Pandangan Etika Situasi oleh Para Tokoh
Sebelum membaca artikel ini alangkah baiknya memulai dari Kritik terhadap Etika situasi
Pandangan Etika Situasi oleh Para Tokoh
1. Joseph Fletcher
Bagi Joseph Fletcher yang terpenting dari etika situasi adalah ia mengakui satu prinsip dasar moral, yaitu “cinta kasih”, yang itu merupakan satu satunya prinsip moral kategoris. Dimana semua norma dan aturan moral bersifat relatif. Karena menurut Joshep peraturan peraturan selalu dapat dilanggar demi akibat yang baik dalam situasi yang konkret. Ada enam pernyataan Joseph Fletcher tentang etika situasi:
lihat Juga: Etika Utirialisme
2. Rudolf Bulfman
Bulfman menyatakan bahwa ketaatan dalm kasih merupakan pusat motif dalam etika.Hal ini dimaksudkan suatu sikap merespon dan mendengar firman Allah melalui situasi seseorang berada. Oleh Karen itu,suatu peristiwa memuat semua yang dibutuhkan untuk mengerti akan kehendak Allah, dan tindakan tidak dapat dikatakan,apakah itu benar atau salah sampai tindakan tersebut dinyatakan dalam suatu situasi.
3. Jhon Robinson
Ia menekankan tidak ada yang menetukan suatu tindakan kecuali kasih. Kriteria terakhir untuk bertindak bukanlah etika yang terikat dengan peraturan atau norma, tetapi etika terikat dengan kasih. Karena etika itu adalah kasih.
Next to: Analisa Sistem “Etika Situasi”
Pandangan Etika Situasi oleh Para Tokoh
1. Joseph Fletcher
Bagi Joseph Fletcher yang terpenting dari etika situasi adalah ia mengakui satu prinsip dasar moral, yaitu “cinta kasih”, yang itu merupakan satu satunya prinsip moral kategoris. Dimana semua norma dan aturan moral bersifat relatif. Karena menurut Joshep peraturan peraturan selalu dapat dilanggar demi akibat yang baik dalam situasi yang konkret. Ada enam pernyataan Joseph Fletcher tentang etika situasi:
- Hanya ada satu hal yang baik pada dirinya sendiri, yaitu cinta kasih; tidak ada yang lain sama sekali. jadi penganut etika situasi menyakini bahwa perbuatan yang paling mengungkapkan cinta kasih dalam situasi,itulah perbuatan yang betul dan baik.
- Norma yang tertinggi keputusan-keputusan berdasarkan cinta kasih:tak ada yang lain. Segenap perbuatan dinilai dari apakah mengungkapkan cinta kasih atau tidak dan bukan dari kesesuaian dengan suatu hukum atau system norma-norma moral.
- Cinta kasih dan keadilan adalah sama karena keadilan adalah cinta kasih yang dibagi,tidak ada lainnya. Karena keadilan adalah cinta kasih yang dibagi, tidak ada lainnya disini ditegaskan bahwa cinta kasih jangan dipahami sebagai suatu perasaan batin, melainkan sebagai sikap atau kehendak yang secara efektif mau berbuat baik kepada sesama
- Cinta berkehendak baik terhadap sesamanya entah kita menyukainya atau tidak. Karena mencintai adalah sikap yang terkuat dalam kelakuan, tidak ada kaitan-nya apakah kita suka atau tidak akan orang yang akan dicintai
- Hanya tujuan yang membenarkan sarana, tak ada lainnya. Segala apa perbuatan yang dilakukan dalam dirinya, apakah itu benar atau salah, itu semua tergantung situasi pada saat itu.
- Keputusan cinta kasih dibuat sesuai dengan situasi, bukan menurut sebuah system peraturan.. Setelah semua faktor dipertimbangkan dalam sebuah situasi konkret dimana keputusan harus diambil, orang berhak, bahkan wajib.
lihat Juga: Etika Utirialisme
2. Rudolf Bulfman
Bulfman menyatakan bahwa ketaatan dalm kasih merupakan pusat motif dalam etika.Hal ini dimaksudkan suatu sikap merespon dan mendengar firman Allah melalui situasi seseorang berada. Oleh Karen itu,suatu peristiwa memuat semua yang dibutuhkan untuk mengerti akan kehendak Allah, dan tindakan tidak dapat dikatakan,apakah itu benar atau salah sampai tindakan tersebut dinyatakan dalam suatu situasi.
3. Jhon Robinson
Ia menekankan tidak ada yang menetukan suatu tindakan kecuali kasih. Kriteria terakhir untuk bertindak bukanlah etika yang terikat dengan peraturan atau norma, tetapi etika terikat dengan kasih. Karena etika itu adalah kasih.
Next to: Analisa Sistem “Etika Situasi”