Menjawab "Manusia dan Kegelisahan" secara Tuntas
Manusia dan Kegelisahan
Manusia terkadang pernah mengalami beberapa permasalahan yang dapat membuat seseorang mengalami kegelisahan. Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya atau cemas. Kegelisahan dapat diketahui melalui gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi gelisah.
Salah satu nya perasaan tidak tenang. Timbulnya rasa gelisah didalam diri manusia dapat disebabkan karena ada rasa takut yang berlebihan karena takut kehilangan atas hak nya serta penyebab lain nya.
Lihat Juga: Manusia dan Kebudayaan
Hakikat Manusia
Manusia mempunyai individualitas yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki profil pribadi yang unik. Ini juga berlaku bagi kelompok-kelompok manusia, suku-suku, dan sebagainya. Sebagai makhluk rohani-jasmani, manusia mengatasi alam raya. Untuk sebagian manusia terikat dengan alam, selalu harus mengajak alam untuk turut serta dalam segala kegiatannya. Tetapi di lain pihak, manusia memiliki hakikat dalam mengatasi alam. Artinya, manusia bebas mengubah alam dan memilih dari banyak kemungkinannya. Sebagai contoh ialah, kebebasan merupakan sifat khas dan kodrat manusia sebagai makhluk rohani. Atas keputusannya sendiri ia dapat berpantang dan berpuasa misalnya, ia dapat menentukan hari-hari tertentu dan minggu-minggu tertentu untuk berpuasa karena kebebasannya ia dapat merencanakan hari kedepannya, memberi arah pada proses kebudayaan.
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia disbanding makhluk lain terletak pada akal budi. Anugerah Tuhan akan akal budi lah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila disbanding dengan makhluk lain. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human (manusia yang manusiawi).
Lihat Juga:Pertumbuhan Kebudayaan dan Evolusi Pikiran
Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Kegelisahan itu taerjadi pada manusia yang mengalami ancaman yang merugikan dirinya.
Kegelisahan dalam konteks budaya dapatlah dikatakan akibat dari insting manusia untuk berbudaya yaitu sebagai upaya mencari kesempurnaan, dan dalam segi kebatinan manusia kegelisahan itu akibat dari dosa pada hati manusia, dan tidak jarang akibat dari kegelisahan seseorang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Kegelisahan Menurut Alkitab
Kegelisahan menurut Alkitab yang dikutib dalam Yes 28:16 C dikatakan bahwa “siapa yang percaya tidak akan gelisah” jelaslah bahwa nats ini mengatakan bahwa kegelisahan muncul dalam keadaan tertentu dapat dikarenakan ketidakpercayaanya atau kekurangpercayaanya dengan Allah. ke adaan iman seseorang itu yang membuat dia gelisah. ketika seseorang berorientasi pada hidupnya dari sudut pandangnya sendiri maka ia akan gelisah, tetapi ketika manusia mengandalkan Tuhan maka kegelisahan itu tidak sampai merusak dan memporakporandakan manusia sendiri Filipi 4 :6 “janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” dan dalam Mazmur 55:22 “serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN maka Ia akan memelihara engkau! tidak selamanya dibiarkanya orang benar itu goyah.” dimana ketika kita merasa kawatir kita juga harus menyerahkan persoalan kita kepada Allah. Sehingga pada nats Mzm 43:5 “mengapa kau tertekan, hai jiwaku, dan engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” Nats ini memberikan solusi dalam mengatasi kegelisahan dimana nats ini mengajarkan bahwa Allah adalah pengharapan dalam setiap keadaan. Dengan berpegang kepada rencana dan kehendak Tuhan. manusia dikerumuni oleh kegelisahan tetapi kegelisahan itu bisa di tuntaskan, kegelisahan memang tidak bisa dilenyapkam. tetapi kegelisahanan dapat dienyahkan dari kita. oleh sebab itu Orang Yahudi berkata “kita memang tidak dapat melarang burung untuk terbang di udara tetapi kita dapat mencegahnya untuk bersarang diatas rambut”
Latar Belakang Manusia Mengalami Kegelisahan
Kegelisahan itu timbul dari perbuatan diri sendiri atau perbuatan atau keadaan dari luar diri manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan terhadap kekayaan, jiwa, badanya, martabat, harga dirinya dan lain-lain. Pengaruh tersebut tidak hanya pada seseorang tertentu saja melainkan berdampak juga kepada keluarganya, masyarakat luas dan lain-lain. Kegelisahan dalam konteks budaya dapat dilator belakangi oleh upaya mencari “kesempurnaan” dalam hal batiniah dapat terjadi karena dosa pada hati manusia. Penyebab dari kegelisahan itu sendiri dapat dikarenakan ketidakmampuan membaca makna kehidupan dan kekawatiran akan yang terjadi pada masa depan. fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini membuat seseorang gelisah.
Kegelisahan Negatif dan Positif
Negatif
Kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
Positif
Dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
faktor penyebab kegelisahan
a. Pikiran Yang Negatif
Salah satu faktor penyebab seseorang terpapar penyakit kegelisahan dikarenakan pemikiran korban yang buruk. Dan persepsi yang ada dalam dirinya bahwa sesuatu yang akan terjadi akan merugikan atau berdampak buruk pada dirinya.
b. Cinta Diri
Kecintaan seseorang akan dirinya merupakan sesuatu yang wajar, namun sebahagaian orang berlebihan dalam mempertahankan cinta akan dirinya tersebut, sehingga terbebani akan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Kecintaan akan diri disini adalah cinta diri yang melampaui batas, perhatian berlebihan pada diri sendiri, terlalu memuji diri sendiri dan sangat sensitive dengan hal-hal yang merendahkan dirinya, sehingga ketika terjadi masalah yang mengganggu kehormatan dirinya maka seseorang tersebut akan merasa sangat gelisah.
c. Kurangnya Hubungan Dengan Allah
Dalam beberapa kasus terdapat penyebab seseorang merasa gelisah disebabkan kurangnya hubungan dengan Allah, dan menjadi parah ketika seseorang tersebut terpapar dengan hal-hal yang berbau okultisme, baik itu pelaku dari okultisme maupun seseorang yang menjadi korban dari okutisme yang jauh dari Allah. Seseorang yang kurang memiliki hubungan dengan Allah menjadi kawatir dan gelisah akan kehidupanya dan kehidupan akan sesudah kematianya.
d. Gejolak Hati
Terkadang kegelisahan muncul dalam keadaan tertentu dikarenakan kegalauan hati yang amat keras akan hal-hal sepele. Ketika seseorang pada keadaan tertentu merasa kehampaan atau tidak mendapatkan suatu kegiatan yang menyibukan dirinya, seseorang memikirkan problem dan khayalan yang sia-sia, itu sering sekali menyeretnya kedalam kegelisahan.
e. Rasa Takut dan Malu
Sifat malu merupakan salah satu faktor kegelisahan, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri, seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan kerja dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah doronganya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikanya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskan kedalam kegelisahan.
f. Rasa Tidak Aman
Perasaan tidak aman merupakan faktor utama seseorang berada dalam kegelisahan, dengan kata lain seseorang menderita disebabkan adanya rasa tidak aman akan dirinya. Perasan semacam ini merupakan akibat lemahnya kepribadian atau adanya ketidakmampuan mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong perasaan tidak aman dalam diri, yang kemudian tertimpa kegelisahan. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghasilkan perasaan yang tidak aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikanya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
g. Jiwa Yang Lemah
Kelemahan dalam diri seseorang dapat tercapai dalam suatu taraf dimana dia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikanya, sehingga kita mendapatkanya dengan cara terpaksa menyerah dengan keadaan yang terjadi. Ketika ia menampakan keinginan agar seluruh pekerjaanya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perassaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
h. Kemasyarakatan
Terkadang dalam beberapa keadaan, was-was disebabkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebahagian gejala ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan kasus dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan terikat akan perilaku mereka yang salah dan berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadi kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebutdari satu orang ke orang lain.
Macam-Macam Kegelisahan
1. Ketidakpastian
Terdapat tiga macam ketidakpastian yang dialami seseorang yaitu:
2. Keterasiangan
Keterasingan berasal dari kata “terasing” artinya tersisih, terpisah terpencil dari pergaulan masyarakat yang baik. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
3. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tidak ada apa-apa, dan lain sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepia tau hal sepi. kesepian yang dimaksud disini adalah adanya rasa kehampaan atau kekosongan dalam diri manusia sehingga menjadi pintu masuk untuk kegelisahan. dalam beberapa keadaan seseorang yang berada dalam keadaan dikerumuni oleh khalayak banyak tetapi mengalami kesepian oleh karena masalah yang dialaminya, orang yang merasa kesepian dalam keramaian itu adalah orang yang membuat dirinya sentral dari kehidupan ini, jadi jika seseorang menjadikan dirinya menjadi fokus segala sesuatu maka akan mengalami kesepian walaupun dalam keramaian. karena seseorang tidak akan merasa kesepian ketika bersama-sama dengan orang lain dan menempatkan orang lain sebagai teman dalam menanggung penderitaan.
Bentuk-bentuk Kegelisahan
1. Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbuk akibat pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar. Contohnya adalah Tini adalah seorang ibu rumah tangga, mempunyai anak dengan umur dua tahun bernama Tina. Tina meiliki tubuh yang sehat, seorang anak yang lucu, lincah dan sangat akrap dengan ibunya, hampir seluruh waktu tini tercurah untuk Tina. Ia keluar dari pekerjaanya oleh karena untuk merawat Tina, Tina merupakan anak pertama Tini. Pada suatu ketika Tina mengalami sakit, dia muntah-muntah, disertai sakit kepala. Tini bingung, kemudian membawa anaknya kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat intensif di rumah sakit dan belum boleh ditemui. Tini gelisah, kawatir memikirkan nasip anaknya. Dari contoh diatas nyatalah kegelisahan yang dialami ibu Tini disebabkan oleh adanya bahaya yang dari luar yang mengancam anaknya.
2. Kegelisahan Neurotic (Saraf)
Kegelisahan itu berhubungan dengan sistem saraf. Saraf-saraf yang bekerja secara alami, pada saat tubuh merasa terancam atau akan mengalami sesuatu yang berbahaya yang akan terjadi, sehingga tubuh tidak mampu mengontrolnya. Singkatnya kegelisahan itu disebabkan oleh keadaan yang dianggap berbahaya yang timbul secara naluriah. kecemasan neurotic dapat dibedakan kedalam tiga bentuk yaitu:
3. Kegelisahan Moral
Kegelisahan ini muncul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya hati nurani. Pada umumnya disebabkan oleh pribadi seseorang seperti, iri, benci, dendam, marah bahkan rendah diri yang timbul dari rasa egonya. Kondisi ini harus dapat diatasi oleh super egonya. Bila tidak akan menyebabkan kerugian pada diri sendiri karena dapat berlanjut stress. kegelisahan moral juga terjadi karena seseorang melakukukan perbuatan-perbuatan yang dianggapnya melanggar moral yang berlaku yang kemudian seseorang menutupinya dengan berbagai cara, misalkan berbohong sehingga oleh karen itu orang yang bersangkutan merasa gelisah akan terungkap. dan yang sering terjadi pula karena adanya ancaman terhada seseorang yang menyebabkan orang yang diancam merasa terancam dan juga lingkungan sekitarnya, seseorang akan merasa akan gelisah dengan ancaman teresebut.
2.10. Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
1. Intropeksi diri, Pada saat gelisah, intropeksi diri sangat diperlukan untuk membantu menghilangkan perasaan gelisah. Dengan adanya intropeksi diri seseorang akan mulai berfikir apa penyebab kegelisahan nya dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan nya tanpa harus merasa gelisah. ketika seseorang melakukan kesalahan, maka kesalahan itu ajan selalu berada di sekeliling kita yang menuntut seseorang yang bersalah itu mengakuinya. dengan cara mengintropeksi diri seseorang yang mengalami kegelisahan itu diminta untuk melihat kembali akar dari masalah itu. ketika kita tidak mau melihat sumber masalah itu maka kita berada dalam situasi mendiamkan masalah itu menjangkiti diri kita. kesadaran akan diri sendiri bahwa kita adalah orang lemah yang kemudian bersedia menerima dampak buruk, dikejar-kejar bayangan.
2. Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
3. Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sabar, tabah, senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini, sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatNya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.
4. Bersikap tenang. Tenang merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi rileks. Pada saat seseorang merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu menghilangkan atau mengurangi kegelisahan dengan merileks kan perasaan serta fikiran.
Hubungan Manusia dengan Kegelisahan
Kegelisahan merupakan suatau bentuk penyakit batin, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik dari golongan bahkan bangsa apapun itu. Setiap manusia ingin hidup aman, tentram dan damai. Namun keinginan itu kerap sekali berbenturan dengan realitas hidup yang penuh dengan penderitaan dan tantangan permasalahan yang sukar untuk ditanggulangi. Manusia sangat membutuhkan kepastian hidup, terutama mengenai masalah masa depanya. Namun tak ada jaminan yng pasti bahwa masa depan yang diharapkan akan tercapai. Hati manusia yang membutuhkan rasa aman dan sentosa akhirnya terdesak oleh rasa gelisah atau cemas. kegelisahan itu sesungguhnya berasal dari diri sendiri, akibat persepsi negatif terhadap suatu hal yang dimana dalam pemikiran manusia itu beranggapan sesuatu yang terjadi akan merugikan seseorang.
kebudayaan merupakas suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang memanifulasi perbuatan baik untuk membantu pengembangan diri, nah ketika seseorang menyerahkan akal budi pada Tuhan maka akal budi kita akan menjadi kuat akal budi akam mendapat kekuatan ketika hubungkan dengan sesama manusia dan akan terarah pada hubungan yang abadi ketika dihubungkan dengan Tuhan. maka kegelisahan merupakan keterputusan hubungan antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan Tuhan. jadi kegelisahan merupakan gejala keterputusan hubungan. budaya menjawabnya dengan ketika adanya relasi yang menempatkan manusia sebagai teman untuk menghadapi masalah maka kita akan mendapat penghiburan dan mendapat topangan apalagi ketika mengikutsertakan Tuhan dalam hidup kita. dengan membudayakan kebiasaan baik melalui pembacaan dan penafsiran dan memahami firman Tuhan dalam Alkitab adalah salah satu cara untuk mengatasi kegelisahan.
Manusia selama ini tenggelam dalam kegelisahan, berbagai permasalahan telah banyak menyita waktu dan perhatian manusia dan sayangnya banyak orang tidak terganggu dengan kegelisahan yang ada dalam dirinya. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kitalah yang menciptakan kegelisahan lewat ketidakmampuan atau kegegelan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui imajinasi yang melambung serta kesalahan menilai setiap kesalahan atau benda. Kegelisahan adalah suatu rasa yang tidak tentram, tidak senang, tidak sabar, rasa cemas pada manusia.
Misalkan seorang pejabat dituduh menyalahkan kekuasaan di kantornya. Ketika sedang istrirahat di rumahnya, seorang petugas datang kerumahnya untuk menangakap petugas. Suasana menyeleweng, padahal sehari-hari dikenal sebagai bapak yang baik, ramah, suka menolong sesama, hidupnya bisa-biasa saja dan lain-lain. Oleh karena keadaan ini istrinya gelisah, anak-anak gelisah, tetangga gelisah dan terlebih pejabat bersangkutan.
Contoh kedua, suami yang baru berumah tangga, pindah ketempat yang baru, dia tidak mau kenal dengan tetangganya, sikapnya acuh tak acuh dan suka melebi-lebihkan perkataanya angkuh dan sombong. Pada waktu ulang tahunya, keluarga ini mengadakan pesta makan malam dan mengundang orang-orang tertentu saja yang dianggap setara dengan mereka, ketika malam pesta itu tiba, tepat tujuh malam semua hidangan telah disajikan tetapi sampai jam Sembilan malam tak seorangpun datang. Sang istri termenung memandang makanan yang telah disajikan. Ia gelisah, karena merasa terasingkan dari lingkungan sekitarnya.
Kedua contoh yang telah diungkapkan ini telah dinyatakan pada dasarnya dapat terjadi oleh karena suasana yang tidak pasti (ketidakpastian), karena merasa terasing (keterasingan), perasaan sepi (kesepian) dan ancama ultimatum terhadap diri maupun terhadap milik seseorang.
Rasa kegelisahan itu sesungguhnya berhubungan erat sekali dengan keimanan seseorang. Jelasnya bila iman seseorang itu tebal maka tidak akan terjangkit penyakit atau perasaan gelisah, sebab orang yang beriman yang kokoh akan selalu ingat akan Allah. Manusia selalu merencanakan rancanganya namun Allah sendirilah yang menentukanya. Maka ketika menyadari akan hal itu, sesungguhnya peristiwa yang terjadi tidak membuat seseorang yang imanya lemah karena percaya bahwa yang terjadi merupakan jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah. Orang yang beriman yang kuat akan selalu percaya semua yang dialaminya merupakan jalan yang terbaik menurut ukuran Allah sendiri, meskipun menurut ukuran manusia hal yang terjadi tidaklah baik menurut ukuran manusia. Mempercayai masa depanya sungguh sangat indah di dalam rancangan Allah. Apakah orang beriman tidak pernah ragu?, atau hanya orang berimanlah yang ragu? dalam segi dogmatika mengatakan bahwa hanya orang berimanlah yang ragu, karena ia meragukan keadaan itu maka dia berpegang teguh pada Tuhan, jika seseorang tidak menginginkan Tuhan maka ia akan meragukan apa yang ada di dunia ini. kegelisahan merupakan fenomena kehidupan, tidak seorangpun di dunia ini tidak mengalami kegelisahan. dan hidup kita selalu dalam keadaan pertontonan maka kegelisahan itu akan muncul dalam diri kita oleh karena itu kita harus selalu menganggap hidup kita sebagai perjalanan. kegelisahan adalah suatu kenyataan yang inheren tetapi tidak semua orang yang selalu dihantui oeh kegelisahan, itulah sebabnya untuk mengatasi kegelisahan itu salah satunya dengan memperteguh iman.
Daftar Pustaka
Cheppy, Hari Cahyono, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1987
D. R. Hanafie, Sri Rahaju, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta: Andi, 2016
Dkk, Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2012
Herimanto & Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017
Herman Manullang, Diutarakan Pada Saat Pembelajaran Tanggal 08 Mei 2018.
Kholis Ridho & Rusmin Tumanggor, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2010
Maran Refael Raga, Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000
Marhasil Hutasoit, Rekaman Akademik Pada Tanggal 08 Mei 2018.
Mudji Sutrisno, Drijarkara: Filsuf yang mengubah Indonesia Jakarta: Galangpress Group, 2006
Muhammad Abdulkadir, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Fajar Agung, 1987
Mustopo M. Habib, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
Nasution, Mohammad Syukri Albani, Ilmu Budaya Dasar, Depok: Rajawali Pres, 2017.
Poerdaminata W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998
Tim Penyaji, Pada Saat Pembelajaran Tanggal 08 Mei 2019.
Veeger.K.L, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995
Manusia terkadang pernah mengalami beberapa permasalahan yang dapat membuat seseorang mengalami kegelisahan. Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya atau cemas. Kegelisahan dapat diketahui melalui gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi gelisah.
Salah satu nya perasaan tidak tenang. Timbulnya rasa gelisah didalam diri manusia dapat disebabkan karena ada rasa takut yang berlebihan karena takut kehilangan atas hak nya serta penyebab lain nya.
Lihat Juga: Manusia dan Kebudayaan
Hakikat Manusia
Manusia mempunyai individualitas yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki profil pribadi yang unik. Ini juga berlaku bagi kelompok-kelompok manusia, suku-suku, dan sebagainya. Sebagai makhluk rohani-jasmani, manusia mengatasi alam raya. Untuk sebagian manusia terikat dengan alam, selalu harus mengajak alam untuk turut serta dalam segala kegiatannya. Tetapi di lain pihak, manusia memiliki hakikat dalam mengatasi alam. Artinya, manusia bebas mengubah alam dan memilih dari banyak kemungkinannya. Sebagai contoh ialah, kebebasan merupakan sifat khas dan kodrat manusia sebagai makhluk rohani. Atas keputusannya sendiri ia dapat berpantang dan berpuasa misalnya, ia dapat menentukan hari-hari tertentu dan minggu-minggu tertentu untuk berpuasa karena kebebasannya ia dapat merencanakan hari kedepannya, memberi arah pada proses kebudayaan.
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia disbanding makhluk lain terletak pada akal budi. Anugerah Tuhan akan akal budi lah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila disbanding dengan makhluk lain. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human (manusia yang manusiawi).
Lihat Juga:Pertumbuhan Kebudayaan dan Evolusi Pikiran
Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Kegelisahan itu taerjadi pada manusia yang mengalami ancaman yang merugikan dirinya.
Kegelisahan dalam konteks budaya dapatlah dikatakan akibat dari insting manusia untuk berbudaya yaitu sebagai upaya mencari kesempurnaan, dan dalam segi kebatinan manusia kegelisahan itu akibat dari dosa pada hati manusia, dan tidak jarang akibat dari kegelisahan seseorang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Kegelisahan Menurut Alkitab
Kegelisahan menurut Alkitab yang dikutib dalam Yes 28:16 C dikatakan bahwa “siapa yang percaya tidak akan gelisah” jelaslah bahwa nats ini mengatakan bahwa kegelisahan muncul dalam keadaan tertentu dapat dikarenakan ketidakpercayaanya atau kekurangpercayaanya dengan Allah. ke adaan iman seseorang itu yang membuat dia gelisah. ketika seseorang berorientasi pada hidupnya dari sudut pandangnya sendiri maka ia akan gelisah, tetapi ketika manusia mengandalkan Tuhan maka kegelisahan itu tidak sampai merusak dan memporakporandakan manusia sendiri Filipi 4 :6 “janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” dan dalam Mazmur 55:22 “serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN maka Ia akan memelihara engkau! tidak selamanya dibiarkanya orang benar itu goyah.” dimana ketika kita merasa kawatir kita juga harus menyerahkan persoalan kita kepada Allah. Sehingga pada nats Mzm 43:5 “mengapa kau tertekan, hai jiwaku, dan engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” Nats ini memberikan solusi dalam mengatasi kegelisahan dimana nats ini mengajarkan bahwa Allah adalah pengharapan dalam setiap keadaan. Dengan berpegang kepada rencana dan kehendak Tuhan. manusia dikerumuni oleh kegelisahan tetapi kegelisahan itu bisa di tuntaskan, kegelisahan memang tidak bisa dilenyapkam. tetapi kegelisahanan dapat dienyahkan dari kita. oleh sebab itu Orang Yahudi berkata “kita memang tidak dapat melarang burung untuk terbang di udara tetapi kita dapat mencegahnya untuk bersarang diatas rambut”
Latar Belakang Manusia Mengalami Kegelisahan
Kegelisahan itu timbul dari perbuatan diri sendiri atau perbuatan atau keadaan dari luar diri manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan terhadap kekayaan, jiwa, badanya, martabat, harga dirinya dan lain-lain. Pengaruh tersebut tidak hanya pada seseorang tertentu saja melainkan berdampak juga kepada keluarganya, masyarakat luas dan lain-lain. Kegelisahan dalam konteks budaya dapat dilator belakangi oleh upaya mencari “kesempurnaan” dalam hal batiniah dapat terjadi karena dosa pada hati manusia. Penyebab dari kegelisahan itu sendiri dapat dikarenakan ketidakmampuan membaca makna kehidupan dan kekawatiran akan yang terjadi pada masa depan. fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini membuat seseorang gelisah.
Kegelisahan Negatif dan Positif
Negatif
Kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
Positif
Dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
faktor penyebab kegelisahan
a. Pikiran Yang Negatif
Salah satu faktor penyebab seseorang terpapar penyakit kegelisahan dikarenakan pemikiran korban yang buruk. Dan persepsi yang ada dalam dirinya bahwa sesuatu yang akan terjadi akan merugikan atau berdampak buruk pada dirinya.
b. Cinta Diri
Kecintaan seseorang akan dirinya merupakan sesuatu yang wajar, namun sebahagaian orang berlebihan dalam mempertahankan cinta akan dirinya tersebut, sehingga terbebani akan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Kecintaan akan diri disini adalah cinta diri yang melampaui batas, perhatian berlebihan pada diri sendiri, terlalu memuji diri sendiri dan sangat sensitive dengan hal-hal yang merendahkan dirinya, sehingga ketika terjadi masalah yang mengganggu kehormatan dirinya maka seseorang tersebut akan merasa sangat gelisah.
c. Kurangnya Hubungan Dengan Allah
Dalam beberapa kasus terdapat penyebab seseorang merasa gelisah disebabkan kurangnya hubungan dengan Allah, dan menjadi parah ketika seseorang tersebut terpapar dengan hal-hal yang berbau okultisme, baik itu pelaku dari okultisme maupun seseorang yang menjadi korban dari okutisme yang jauh dari Allah. Seseorang yang kurang memiliki hubungan dengan Allah menjadi kawatir dan gelisah akan kehidupanya dan kehidupan akan sesudah kematianya.
d. Gejolak Hati
Terkadang kegelisahan muncul dalam keadaan tertentu dikarenakan kegalauan hati yang amat keras akan hal-hal sepele. Ketika seseorang pada keadaan tertentu merasa kehampaan atau tidak mendapatkan suatu kegiatan yang menyibukan dirinya, seseorang memikirkan problem dan khayalan yang sia-sia, itu sering sekali menyeretnya kedalam kegelisahan.
e. Rasa Takut dan Malu
Sifat malu merupakan salah satu faktor kegelisahan, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri, seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan kerja dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah doronganya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikanya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskan kedalam kegelisahan.
f. Rasa Tidak Aman
Perasaan tidak aman merupakan faktor utama seseorang berada dalam kegelisahan, dengan kata lain seseorang menderita disebabkan adanya rasa tidak aman akan dirinya. Perasan semacam ini merupakan akibat lemahnya kepribadian atau adanya ketidakmampuan mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong perasaan tidak aman dalam diri, yang kemudian tertimpa kegelisahan. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghasilkan perasaan yang tidak aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikanya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
g. Jiwa Yang Lemah
Kelemahan dalam diri seseorang dapat tercapai dalam suatu taraf dimana dia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikanya, sehingga kita mendapatkanya dengan cara terpaksa menyerah dengan keadaan yang terjadi. Ketika ia menampakan keinginan agar seluruh pekerjaanya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perassaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
h. Kemasyarakatan
Terkadang dalam beberapa keadaan, was-was disebabkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebahagian gejala ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan kasus dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan terikat akan perilaku mereka yang salah dan berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadi kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebutdari satu orang ke orang lain.
Macam-Macam Kegelisahan
1. Ketidakpastian
Terdapat tiga macam ketidakpastian yang dialami seseorang yaitu:
- Ketidakpastian dalam menentukan pilihan
- Ketidakpastian dalam menunggu
- Ketidakpastian dalam hukum
2. Keterasiangan
Keterasingan berasal dari kata “terasing” artinya tersisih, terpisah terpencil dari pergaulan masyarakat yang baik. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
3. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tidak ada apa-apa, dan lain sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepia tau hal sepi. kesepian yang dimaksud disini adalah adanya rasa kehampaan atau kekosongan dalam diri manusia sehingga menjadi pintu masuk untuk kegelisahan. dalam beberapa keadaan seseorang yang berada dalam keadaan dikerumuni oleh khalayak banyak tetapi mengalami kesepian oleh karena masalah yang dialaminya, orang yang merasa kesepian dalam keramaian itu adalah orang yang membuat dirinya sentral dari kehidupan ini, jadi jika seseorang menjadikan dirinya menjadi fokus segala sesuatu maka akan mengalami kesepian walaupun dalam keramaian. karena seseorang tidak akan merasa kesepian ketika bersama-sama dengan orang lain dan menempatkan orang lain sebagai teman dalam menanggung penderitaan.
Bentuk-bentuk Kegelisahan
1. Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbuk akibat pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar. Contohnya adalah Tini adalah seorang ibu rumah tangga, mempunyai anak dengan umur dua tahun bernama Tina. Tina meiliki tubuh yang sehat, seorang anak yang lucu, lincah dan sangat akrap dengan ibunya, hampir seluruh waktu tini tercurah untuk Tina. Ia keluar dari pekerjaanya oleh karena untuk merawat Tina, Tina merupakan anak pertama Tini. Pada suatu ketika Tina mengalami sakit, dia muntah-muntah, disertai sakit kepala. Tini bingung, kemudian membawa anaknya kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat intensif di rumah sakit dan belum boleh ditemui. Tini gelisah, kawatir memikirkan nasip anaknya. Dari contoh diatas nyatalah kegelisahan yang dialami ibu Tini disebabkan oleh adanya bahaya yang dari luar yang mengancam anaknya.
2. Kegelisahan Neurotic (Saraf)
Kegelisahan itu berhubungan dengan sistem saraf. Saraf-saraf yang bekerja secara alami, pada saat tubuh merasa terancam atau akan mengalami sesuatu yang berbahaya yang akan terjadi, sehingga tubuh tidak mampu mengontrolnya. Singkatnya kegelisahan itu disebabkan oleh keadaan yang dianggap berbahaya yang timbul secara naluriah. kecemasan neurotic dapat dibedakan kedalam tiga bentuk yaitu:
- Bentuk kecemasan yang beriktisar dengan bebas dan menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan lingkunganya yang kira-kira cocok. Kecemasan seperti ini menjadi sifat seseorang yang gelisah, yang selalu mengira sesuatu yang hebat akan terjadi. Sebenarnya yang terjadi disebabkan ketakutan akan bayangan yang akan terjadi, sehingga menekan ego dan menguasai ego yang pada akhirnya menyeretnya pada keadaan yang tidak berdaya.
- Bentuk ketegangan yang irasional (phobia dan trauma), sifat khusus dari phobia dan trauma adalah intensitas ketakutan melebihi dari batas wajar. Rasa takut ini sudah memudar, sehingga terkadang tanpa alasan dan hanya karena pandangan saja, yang kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang kuat yang kemudian dilanjutkan dengan perasaan takut.
- Rasa gugup atau rasa gugup, reaksi ini biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa adanya propokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah tindakan merendahkan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neurotis yang menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh dirinya, walaupun ego dan superego melarangnya.
3. Kegelisahan Moral
Kegelisahan ini muncul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya hati nurani. Pada umumnya disebabkan oleh pribadi seseorang seperti, iri, benci, dendam, marah bahkan rendah diri yang timbul dari rasa egonya. Kondisi ini harus dapat diatasi oleh super egonya. Bila tidak akan menyebabkan kerugian pada diri sendiri karena dapat berlanjut stress. kegelisahan moral juga terjadi karena seseorang melakukukan perbuatan-perbuatan yang dianggapnya melanggar moral yang berlaku yang kemudian seseorang menutupinya dengan berbagai cara, misalkan berbohong sehingga oleh karen itu orang yang bersangkutan merasa gelisah akan terungkap. dan yang sering terjadi pula karena adanya ancaman terhada seseorang yang menyebabkan orang yang diancam merasa terancam dan juga lingkungan sekitarnya, seseorang akan merasa akan gelisah dengan ancaman teresebut.
2.10. Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
1. Intropeksi diri, Pada saat gelisah, intropeksi diri sangat diperlukan untuk membantu menghilangkan perasaan gelisah. Dengan adanya intropeksi diri seseorang akan mulai berfikir apa penyebab kegelisahan nya dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan nya tanpa harus merasa gelisah. ketika seseorang melakukan kesalahan, maka kesalahan itu ajan selalu berada di sekeliling kita yang menuntut seseorang yang bersalah itu mengakuinya. dengan cara mengintropeksi diri seseorang yang mengalami kegelisahan itu diminta untuk melihat kembali akar dari masalah itu. ketika kita tidak mau melihat sumber masalah itu maka kita berada dalam situasi mendiamkan masalah itu menjangkiti diri kita. kesadaran akan diri sendiri bahwa kita adalah orang lemah yang kemudian bersedia menerima dampak buruk, dikejar-kejar bayangan.
2. Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
3. Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sabar, tabah, senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini, sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatNya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.
4. Bersikap tenang. Tenang merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi rileks. Pada saat seseorang merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu menghilangkan atau mengurangi kegelisahan dengan merileks kan perasaan serta fikiran.
Hubungan Manusia dengan Kegelisahan
Kegelisahan merupakan suatau bentuk penyakit batin, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik dari golongan bahkan bangsa apapun itu. Setiap manusia ingin hidup aman, tentram dan damai. Namun keinginan itu kerap sekali berbenturan dengan realitas hidup yang penuh dengan penderitaan dan tantangan permasalahan yang sukar untuk ditanggulangi. Manusia sangat membutuhkan kepastian hidup, terutama mengenai masalah masa depanya. Namun tak ada jaminan yng pasti bahwa masa depan yang diharapkan akan tercapai. Hati manusia yang membutuhkan rasa aman dan sentosa akhirnya terdesak oleh rasa gelisah atau cemas. kegelisahan itu sesungguhnya berasal dari diri sendiri, akibat persepsi negatif terhadap suatu hal yang dimana dalam pemikiran manusia itu beranggapan sesuatu yang terjadi akan merugikan seseorang.
kebudayaan merupakas suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang memanifulasi perbuatan baik untuk membantu pengembangan diri, nah ketika seseorang menyerahkan akal budi pada Tuhan maka akal budi kita akan menjadi kuat akal budi akam mendapat kekuatan ketika hubungkan dengan sesama manusia dan akan terarah pada hubungan yang abadi ketika dihubungkan dengan Tuhan. maka kegelisahan merupakan keterputusan hubungan antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan Tuhan. jadi kegelisahan merupakan gejala keterputusan hubungan. budaya menjawabnya dengan ketika adanya relasi yang menempatkan manusia sebagai teman untuk menghadapi masalah maka kita akan mendapat penghiburan dan mendapat topangan apalagi ketika mengikutsertakan Tuhan dalam hidup kita. dengan membudayakan kebiasaan baik melalui pembacaan dan penafsiran dan memahami firman Tuhan dalam Alkitab adalah salah satu cara untuk mengatasi kegelisahan.
Manusia selama ini tenggelam dalam kegelisahan, berbagai permasalahan telah banyak menyita waktu dan perhatian manusia dan sayangnya banyak orang tidak terganggu dengan kegelisahan yang ada dalam dirinya. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kitalah yang menciptakan kegelisahan lewat ketidakmampuan atau kegegelan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui imajinasi yang melambung serta kesalahan menilai setiap kesalahan atau benda. Kegelisahan adalah suatu rasa yang tidak tentram, tidak senang, tidak sabar, rasa cemas pada manusia.
Misalkan seorang pejabat dituduh menyalahkan kekuasaan di kantornya. Ketika sedang istrirahat di rumahnya, seorang petugas datang kerumahnya untuk menangakap petugas. Suasana menyeleweng, padahal sehari-hari dikenal sebagai bapak yang baik, ramah, suka menolong sesama, hidupnya bisa-biasa saja dan lain-lain. Oleh karena keadaan ini istrinya gelisah, anak-anak gelisah, tetangga gelisah dan terlebih pejabat bersangkutan.
Contoh kedua, suami yang baru berumah tangga, pindah ketempat yang baru, dia tidak mau kenal dengan tetangganya, sikapnya acuh tak acuh dan suka melebi-lebihkan perkataanya angkuh dan sombong. Pada waktu ulang tahunya, keluarga ini mengadakan pesta makan malam dan mengundang orang-orang tertentu saja yang dianggap setara dengan mereka, ketika malam pesta itu tiba, tepat tujuh malam semua hidangan telah disajikan tetapi sampai jam Sembilan malam tak seorangpun datang. Sang istri termenung memandang makanan yang telah disajikan. Ia gelisah, karena merasa terasingkan dari lingkungan sekitarnya.
Kedua contoh yang telah diungkapkan ini telah dinyatakan pada dasarnya dapat terjadi oleh karena suasana yang tidak pasti (ketidakpastian), karena merasa terasing (keterasingan), perasaan sepi (kesepian) dan ancama ultimatum terhadap diri maupun terhadap milik seseorang.
Rasa kegelisahan itu sesungguhnya berhubungan erat sekali dengan keimanan seseorang. Jelasnya bila iman seseorang itu tebal maka tidak akan terjangkit penyakit atau perasaan gelisah, sebab orang yang beriman yang kokoh akan selalu ingat akan Allah. Manusia selalu merencanakan rancanganya namun Allah sendirilah yang menentukanya. Maka ketika menyadari akan hal itu, sesungguhnya peristiwa yang terjadi tidak membuat seseorang yang imanya lemah karena percaya bahwa yang terjadi merupakan jalan yang terbaik yang diberikan oleh Allah. Orang yang beriman yang kuat akan selalu percaya semua yang dialaminya merupakan jalan yang terbaik menurut ukuran Allah sendiri, meskipun menurut ukuran manusia hal yang terjadi tidaklah baik menurut ukuran manusia. Mempercayai masa depanya sungguh sangat indah di dalam rancangan Allah. Apakah orang beriman tidak pernah ragu?, atau hanya orang berimanlah yang ragu? dalam segi dogmatika mengatakan bahwa hanya orang berimanlah yang ragu, karena ia meragukan keadaan itu maka dia berpegang teguh pada Tuhan, jika seseorang tidak menginginkan Tuhan maka ia akan meragukan apa yang ada di dunia ini. kegelisahan merupakan fenomena kehidupan, tidak seorangpun di dunia ini tidak mengalami kegelisahan. dan hidup kita selalu dalam keadaan pertontonan maka kegelisahan itu akan muncul dalam diri kita oleh karena itu kita harus selalu menganggap hidup kita sebagai perjalanan. kegelisahan adalah suatu kenyataan yang inheren tetapi tidak semua orang yang selalu dihantui oeh kegelisahan, itulah sebabnya untuk mengatasi kegelisahan itu salah satunya dengan memperteguh iman.
Daftar Pustaka
Cheppy, Hari Cahyono, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1987
D. R. Hanafie, Sri Rahaju, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta: Andi, 2016
Dkk, Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2012
Herimanto & Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017
Herman Manullang, Diutarakan Pada Saat Pembelajaran Tanggal 08 Mei 2018.
Kholis Ridho & Rusmin Tumanggor, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2010
Maran Refael Raga, Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000
Marhasil Hutasoit, Rekaman Akademik Pada Tanggal 08 Mei 2018.
Mudji Sutrisno, Drijarkara: Filsuf yang mengubah Indonesia Jakarta: Galangpress Group, 2006
Muhammad Abdulkadir, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Fajar Agung, 1987
Mustopo M. Habib, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1988
Nasution, Mohammad Syukri Albani, Ilmu Budaya Dasar, Depok: Rajawali Pres, 2017.
Poerdaminata W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998
Tim Penyaji, Pada Saat Pembelajaran Tanggal 08 Mei 2019.
Veeger.K.L, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995