Praktek Oksultisme Untuk Keinginan Berkuasa
Untuk
Keinginan Berkuasa
I.
Pendahuluan
Kehidupan manusia akan tetap terus
menerus berjalan sehingga memaksa manusia untuk berusaha menduduki posisi
tertinggi dalam hidupnya. Posisi tertinggi pun sangat mempengaruhi ruang
lingkup kekuasaan yang berhubungan dengan keinginan dan hasrat berkuasa. Ketika
hal itu timbul, manusia mencari jalan yang dianggap membantu dalam pencapaian
harapannya, sehingga timbullah pemikiran menghalalkan segala bentuk cara, salah
satunya melalui praktek okultisme. Karena melalui dorongan-dorongan dari
praktek yang ditawarkan oleh okultisme dapat dijadikan sebagai jawaban atas
pergumulan duniawi yang dihadapai oleh manusia sendiri.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Berkuasa
KBBI menjelaskan bahwa berkuasa berasal
dari kata “kuasa” yang berarti kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat
sesuatu, kekuasaan,wewenang, atas sesuatu untuk menentukan sesuatu. Berkuasa
adalah mempunyai kuasa, kesangguapan, kewenangan, dan kekuatan atas sesuatu
hal.[1]
2.2.Latar Belakang Okultisme Untuk
Keinginan Berkuasa
Dengan adanya keyakinan bahwa roh-roh
yang ada di alam ini yang bisa menolong, memberkati, menyakiti, memberi
keuntungan, dan nasib buruk, bahkan membunuh. Mengakibatkan manusia terlibat
dan menyerah bahkan memuja kekuatan roh tersebut dan aktif terjun ke dalam
praktek okultisme, dalam manifestasinya.
Kuasa kegelapan bekerja dan
memanifestasikan kuasanya dalam berbagai bentuk, dari yang sederhana sampai
kepada yang luar biasa yang membuat orang terheran-heran dan terpikat, dari
cara yang kuno sampai kepada cara modern, yang membuat kuasa kegelapan memasuki
semua jenis lapisan masyarakat, mulai dari primitif sampai kepada golongan
intelektual (para pejabat).[2]
Garis besar akar okultisme lahir dari si
iblis salah satunya ialah keinginan berkuasa.[3] Dalam okultisme terdapat pekerjaan
kuasa kegelapan salah satunya yakni pekerjaan bersangkut-paut dengan pemberian
kuasa; memberi kuasa untuk menguasai dunia ini; memberi
kuasa besar.[4]
Orang-orang tertentu secara terang-terangan mengakui bahwa mereka meminta
pertolongan iblis untuk sukses dalam bisnis dan pekerjaan mereka.[5]
2.3.Hal-hal
Yang Menyebabkan Seseorang Ingin Berkuasa
Ada
rasa cemburu yang sejak dari zaman purbakala telah hadir dalam diri manusia.
Rasa inilah yang banyak membuat orang cenderung memperebutkannya habis-habisan.
Ditambah lagi dengan kenyamanan dan kemewahan yang menyertainya, bukankah
semuanya ini sebagai daya tarik sekaligus sebagai sebuah pancingan yang
mengundang banyak orang untuk datang berbondong-bondong memperebutkannya.
Sebelum kekuasaan disetarakan dengan profesi lainnya maka selama itu juga akan
lebih banyak orang yang datang untuk merebutnya hari lepas hari. Terdapat
beberapa hal yang menyebabkan seseorang ingin berkuasa, yakni:
1. Keadilan
sosial (kesetaraan) sangat rendah
Keadilan
sosial adalah dasar dari kesejahteraan yang adalah hak seluruh warga
masyarakat. Tanpa kesetaraan maka orang-orang akan datang berbondong-bondong
untuk merebutkannya. Sebab ada kecenderungan dalam hati manusia untuk manggapai
hidup yang lebih baik (sama seperti yang dirasakan sesamanya yang terkadang
menimbulkan kecemburuan).
2. Banyak
diantara masyarakat yang belum sejahtera - mudah diprovokasi
Mereka
yang belum sejahtera yang jauh dari kota biasanya mudah dipengaruhi oleh oknum tertentu.
3. Kekuasaan tanpa kontrol yang jelas
Ketika
sebuah kekuasaan tidak dapat diawasi dan dikontrol sepenuhnya maka ada
kecenderungan untuk melakukan penyelewengan yang menghasilkan keuntungan.
Keuntungan yang besar ini telah menjadi daya tarik tersendiri terhadap manusia
lainnya sehingga tidak ada lagi kata-kata untuk menolaknya.
4. Kekuasaan
Kekuasaan
yang berlebihan-posisi penguasa terlalu tinggi dimana semua terpusat kepadanya.
Saat seseorang menjadi penguasa maka apapun keinginannya akan dengan mudah saja
diwujudkannya. Sedangkan manusia hatinya dipenuhi rasa cemburu sehingga secara
otomatis saat ada seseorang yang terlalu diperlakukan secara spesial pastilah
juga ada yang iri hati. Kecemburuan inilah yang kerap kali membuat beberapa
orang memperebutkannya untuk kepentingan pribadi.
5. Wewenang
yang sangat besar
Seorang
penguasa memiliki wewenang untuk menetapkan sesuatu. Sedangkan banyak orang
yang menginginkan agar ia menetap disana. Oleh karena itu, banyak penghormatan,
pujian, popularitas, dan uang yang diarahkan kepadanya agar sesuatunya mulus
dan lancar, yang mau jadi pejabat diberi kemudahan. Inilah salah satu daya
tarik yang sangat mengiurkan untuk memperebutkan posisi sebagai seorang
penguasa.[6]
2.4.Praktek
Okultisme Untuk Keinginan Berkuasa
2.4.1.
Bentuk-bentuk
Media Yang Dipakai
Ada
beberapa bentuk-bentuk praktek okultisme yang sering digunakan pada masyarakat,
yaitu:
1. Jimat
dan perhiasan
Jimat
dan perhiasan yang disebut dengan amulet
biasa dipakai dalam okultisme. Amulet berasal
dari bahasa Arab yang artinya pertahanan. Ngakal
adalah jimat atau benda perhiasan yang digunakan untuk menangkal kuasa si
jahat. Jimat dapat berupa benda apa saja seperti kulit binatang, tulang
binatang, mata uang, batu akik, tapak kuda, rambut, ikat pinggang, bunga.
Benda-benda tersebut harus diberi mantra oleh dukun yang diyakini mempunyai
kekuatan atau pengaruh gaib bagi sipemilik. Sering dikatakan bahwa tujuan
memakai jimat adalah mengusir roh-roh jahat, melindungi pemakainya dari
serangan lawan, mengendalikan atau menakhlukkan pikiran orang lain. Menarik
bagi lawan jenis atau memudahkan dapat jodoh, menjaga kedudukan, menutupi
kejahatanya supaya tidak diketahui atasan atau parat keamanan.[7]
2. Pelet
Pelet
atau guna-guna adalah salah satu bentuk sihir/tenung. KBBI mendefinisikan
memelet sebagai “mempengaruhi dengan atau seolah-olah dengan guna-guna dan
jampi-jampi.[8]
3. Meminta
kekebalan tubuh
Kepada
mereka yang diberi beberapa jenis jimat, yakni: benda-benda yang telah diisi
dengan kuasa oleh tenaga supranatural. Menurut keyakinan pengguna jasa
kekebalan ini mereka akan mendapatkan kekuatan untuk tahan pukul, tahan tembak,
tahan tikam, tahan guna-guna, tahan racun, dan lain-lain. Biasanya dipakai pada
tubuh atau dililitkan pada pinggang ataupun dimasukkan dalam ikat pinggang,
bahkan ditanam pada daging tubuh manusia, seperti susuk, dan lain-lain.[9]
4. Santet
Santet
atau guna-guna (Jawa: tenung[10],
teluh[11])
adalah upaya ilmu hitam. Istilah santet kadang-kadang juga dipakai untuk
menyebutkan praktek memasukkan benda-benda asing ke perut korban, ini merupakan
salah satu jenis sihir.[12]
Santet adalah salah satu manifestasi dari kuasa kegelapan, iblis yang disebut
dengan okultisme. Santet adalah ilmu untuk membunuh, mengahancurkan dan
membinasakan manusia.[13]
Dengan kata lain, santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain
dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet sering dilakukan oleh
orang yang mempunyai dendam kepada orang lain atau dengan kata lain santet
adalah suatu usaha atau perbuatan yang mempengaruhi atau mengganggu orang lain
dengan tujuan yang tidak baik. Dengan menggunakan benda nyata atau kekuatan
yang tidak kelihatan. Santet biasanya ditujukan untuk mencelakakan orang lain
yakni untuk membuat orang lain menderita, sakit bahkan meninggal dunia.[14]
5.
Pitonggam
Pitonggam
ini biasanya digunakan oleh mereka yang ingin memiliki kuasa. Jika ia
berbicara, orang yang mendengarnya kelihatan mendengar dengan tekun. Apa yang
diucapkan dan diperintahkannya selalu dilakukan bawahannya dengan ‘membeo’.[15]
6. Ilmu
Putih
Ilmu
putih adalah semua ilmu yang tujuannya baik, memakai nama Tuhan serta ayat-ayat
kitab suci tertentu. Ilmu gelap ini sifatnya menolong, walaupun sebenarnya bukan demikian, karena
ilmu putih juga membinasakan manusia.[16]
7. Ilmu
Hitam
Ilmu
hitam adalah ilmu gelap untuk menyusahkan, melukai, merusak, menggilakan, dan
mematikan orang lain dan sifatnya jahat.[17]
8. Pemanis
Pemanis
ini digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan perhatian orang lain. Pada
umunya pemanis ini digunakan untuk pemikat lawan jenis. Mereka yang memiliki
pemanis sangat mudah merayu dan menaklukkan lawan jenis. Namun ada akibat yang
fatal, bahwa perhatian tadi sebenarnya tidak murni atau terpaksa.[18]
2.4.2.
Syarat
Untuk Memperoleh Kuasa Dalam Okultisme[19]
Setiap
pengikut okultisme tidak secara mudah dan cepat memperoleh daya kuasa dan
kekuatan gaib. Banyak perkara harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang
dituntut. Dan bahkan harus melewati proses demi proses yang telah ditetapkan
untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang.
a. Dalam
kamus kehidupan penganut okultisme berlaku syarat bahwa untuk memperoleh daya linuwih (kekuatan supranatural)
sangat dibutukan pengorbanan. Semakin besar pengorbanan, semakin hebat pula
kuasa dan kekuatan gaib yang diperoleh. Prinsipnya “do ut des” yang berarti “aku memberi agar engkau memberi”.
b. Bakti
seksual, selain melalui pengorbanan, agar keinginan mereka dipenuhi oleh
dewa-dewi, orang tidak segan-segan melakukan bakti seksual. Bakti seksual ini
antara lain dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu pelacuran bakti dan semburit bakti[20].
c. Penyiksaan
diri, salah satu persyaratan para penganut okultisme untuk beroleh kekuatan
gaib serta kekuasaan yang diharapkan adalah penyiksaan diri. Dengan melakukan
berbagai pantangan, menyiksa diri terbagi dari; tarak[21],
melukai tubuh, dan tirakasst[22]
2.4.3.
Material
Okultisme[23]
2.4.3.1.
Benda-benda
yang bersifat umum yang dikeramatkan
a.
Bunga/Kembang
Banyak
praktek okultisme menggunakan bunga atau kembang, tetapi dengan syarat
tertentu, misalnya kembang yang dipakai harus berjumlah tujuh tangkai saja,
tidak boleh lebi dan tidak boleh kurang. Dan hanya boleh diambil pada saat
bulan purnama atau pada tanggal tertentu saja, tidak boleh pada sembarangan
waktu.
b.
Keris/Pedang
Pada
dasarnya keris adalah hasil kerajinan tangan yang indah, tanpa ada
pantangan-pantangan khusus, tidak ada jenis kelaminnya, tidak diberi makan pada
waktu tertentu. Namun dalam praktek okultisme, keris disertai oleh
larangan-larangan yang aneh.
c.
Jahe
Penggunaan
jahe dipakai saat membaca jampi-jampi atau mantra yang merupakan praktek
okultisme.
2.4.3.2.
Benda-benda
khusus, meniru apa yang dipakai dalam kitab suci
a.
Minyak
Dalam
praktek okultisme, minyak juga dipakai melayani setan-setan, hal ini
dipraktekkan sendiri diamana banyak minyak dipakai untuk memuja dan membujuk
berhala supaya memberi berkat.
b.
Garam
Garam
dipakai untuk mengusir hantu dengan cara menaburkan garam di tempat tertentu,
yang tentu sekali berlawanan dengan apa yang diperoleh manusia dari orang
pintar yang memberikan suatu pegangan kepadanya.
c.
Kemenyan
Kemenyan
dipakai untuk menyembah berhala dalam upacara-upacara khusus.
d.
Tulisan
Dipakai
untuk menulis jampi-jampi atau mantra-mantra untuk segala macam keperluan.
2.4.3.3.
Benda-benda
rohani yang dikeramatkan
a.
Kitab
Suci
Dalam
praktek okultisme yang disebut ilmu putih, penggunaan benda-benda rohani mulai
dipakai khususnya penyalahgunaan kitab suci. Ayat-ayat tertentu dikutip atau
digunting, lalu dibungkus dengan kertas timah dan dibungkus dengan kain merah
dijadikan ikat pinggang keramat untuk menjaga diri dalam praktek berkuasa.
b.
Tanah
Gereja
Memakai
tanah gereja dan membawanya ke tempat tertentu untuk melindungi diri dalam
praktek berkuasa.
c.
Salib
Salib
juga dipakai sebagai jimat oleh orang-orang tertentu. Sehingga ada syarat
tertentu dalam pemakaian salib yang dikeramatkan, seperti harus menciumnya
sebanyak tujuh kali pada waktu mengikuti ujian denga harapan memperoleh kuasa
dari sesuatu hal yang diharapkan.
2.5.Tujuan
Berkuasa
Kekuasaan
selalu ada pada masyarakat, tetapi tidak selalu ada yang dapat dibagi rata,
maka kekuasaan selalu berhubungan dengan kemampuan dalam mempengaruhi orang
lain. Seorang penguasa dan para pengikutnya dipengaruhi secara rela maupun
terpaksa, usaha yang dilakukan oleh pemegang kuasa tidak selalu dapat dipahami oleh
masyarakat yang dipimpin, terdapat kesulitan-kesulitan karena adanya perbedaan
alam berpikir yang umumnya diwakili oleh pemikiran tradisional bahkan yang
revolusioner sebagai akibat kemajuan disemua alas kehidupan yang berdampak pada
kompleksitas kebutuhan.[24]Sehingga
manusia memiliki hasrat secara instan untuk memperoleh kekuasaan baik kekayaan
mapun materi yang berlimpah-limpah serta kesuksesan dalam pekerjaan dengan
menggunakan okultisme.[25]
2.6.
Sumber Timbulnya Keinginan Berkuasa Melalui daya Okultisme
1. Pemahaman
yang salah tentang Allah
Konsep-konsep
yang salah tentang eksistensi, jati diri, kuasa Allah, serta aggapan bahwa
Allah yang transenden sulit dipahami, penuh misteri, dan tidak terselami
sehingga manusia menjadikan okultisme sebagai cara cepat yang diyakini dapat
memberikan kuasa dalam bentuk apapun.
2. Perasaan
tidak berdaya di tengah alam semeseta
Manusia
menyadari dirinya terbatas, lemah, dan tidak berdaya di tengah alam semesta
yang begitu luas penuh misteri dan aneka ragam permasalahan yang membelit
kehidupan, sehingga dengan jalan okultisme manusia dapat mencari dan menemukan
kuasa yang dapat menjamin, melindungi, dan menanggulangi berbagai kondisi yang
ditemui dalam kehidupannya di alam semesta.
3. Usaha
manusia untuk memperoleh hidup aman, tenang, dan damai
Hidup
ini penuh kesulitan, bencana, musibah, tragedi, dan aneka ragam bahaya. Dalam upaya untuk mengantisipasi semua permasalahan
tersebut menusia ikut ambil bagian melalui cara-cara okultisme sehingga dapat
menguasai dan menghindari berbagai kesulitan tersebut.
4. Persaingan,
musuh, dan bahaya
Visi
misi untuk mencapai keberhasilan dalam segala ruang lingkup hidup manusia pada
persaingan atau kompetisi yang sering kali mengundang dampak negatif. Sehingga
pengaruh okultisme dijadikan sebagai alat perjuangan untuk menguasai,
mengalahkan dan menghancurkan para pesaing baik melalui tenung, santet, dan
maji untuk melindungi diri atau menyerang.
5. Nafsu
memperoleh kekayaan dan materi berlimpah
Banyak
orang ingin memperoleh kekayaan, materi berlimpah dan kesuksesan dalam
pekerjaan. Sehingga manusia mencari jalan pintas untuk memperolehnya dengan
okultisme.[26]
2.7.
Hasil Wawancara
Nama/Inisial : E.
Pekerjaan : Lurah
Alamat : Kecamatan Minas
Wawancara : Lewat Via Telepon.
Pertanyaan
1. Apakah
pada masa anda memimpin sebagai Lurah di Kec. Minas pernah menggunakan kuasa
gaib atupun memintah pertolongan kekuatan dari orang pintar?
2. Ketika
anda memperoleh hal yang anda inginkan, pada saat anda meminta sesuatu hal
kepada orang pintar. Apakah anda merasa nyaman menggunakannya?
3. Apakah
dampak yang anda rasakan, setelah anda memperoleh hal yang anda harapkan untuk
terjadi dalam hidup anda lewat kuasa gaib yang anda terima?
Wawancara
Kami
mewawancarai seseorang yang berinisial E. Ia berada dan tinggal di kecamatan
Minas dan menjabat sebagai Lurah.
Melalui via telepon yang kami lakukan
pada hari Sabtu, 03 November 2018, Pukul 14:34 Wib s/d Selesai. Beliau
sangat senang berkomunikasi dengan kami karena beliau merupakan sahabat dari
orangtua dari salah satu penyaji. Melalui pertanyaan yang kami sampaikan secara
berurutan dan ketika pertannyaan yang
pertama dijawab lalu melalui jawaban yang pertama kami ambil lagi pertannyaan
yang berhubungan dengan jawaban beliau. Berhubungan dengan pertanyaan yang
pertama, E menjawabnya serta menjelaskan kepada kami bahwa ia pernah memiliki
keterikatan dengan kuasa kegelapan, dari mulai ia pernah mencalonkan sebagai
Lurah di salah satu desa yang berada di kecamatan Minas hingga E terpilih
sebagai Lurah. Hal itu dilatar belakangi oleh karena persaingan yang cukup
ketat hingga ia pun ditawarkan oleh sahabatnya untuk pergi kesalah satu tempat
(rumah orang pintar/dukun), dengan tujuan untuk memenangkan kompetisi dalam
pemilihan Lurah di kecamatan Minas. Pada awalnya ia tidak ingin melakukan hal
yang disarankan oleh sahabatnya itu, namun oleh karena dorongan yang
menggebuh-gebuh dari para sahabat supaya ia menjadi lawan tandingan dari calon
Lurah yang lain dan dapat memenangkan pemilihan Lurah tersebut.Ia pun melakukan
yang disarankan oleh sahabatnya. Dukun yang mereka jumpai pun memberi secangkir
air yang telah dibaca-bacakan dan ia pun meminumnya.
Pada
awalnya E merasa biasa-biasa saja ketika diberi air minum, ia berpikir bahwa hanya
air minum biasa aja, tetapi apa yang terjadi?Ternyata dua minggu kemudian E pun
mendapatkan tawaran dari pemerintah kabupaten Siak untuk menjadi Lurah disalah
satu kelurahan yang berada di kecamatan Minas.
Dua
tahun berlalu ia menjabat sebagai Lurah, ia mengatakan cukup mulus perjalanan
kepemimpinannya sebagai Lurah. Tidak banyak yang komplain walaupun ada sedikit
pekerjaan ia kerjakan yang tidak sesuai lagi dengan tugas dan fungsi Lurah yang
sebenarnya. E seakan-akan “menghipnotis” seluruh bawahannya. Sehingga tidak
merasa terbeban ia melakukan pekerjaan yang tidak sewajarnya. Dan tidak
terlepas dari peranan orang pintar yang diyakini E memberi kuasa kepadanya ia
pun rela mengorbankan harta bendanya berupa uang, perhiasan yang luamayan besar
disumbangkannya untuk orang pintar itu, dengan harapan ia semakin diberkati dan
semakin berkuasa.
III.
Tanggapan
Dalam
perjalanan hidup manusia, mereka tidak akan pernah merasa puas untuk
mendapatkan sesuatu hal, contohnya kekuasaan. Dalam mendapatkan kekuasaan
mereka didasari oleh pikiran bahwa yang berkuasa berhak mengatur kehidupan
manusia lainnya. Walaupun jalan itu dianggap tidak pantas, namun mereka tetap
berusaha dan berpikir bahwa jalan pintas yang
mereka lalui dianggap pantas. Kekuasaan yang diperoleh dari praktek
okultisme merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang saling
menjaga antara satu dengan yang lainnya. Apalagi jika membahayakan jiwa orang
lain. Dan dalam hal ini praktek okultisme dianggap sebagai suatu daya yang dijadikan
sebagai jalan pemenuhan keinginan dan hasrat duniawi.
Bagi
manusia sebuah keinginan untuk memperoleh kekuasaan merupakan refleksi dirinya
supaya terlihat hebat dan dihormati oleh banyak orang. Kekuasaan yang ia miliki
mengidentifikasikan bahwa ia dapat mengatur orang lain dengan caranya sendiri
dan tidak dapat diatur oleh orang lain. Hal seperti ini hendaknya tidak
dilakukan ataupun dipraktekkan karena akan memiliki dampak yang buruk bagi
orang yang disekitarnya. Sehingga bagi pemimpin yang benar, disarankan untuk
berjalan dalam lorong yang sewajarnya dilewati, sehingga tidak ada jurang
pemisah antara atasan dengan bawahan dan terciptanya relasi yang baik.
IV.
Kesimpulan
Rasa
cemburu sudah ada sejak dari zaman purbakala. Rasa inilah yang banyak membuat
orang cenderung memperebutkan keinginan untuk berkuasa. Ditambah lagi dengan
kenyamanan dan kemewahan yang ditawarkan.
Semuanya ini menjadi daya tarik sekaligus sebagai sebuah pancingan yang
mengundang banyak orang untuk datang berbondong-bondong memperebutkannya dengan
bantuan praktek okultisme. Keterbatasan manusia menjadi salah satu alasan utama
mengapa manusia melakukan praktek okultisme dalam memperoleh kekuasaan,
sehingga melalui kekuasaan tersebut mereka yakin sudah berada dalam zona yang
nyaman tanpa beban. Dengan kekuasaan yang mereka miliki mereka dapat mengatur
orang dengan sesuka hati dan merasa tidak perlu diatur dalam melakukan
tindakannya.
V.
Daftar
Pustaka
Ginting,E.P.,Religi
Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru, Kabanjahe: Abdi Karya,
1999.
Hawkins, Craig S.,Seluk Beluk Sihir, Yogyakarta: Andi, 2004.
KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Kusuma,Surya.Okultisme
Antara Budaya Vs Iman Kristen, Yogyakarta: Andi, 2010.
Pasaribu,Rudolf H.,Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008.
Pondsius & Susana Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan Terang,Batu
Malang: Departemen Wilayah Literatur YPPI, 2000.
Saksono,Gatot Paranormal,Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusatama, 2007.
Saragih, Jaharianson, Pelayanan Pelepasan dan Dampak Positifnya,Medan: L-SAP, 2016),
64-65.
Tony, Daud. Dunia Santet, Jakarta: Betlehem, 2009.
Yudho,Bambang.How
To Overcome Occultism, Yogyakarta: Andi, 2006.
Sumber
Lain
https://lasealwin.wordpress.com/2017/08/08/alasan-mengapa-orang-memperebutkan-kekuasan-terlalu-mudah-untuk-menjadi-penguasa/,
diakses pada tanggal 2 November 2018, pukul 20:30 WIB.
Rekaman Akademik Catatan Sosiologi kelas I D,
tanggal 19 April 2018.
[1] KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), 6
[2] Jaharianson Saragih, Pelayanan Pelepasan dan Dampak Positifnya,
(Medan: L-SAP, 2016), 64-65.
[3] E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata
yang Baru, (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), 195.
[4] Pondsius & Susana
Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan
Terang, (Batu Malang: Departemen Wilayah Literatur YPPI, 2000), 151.
[6]https://lasealwin.wordpress.com/2017/08/08/alasan-mengapa-orang-memperebutkan-kekuasan-terlalu-mudah-untuk-menjadi-penguasa/, diakses pada tanggal 2 November
2018, pukul 20:30 WIB.
[7] Bambang Yudho, How To Overcome Occultism, (Yogyakarta:
Andi, 2006), 12-13.
[9]Rudolf H. Pasaribu, Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2008), 75.
[10] Tenung adalah ilmu hitam yang
mencelakakan orang lain. (W.J.S. Poerwadarminta, KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 932).
[11] Teluh adalah ilmu hitam untuk
merugikan orang lain, (Ibid, 920).
[12] Gatot Saksono, Paranormal, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama, 2007), 66.
[13] Daud Tomy, Dunia Santet, (Jakarta: Betlehem, 2009), 2.
[14] Gatot Saksono, Paranormal, 66.
[15] Gatot Saksono, Paranormal, 77.
[16] Pondsius & Susana
Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan
Terang, 223.
[17] Rudolf H. Pasaribu, Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak,
77.
[18] Craig S. Hawkins, Seluk Beluk Sihir, (Yogyakarta: Andi,
2004), 118.
[19] Surya Kusuma, Okultisme Antara Budaya Vs Iman Kristen, (Yogyakarta:
Andi, 2010), 16-28.
[20] Semburit bakti adalah tindakan
hubungan seksual antara laki-laki dan laki-laki, termasuk pelacuran laki-laki.
(Surya kusuma, Okultisme Antara Budaya Vs
Iman Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2010), 23.)
[21] Tarak adalah salah satu cara
untuk memperoleh kekuatan gaib dengan menjauhkan diri dari hubungan seksual
dengan pasangannya. Salah satu pandangan mereka kotor, najis, dan akan
menghilangkan daya gaib mereka. (Ibid, 25.)
[22]Tirakat (nglakoni, Jawa), yaitu dengan sengaja mencari kesukaran dan
kesengsaraan untuk memperoleh kuasa kekuatan gaib, mereka akan mendapatkan
berkat keberhasilan dan mencapai semua yang diinginkannya. (Ibid, 28.)
[23] Pondsius & Susana
Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan
Terang, 188-193.
[24] Rekaman Akademik Catatan
Sosiologi kelas I D, tanggal 19 April 2018.
[25] Surya Kusuma, Okultisme Antara Budaya Vs Iman Kristen,
11.
[26] Surya Kusuma, Okultisme Antara Budaya Vs Iman Kristen,
8-11