sosial politik.[12]
Pada tahun 1522 ia menghasilkan
tulisannya yang pertama dari sejumlah tulisan-tulisan yang mengenai Reformasi.[13]Dan
pada tahun itu jugaia menikah dengan seorang janda bernama Anna Reinhart, dari Hans
Von Knonau, ibu dari tiga orang anak.[14]Dan
pada tahun ini juga Zwingli dan sejumlah orang yang sepandangan dengannya
mengeluarkan pernyataan yang berisi tuntutan pmbaharuan secara radikal dalam
gereja, Uskup dan imam-imam Gereja Katolik Roma tidak mendukung tuntutan
itu.Sehingga pada bulan November tahun itu juga Zwingli meminta berhenti
sebagai imam gereja Katolik Roma serta menolak wewenang gereja itu atas
dirinya.[15]
Zwingli
meninggal pada tanggal 1531 dalam sebuah pertempuran kappel dan jasadnya dicabik
serta dipermalukan musuhnya.[16]
2.2.2. Paham-Paham Dari
Ulrich Zwingli
2.2.2.1.
Tentang Perjamuan Kudus
Zwingli mengartikan bahwa Perjamuan
Kudus harus diartikan secara kiasan atau lambang saja.[17]Zwingli
mengembangkan arti Ekaristi (Perjamuan Kudus) dengan analogi kemiliteran yang
lebih jauh, yang ditarik dari pengalamannya sebagai seorang pendeta Swiss.[18]
Zwingli memberi tanggapan tentang Perjamuan Kudus dalam Matius 26:26; hoc est corpus meum, “Inilah tubuh-Ku”,
kata-kata ini diucapakan oleh Kristus dalam Perjamuan Malam, pada saat sebelum
kematian-Nya yang menandakan cara yang ia harapkan untuk diperingati oleh
gereja-Nya. Zwingli menulis bahwa seolah-olah Kristus berkata, “Aku
mempercayakan kepada kamu suatu simbol penyerahan diri dari wasiat-Ku, untuk
membangkitkan di dalam kamu peringatan akan Aku dan kebaikan-Ku kepadamu
sehingga ketika kamu melihat roti ini dan cawan ini, berbicara di dalam
perjamuan malam peringatan ini, kamu bileh mengingat Aku yang diserahkan umtuk
kamu, seakan-akan kamu melihat Aku sekarang makan bersama kamu”.[19]Dalam
hal ini Zwingli dan Luther sangat bertentangan karena Luther menganggap bahwa
dalam Perjamuan Kudus, roti dan anggur tersebut mengandung darah dan tubuh
Kristus.Pertengkaran antara kedua pemimpin reformasi itu memuncak pada tahun
1527.Sebagian besar dari Jerman Selatan menganut ajaran perjamuan Zwingli oleh
propoganda Swiss.[20]
Philip dari Hessen membujuk Luther
untuk mengadakan perdebatan agama dengan Zwingli tentang Perjamuan
Kudus.Pertemuan itu dilaksanakan di Marbug pada awal Oktober 1529.Luther
menunjukkan banyak kesabaran dalam perdebatan itu.Ia tidak mau membicarakan
dengan cara bagaimana Kristus hadir dalam Perjamuan Kudus. Hanya dituntutnya
supaya lawannya mengaku bahwa tubuh dan darah Kristus sungguh-sungguh hadir di
dalam benda-benda itu.Akan tetapi pandangan itu ditolak oleh Zwingli karena
pendapatnya ajaran itu masih berbau Katolik Roma.[21]
2.2.2.2. Tentang Baptisan Kudus
Zwingli berpendapat
bahwa di dalam perjanjian lama bayi laki-laki di sunat dalam beberapa hari
sesudah kelahiran mereka sebagai suatu tanda akan keanggotaan ,ereka di dalam
Umat Israel. Anak itu telah dilahirkan kedalam suatu
komunitas yang kini memilikinya dan sunat merupakan suatu tanda keterhisaban ke
dalam komunitas.Zwingli mengembangkan ide ini dengan menunjukkan bahwa baptisan
adalah lebih lembut daripada sunat karena baptisan tidak melibatkan rasa sakit
atau penumpahan darah dan bersifat lebih insklusif dalam arti bahwa baptisan
mencakup baik bayi laki-laki maupun bayi perempuan.Karena itu menolak
memperkenankan anak seorang untuk dibaptis berarti suatu tindakan ketidak
setiaan pada masyarakat.[22]
Pada tahun 1525 Zwingli menulis buku: Baptisan
ulang dan Baptisan Anak. Disitu ia membela baptisan anak atas dasar bahwa
itu adalah tanda perjanjian, dan perjanjian itu meliputi seluruh keluarga, jadi
bukan hanya yang dibaptis. Namun, ia sekaligus menolak pandangan Gereja Katolik
Roma bahwa baptisan kelahiran baru dan pengampunan dosa.[23]
2.2.2.3.
Tentang Pengakuan Iman
Dalam buku Fidei Ratio atau Confession
of faith (Pengakuan Iman) yang ditulis pada tahun 1530 ia menguraikan
ajarannya yang sudah matang: Aku percaya
bahwa dalam ekaristi yang kudus (yaitu perjamuan pengucapan syukur) tubuh
Kristus yang sesungguhnya hadir oleh perenungan iman. Dengan kata lain, mereka
yang berterima kasih kepada Tuhan karena kebaikan-Nya kepada kita melalui
Anak-Nya mengaku bahwa Ia benar-benar menjadi daging, dan dalam daging itu benar-benar menderita dan mencuci
dosa kita dengan darah-Nya sendiri. Dengan demikian seluruh perbuatan menjadi
nyata bagi mereka oleh perenungan iman.namun pendapat bahwa tubuh Kristus,
yaitu tubuh alamiah-Nya dalam hakikat dan realitas,hadir pada Perjamuan atau
dimakan dengan mulut dan gigi kita sebagaimana
ditandaskan oleh pengikut Paus serta beberapa orang yang mendambakan kuali
berisi daging di Negeri Mesir (para Lutheran), bukan saja kami tolak, tetapi
kami tegaskan bahwa itu kesalahan yang bertentangan dengan firman Allah.[24]
2.2.2.4.
Pandangan Zwingli Mengenai Kedaulatan Ilahi
Zwingli memulai pelayanannya di
Zurich pada tanggal 1 Januari 1519. Teologi Zwingli hampir secara total
dibentuk oleh perasaannya akan Kemahakuasaan yang mutlak dari Allah dan
ketergantungan total manusia pada-Nya. Ide Zwingli tentang kedaulatan Allah
yang mutlak dikembangkan dalam ajarannya tentang pemeliharaan Allah.nasib dari
kemanusiaan secara umum dan reformasi secara khusus ditentukan oleh
pemeliharaan ilahi. Allah dan bukan manusia.
2.2.2.5.
Hubungan Gereja dan Negara
Sejak awal pelayanan pembaharuan
yang dilakukan Zwingli di Zurich, Zwingli tampaknya telah melihat
kenyataan-kenyataan politis dari situasi tempatnya bekerja: Zurich tidak dapat
diperbaharui tanpa persetujuan dan keterlibatan yang aktif dari Dewan Kota.
Bagi Zwingli “gereja” dan “negara” semata-mata merupakan perbedaan cara melihat
atas kota Zurich daripada merupakan badan-badan terpisah. Kehidupan negara
tidaklah berbeda dari kehidupan gereja, dalam arti masing-masing menuntut apa
yang dituntut oleh yang lain.[25]
2.2.2.6.
Pengaruh Zwingli
Pengenalan orang-orang terhadap
karya dan nama Zwingli relative cukup terbatas, pada umumnya mereka mengenal
beliau pendiri gereja diantara bangsa Swiss. Sebaliknya, pengaruh Luther terasa
lebih bergema ke seluruh dunia. Namun, teologi Zwingli yang dikembangkan lebih
lanjut oleh penggantinya, Heinrich, Bullinger, kelak akan mempengaruhi wilayah
di Jerman. Ajaran-ajaran Zwingli bersifat misioner, sehingga sebelum beliau
meninggal, banyak utusan telah diutus pergi untuk memenangkan para petobat baru
dari kalangan Katolik. Sampai tahun 1531 empat canton Jerman (provinsi)
mayoritas Protestan, lima canton terbagi diantara Katolik dan Protestan, dan
tujuh kanton tetap menjadi penganut Katolik.[26]
Zwingli menyampaikan “67 Artikel”
dengan latar belakang dua peristiwa.Pertama, beberapa orang imam telah
memprotes Gereja Katolik dengan secara sengaja mereka melakukan pernikahan.
Kedua, Zwingli dan sepuluh orang imam yang lain mengajukan petisi untuk membela
kebebasan menyampaikan ajaran-ajaran injil. Tatkala petisi mereka telah ditolak,
Zwingli menanggapinya dengan menulis 67 Artikel yang berisi:
a. Penolakan
terhadap pemujaan terhadap orang-orang kudus,
b. Penolakan
terhadap keutamaan otoritas Kepausan,
c. Penolakan
terhadap larangan menikah bagi kalangan imam,
d. Mengkritisi
tentang api penyucian.
2.3. Johanes Calvin
akan dibahas lebih lengkap di
2.3.Dampak Reformasi di Swiss
bagi
Gereja dan Dunia
2.3.1.
Ulrich
Zwingli
A.
Dampak
bagi Dunia
Pada tahun 1520 Zwingli mulai
mempropagandakan berbagai-bagai pembaharuan. Oleh karena ia sangat memajukan
kemajuan bangsanya dan soal-soal politik, maka pertama-tama ia melawan
kebiasaan pemuda-pemuda Swiss untuk masuk dinas militer raja-raja luar negeri
selaku pasukan sewaan. Pada tahun 1522 hal itu dilarang dewan kota Zurich. Lalu
Zwingli menyerang rupa-rupa adat dan syariat gereja Roma, misalnya undang-undang
puasa, seliubat kaum imam, dan sebagainya. Oleh sebab itu dewan kota mengadakan debat umum atas ikhtiar dan
desakan Zwingli pada 29 Januari 1523 di Zurich. Dalam pertemuan itu Zwingli
membentangkan acara pembaharuannya dengan membela dan menguraikan 67 dalilnya yang diawali dengan “Setiap orang yang bekata bahwa injil tidak sah tanpa konfirmasi dari
gereja, maka ia bersalah dan memfitnah Allah.Zwingli mengatakan bahwa Alkitab adalah otoritas utama yang menjadi
petunjuk bagi kekristenan, Kristus adalah satu-satunya pengantara sehingga
tidak perlu pengantara-pengantara lainnya.Reformasi Zwingli didukung oleh
pemerintah dan penduduk Zurich, dan memberikan perubahan-perubahan penting
dalam kehidupan masyarakat dan urusan-urusan Negara di Zurich.Hal ini yang
membuatnya menjadi kekuatan terbesar dalam Reformasi Protestan yang melanda
Eropa pada abad ke-16, walaupun dia harus gugur dalam pertempuran di Kappel,
Zurich.[27]
B. Dampak
bagi Gereja
Pada oktober 1523 diadakan
debat yang kedua, akibatnya ialah dewan kota menyuruh mengeluarkan segala
salib, mezbah, patung, dari gedung-gedung gereja. Misa sama sekali
dihentikan dan diganti dengan kebaktian sederhana yangmulai dari ketika itu
lazim dan biasa dalam Gereja “Calvinis”. Mezbah diganti dengan meja perjamuan.
Maka dewan kota menggunakan satu undang-undang mengenai perkawinan dan
pengawasan kesopanan umum dan menjatuhkan disiplin kepada siapa yang
melanggar hukum dan peraturan tersebut.[28]
III.
Daftar
pustaka
Boehklke, Robert. R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 2009
Calvin, Yohanes. Institutio Pengajaran Agama Kristen,
Jakarta: Gunung Mulia, 2013
Culver,Jonathan E. Sejarah Gereja Umum,Bandung: Biji
Sesawi, 2013.
Curtis, A. Kenneth. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen,Jakarta
: Gunung Mulia, 2015
Curtis, A. Kenneth. 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,
Jakarta : BPK-GM, 2012
Jonge, C. De. Pembimbing Kedalam Sejarah Gereja,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Lane, Tony. Runtut Pijar,Jakarta : BPK.Gunung Mulia,
2016
McGrath, Alister E. Sejarah Pemikiran Reformasi,Jakarta :
Gunung Mulia, 2006
S, Jonar. Sejarah Gereja Umum,Yogyakarta: ANDI,
2014
Soleiman, Yusak. Dari Wittenberg Kita Terpanggil Membarui
Dunia, Jakarta : BPK.Gunung Mulia, 2017
Tarigan.S. Jonathan
Meliala & Berthalyna Br. Presbiterial
Sinodal, Jakarta: Prannta Aksara, 2016
Tjernagel, N. S. The Era Reformation,corcondra leadership
training serves
Wellem, F. D. Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011
Wellem, F.D. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah
Gereja, Jakarta: Gunung Mulia, 2015
[1] A. Kenneth Curtis, 100
Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, (Jakarta : Gunung Mulia, 2015), 77
[2] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji
Sesawi, 2013), 267.
[3] Alister E. McGrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi, (Jakarta : Gunung Mulia, 2006), 141-142.
[4] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011), 392.
[5] C. De Jonge, Pembimbing Kedalam Sejarah Gereja,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001), 71-73.
[6] Tony Lne, Runtut Pijar,
(Jakarta : BPK.Gunung Mulia, 2016), 144.
[7] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2015), 199.
[8] Tony Lne, Runtut Pijar,
144
[9] A. Kenneth Curtis, 100
Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, 78
[10]Yusak Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Terpanggil Membarui Dunia, (Jakarta : BPK.Gunung Mulia,
2017), 13.
[11] A. Kenneth Curtis, 100
Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, 78.
[12] Yusak Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Terpanggil Membarui Dunia, 13.
[13]Tony Lne, Runtut Pijar,
144
[14]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam
Sejarah Gereja, 199-200.
[15] Yusak Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Terpanggil Membarui Dunia, 13
[16] A. Kenneth Curtis, 100
Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta : BPK-GM, 2012), 78.
[17]H. Berkhof, I.H.
Enklaar, Sejarah Gereja, 144.
[18] Alister E. McGrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi, 155-159.
[19]Jonar. S, Sejarah Gereja Umum,
(Yogyakarta: ANDI, 2014), 354.
[20]H. Berkhof, I.H.
Enklaar, Sejarah Gereja, 144.
[21]H. Berkhof, I.H.
Enklaar, Sejarah Gereja, 145.
[22]Alister E. McGrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi, 230.
[23]Jonar. S, Sejarah Gereja Umum,
355-356.
[24]Tony Lane, Runtut Pijar, 146.
[25] Alister E. McGrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi,275-276.
[26] Jonathan E. Culver, Sejarah
Gereja Umum, 272.
[27]Yusuf Soleiman, Dari
Wittenberg Kita Semua Terpanggil Membarui Dunia, 14