System Etika Humanisme secara lengkap



Pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai “Kritik terhadap System Etika Humanisme” yang menekankan bahwa manusia mempunyai kedudukan yang lebih istimewa dari makhluk-makhluk lainnya sehingga manusia menjadi pusat yang mampu menentukan apa yang baik bagi dirinya sendiri. Untuk itu saya akan mencoba untuk menmaparkan apa sebenarnya Humanisme, latar belakang munculnya, bagaimana perkembangannya dan bagaimana kritik terhadap system Etika tersebut. Semoga sajian kali ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.



Pengertian Etika

Etika adalah ilmu yang menyelidiki dan memberikan norma, pedoman bagaimana manusia bertingkah laku yang baik dalam seluruh aspek kehidupannya sehari-hari.  Dalam kamus Alkitab, Etika diartikan sebagai prinsip-prinsip perbuatan yang benar dan salah. Dasar untuk melakukan apa yang benar dan ketajaman untuk melihat apa yang benar yang merupakan hal-hal mendasar dalam seluruh Alkitab.  Etika adalah nilai-nilai dan moral-moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Lihat Juga: Kritik terhadap etika Ultirialisme

Pengertian Humanisme

Humanisme berasal dari kata Latin “humanus” dan mempunyai arti “bersifat manusiawi”, sesuai dengan kodrat manusia. Humanisme menekankan harkat, peranan, dan tanggung jawab manusia. Menurut Humanisme manusia adalah makhluk yang mempunyai kedudukan istimewa dan berkemampuan lebih dari makhluk-makhluk lain di dunia karena bersifat rohani.  Oleh karena itu, manusia mempunyai daya-daya rohani, seperti cipta, karsa, rasa sehingga manusia mampu berbuat dan harus bertanggung jawab atas hidup dan tindakannya sendiri. Dalam Kamus Sejarah Gereja, Humanisme adalah pandangan yang menekankan bahwa manusia telah dewasa yang sudah dapat berdiri sendiri dan tidak memerlukan perwakilan dari Tuhan atau gereja. Oleh karena itu, aliran ini sangat menekankan kebebasan manusia bahkan dalam hal beragama.  Menurut aliran ini, apa yang baik adalah apa yang sesuai dengan kodrat manusia dan menentukan baik dan buruknya suatu tindakan yang dilakukan secara konkret.

Lihat Juga: Kritik terhadap Etika Situasi

Latar Belakang Munculnya Paham Humanisme 

Aliran Humanisme sudah muncul pada abad yang ke-14.  Humanisme merupakan sebuah gerakan filsafat yang timbul di Itali dan kemudian berkembang ke seluruh Eropa. Yang menjadi latar belakang penyebab munculnya paham humanisme adalah bermula dari cara hidup di Italia yang mendapat bentuk baru. Terutama di Italia Utara kota-kota bertambah kaya oleh perniagaan, perusahaan dan kerajinan penduduk. Sehingga golongan orang kota itu semakin makmur, makin sadar akan kepentingan dirinya dan makin berkuasa. Dengan demikian berkembanglah suatu pandangan hidup yang baru, yang antara lain ternyata dalam syair-syair pujangga Petrarca (1304-1374) yang mengungkapkan bahwa manusia tidak perlu mengikuti kuasa apapun di atasnya karena kaidah dan pusat hidup manusia adalah pribadinya sendiri.

Perkembangan Humanisme

Humanisme sudah dikenal sebagai paham yang berpusatkan kepada manusia, sehingga manusia mempunyai kebebasan sehingga humanisme ini pun mengalami perkembangan hingga abad ke-20 dan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Kritik terhadap System Etika Humanisme

Etika Humanisme mengatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk  menentukan apa yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya sendiri dan menjadikan dirinya menjadi Tuhan atas dirinya sendiri sehingga manusia dijadikan sebagai ukuran tentang yang baik dan tidak baik. Hal ini bertentangan dengan Etika Kristen yang menekankan bahwa hanya Allah sebagai penentu apa yang baik kerena hanya Allah yang baik dan hanya Allah yang tahu apa yang baik, sehingga hanya dari Allah berasal segala sesuatu yang baik. Memang manusia mampu menentukan perbuatan yang baik namun mampu juga melakukan yang tidak baik. Paham Humanisme juga menekankan harkat, martabat, dan juga tanggung jawab manusia. Tidak dapat disangkal bahwa manusia memang mempunyai potensi. Ini masih dapat diterima oleh Etika Kristen karena Allah menciptakan manusia menurut gambar Allah yang mempunyai harkat dan martabat serta memiliki kehendak dengan mempertimbangkan tanggung jawab yang tinggi. Namun system Etika Humanisme yang menekankan potensi manusia yang menekankan langkah hidupnya tidak dapat diterima oleh Etika Kristen.

Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu paham yang menekankan bahwa manusia telah dewasa yang sudah dapat berdiri sendiri dan tidak memerlukan perwakilan dari Tuhan atau gereja. Humanisme adalah sebuah gerakan filsafat yang timbul di Itali pada abad ke-14 yang bermula dari cara hidup masyarakat di Italia yang mendapat bentuk baru. Etika Kristen tidak bisa menerima seluruhnya pandangan ini karena paham Humanisme menekankan bahwa manusia hanya berpusat kepada dirinya sendiri dan menjadikan dirinya menjadi Tuhan bagi dirinya sendiri. Hal ini sangat jelas bertentangan dengan Etika Kristen karena Etika Kristen merupakan Etika yang berlandasakan kepada Alkitab dan berpusatkan kepada Kristus yang merupakan sumber dari segala yang baik.

Daftar Pustaka
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Agama, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999)
Berkhof, H. dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2013
Bertens, K., Etika, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993
Geisler, Norman L., Etika Kristen Pilihan dan Isu Kontemporer, Malang : Literatut SAAT, 2010
Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, Bandung : Kalam Hidup, 1996)
Mangunhardjana, A., Isme-Isme Dalam Etika dari A sampai Z, Yogyakarta : Kanisius, 2004
Manurung, K., Rekaman Catatan Kuliah Etika I Tingkat II-B 2015
McGrath, Alister E., Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2011
Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2006
Wellem, F.D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2011
R.M. Drie. S. Brotosudarmo, Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta : ANDI, 2007
Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2012
Van Den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2011
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, Jakarta : BPK-Gunung Mulia, 2013