Kaitan Antara Yesus dan Pemberitaan Eskatologi dalam Misiologi
I.
Pendahuluan
Yesus merupakan salah satu tokoh yang sangat
di agungkan dalam Perjanjian Baru. Dimana Yesus dikenal sebagai Anak Allah yang
turun ke Dunia untuk menebus dosa manusia, namun berhubungan dengan hal itu,
selama di Dunia Yesus mempunyai banyak misi atau pemberitaan dan salah satunya
adalah pemberitaan Eskatologis. Dimana eskatologis merupakan sesuatu yang
berbicara tentang Kerajaan Allah. maka dari itu dalam pembahasan ini kami
penyaji akan menjelaskan bagaimana misi Yesus dalam pemberitaan Eskatologis
sebagai berikut.
II.
Pembahasan
2.1 Pengertian Eskatologi
Secara Etimologi,penggunaan kata
“Eskatologi” diambil dari bahasa Yunani yaitu “Eschatology”.[1]
Sedangkan secara terminologi, eskhatologi dibangun dari dua kata Yunani yaitu “Ekshatos” yang artinya “akhir” atau
“terakhir”, dan Logos yang artinya
“Firman atau ajaran”. Pada umumnya, istilah Eskhatos digunakan untuk menjelaskan gagasan mengenai batas waktu
secara alami (Mat. 5:26), menerangkan batas atau akhir secara geografis (Kis.
21:8) dan mengungkapkan suatu limit dan masa secara temporer (Mat. 12:45).[2]
Eskatologi adalah ilmu yang mempelajari akhir zaman atau hari kiamat, yang
mencakup segala yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang
kedua kali. Mulai dari tanda-tanda yang
menyertai kedatangan-Nya, kebangkitan orang mati, penghakiman terakhir, hingga
langit dan bumi baru.[3]
Jadi akhir zaman adalah masa kedatangan Kristus kedua kalinya untuk menggenapi
janji-janji-Nya, dimana pada masa ini Kristuslah yang menghakimi, berkuasa atas
pemerintahan-Nya di dunia ini. Akhir zaman juga bisa dikatakan akhir dari
segalanya, masa penghakiman dan masa penggenapan janji Kristus kepada seluruh
umat manusia.
2.2 Latar Belakang Eskatologi
Zaman Mesias ini disebut
penyelesaian zaman , akhir zaman, saat terakhir. Ungkapan-ungkapan ini
menunjukkan bahwa zaman yang dimulai dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus
hingga sekarang dan seterusnya adalah tujuan yang dituju oleh jalan-jalan yang
diadakan oleh Tuhan Allah di dalam dunia ini. Yang dituju oleh sejarah umat
manusia pada zaman-zaman sebelum kedatangan Kristus adalah zaman yang dimulai
dengan kelahiran Kristus itu. Menurut Alkitab keselamatan pada akhir zaman ini
memiliki dua segi yaitu pada akhir zaman ini telah ada keselamatan, akan tetapi
di pihak lain dikatakan juga bahwa keselamatan masih di depan kita atau belum
ada yang artinya: keselamatan dengan segala hubungannya, yang hingga sekarang
telah diberikan oleh Tuhan Allah kepada orang beriman, baru untuk sementara
waktu belum sempurna, apa yang telah ada sekarang ini belum sempurna. Oleh karena
itu zaman sekarang ini disebut zaman yang dimana kitahidup karena percaya (2
Kor.5:7). Orang beriman masih hidup dalam pengharapan akan menerima
kesempurnaan keselamatan (Rm.5:2).[4]
2.3 Eskatologi dalam Perjanjian Lama
Terdapat fakta Eskatologis yang merupakan implikasi dari perjanjian Daud:
1.
Israel harus tampil sebagai bangsa
dimasa mendatang
2.
Israel harus memperoleh eksistensi
sebagai bangsa. Allah mengembalikan mereka ke tanah warisan nenek moyang
mereka.
3.
Putra Daud Yesus Kristus harus datang ke
bumi dengan tubuh fisik dan literal untuk memerintah dalam kerajaan yang
dijanjikan kepada Daud.
4.
Kerajaan yang didirikan oleh Anak Daud
tersebut bersifat literal, yakni pemerintahan yang berlangsung ke bumi.
5.
Perjanjian ini bersifat tanpa syarat.[5]
Para
nabi biasanya juga menyampaikan berita dari Allah kepada bangsa-bangsa.
Seringkali mereka mengabarkan hukuman baik kepada Israel maupun kepada bangsa
kafir, kadang hukuman atas Israel akan dilaksanakan oleh bangsa kafir, ada
kalanya kedengaran berita hukuman atas bangsa-bangsa akibat sikap mereka
terhadap Allah Israel dan acapkali berita keselamatan untuk kedua-duanya
melihat keselamatan Israel “maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku Tuhan
menguduskan Israel pada waktu tempat Kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka
untuk selama-lamanya”(Yeh..37:28)
Di
dalam pemberitaan para nabi selalu saja ada pengharapan bahwa bangsa-bangsa
lain akan ditarik menuju pusat kehadiran Allah Israel, lalu mereka akan mengaku
nama-Nya. Di dalam pengaharapan itu bersatu janji dan seruan, dengan cara
bagaimanakah keselamatan eskatologis digambarkan dalam PL? Pokoknya ialah
gambaran tentang datangnya berarak-arakan bangsa-bangsa, satu pawai besar
kearah Sion “pesta raya oikumene”. Kedatangan ini merupakan gerakan yang
sentripental menuju kepusat dimana tersedia keselamatan, dimana ada Yahwe dan
umatNya pusat kehadiran-Nya pusat dunia. Bangsa-bangsa akan datang kepada
Israel dan Allahnya. Pada tempatnya juga menyebutkan (Maz.87) disini yang
mengemukakan Sion selaku pusat dunia,
dimana tercatat oleh Allah kelahiran orang-orang dari segala bangsa. Mereka
mendapat hak dan kewarganegaraannya disana dan menjadi anggota-anggota umat
Tuhan. Pada ayat 5 dalam terjemahan Yunani Sion disebut ibu. Sion adalah ibu
sekalian orangyang mengaku Yahwe selaku Bapa bukan saja orang Yahudi dari
Diaspora dan para Proselit, melainkan keseluruhan bangsa-bangsa. Bukan Israel
dipanggil menjadi saksi, tetapi bangsa-bangsa menyaksikan apa yang terjadi di
Israel, sehingga mereka menjadi iri hati dan menjadi pencari Tuhan Israel.[6]
2.4 Eskatologi dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Lama telah
diajarkan bahwa bangsa yang menjadi objek pemberian Perjanjian baru ialah
Israel sebagai benih Abraham. Ini terbukti melalui fakta tentang pembangunan
bangsa Israel serta restorasi perjanjian (Yer.31:35-40). Perjanjian Lama
menegaskan bahwa waktu pengenapan perjanjian tersebut akan terjadi di masa
depan (Yer.31:31-40). Rasul Paulus mempercayai keterangan Alkitab tersebut
menganggap bahwa penggenapan Perjanjian Baru akan terjadi setelah kedatangan
Kristus ke bumi (Roma 11:26-27). Perjanjian Baru merupakan perjanjian penebusan
dan penyelamatan yang akan direalisasikan bagi Israel di masa depan setelah
gereja dibentuk. Lahirnya gereja tidak akan membatalkan Perjanjian Baru dan
gereja tidak menggenapi Perjanjian Baru tetapi perjanjian tersebut akan
digenapi oleh Israel ketika Kristus datang kedua kali di bumi.[7]
Menurut Alkitab keselamatan pada
akhir zaman ini memiliki dua segi, yaitu bahwa pada zaman akhir ini telah ada
keselamatan, akan tetapi di pihak lain dikatakan juga bahwa keselamatan masih
di depan kita atau belum ada, artinya: keselamatan dengan segala hubungannya,
yang hingga sekarang telah diberikan oleh Tuhan Allah kepada orang beriman,
baru “untuk sementara waktu”, belum sempurna. Akan tetapi yang telah ada itu
menjadi jaminan atau garansi, bahwa yang sempurna akan dianugerahkan juga. Oleh
karena itu zaman sekarang ini, disebut zaman dimana “kita hidup karena percaya”
(2 Kor.5:7). Orang beriman masih hidup dalam pengharapan akan menerima
kesempurnaan keselamatan (Roma 5:2).[8]
2.5 Yesus dan Pemberitaan Eskatologi
Eskatologi
teologi pengharapan. Pengharapan sendiri merupakan pengharapan orang beriman,
pengharapan mengarahkan kita kepada Allah yang lebih besar daripada semua.
Pengharapan berarti bahwa hidup manusia-kendati sifat ‘berakhir’ itu- secara
hakiki terbuka oleh karena janji Allah.[9]
Kerajaan Allah (basilea tu theu)
adalah istilah pokok pemberitaan Yesus Yesus mengatakan bahwa waktunyasudah
tiba, seperti terdapat dalam Markus 1:15 “Kerajaan Allah Sudah dekat”.
Pemberitaan Yesus berarti; Allah mulai berkuasa, dan mulai melaksanakan
pemerintahan-Nya atas segala bangsa, dan kepala pemerintah-Nya adalah Allah[10].
Dalam luk. 21:27-28) dikatakan “Dia akan datang untuk menyatakan kuasa dan
kemuliaan-Nya kepada semua bangsa, lalu dalam Yakobus 4:12 dikatakan lagi “Dia
akan datang untuk menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya kepada semua bangsa.[11]
Yang menarik kita berulang-ulang adalah sifat misi Yesus yang inklusif,
misi-Nya adalah misi yang mencakup yang miskin dan kaya, yang tertindas dan
menindas,yang berdosa dan saleh. Misi-Nya adalah misi yang melenyapkan
keterasingan dan menghancurkan tembok-tembok kebencian, misi yang melintas,
batas-batas antar individu dan kelompok. Sebagaimana Allah mengampuni kita
dengan penuh kemurahan, kita pun harus mengampuni mereka yang bersalah kepada
kita, sampai tujuh puluh tujuh kali tujuh puluh, yang sebenarnya berarti tidak
terbatas, lebih sering daripada yang dapat kita hitung[12].
Untuk kedatangan dan kebangkitan
Yesus dari Kematian,tindakan eskatologis Allah telah dimulai. Namun, tindakan
tersebut belum sempurna. Kebangkitan dan pemuliaan Yesus baru menandakan
permulaan penggenapan universal yang masih akan datang. Hanya campur tangan
Allah lagi di masa mendatang yang akan menghapuskan segala kontradiksi dimasa
kini.[13]
2.6 Tanda-tanda Eskatologi
Bagi orang-orang yang belum mengenal
Kristus, kedatangan Tuhan Yesus memang akan terjadi secara tiba-tiba. “karena
itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarkannya, turutilah
itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga Aku akan datang
seperti pencuri dang engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba akan
datang kepadamu” (Wahyu 3:3).
Namun bagi orang yang sudah ada di
dalam Yesus Kristus akhir zaman bukanlah lagi hal yang rahasia kerena Tuhan
sudah memberi tanda-tandanya “tetapi kamu, saudara-saudara kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
karena kamu semua dalah anak-anak terang
dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang
kegelapan” (1 Tes.5:4-5).
Adapun
tanda-tanda akhir zaman, ditandai dengan:
1.
Aniaya bagi umat Allah (Mat. 24:9)
2.
Munculnya nabi-nabi palsu yang akan
menyesatkan umat Tuhan (Mat.24:11)
3.
Datangnya penyesat-penyesat, yang
mengaku Mesias dengan menggunakan nama Yesus (Mat.24:4-5)
4.
Peperangan dengan Eskalasi yang semakin
meningkat (Mat.24:5-8)
5.
Kemurtadan (Mat.24:10)
6.
Kedurhakaan dan kejahatan semakin
bertumbuh pesat karena hilangnya kasih dalam diri setiap manusia (Mat.24:12)[14].
III.
Kesimpulan
Misi Yesus bukan hanya
untuk orang-orang Israel saja, melainkan untuk semua bangsa-bangsa mengenai
Eskatologis atau kerajaan Alah. Misi ini bukan hanya untuk kaum-kaum miskin
ataupun kaya, sedih atau pun senang, melainkan semua tanpa terkecuali. Jadi
penting untuk kita ketahui bahwa misi Yesus ini penting untuk kita pahami dan
teladani dimana tidak ada pandang bulu dalam melayani.
IV.
Daftar
Pustaka
Kuiper, Arie De,
Missiologia, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2004.
Bosch, David
J., Transformasi Misi Kristen,
Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1997.
Hadiwijono,
Harun, Iman Kristen, Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1999.
S, Markus, 343
Tanya Jawab Seputar Akhir Zaman, Yogyakarta:BPK-Gunung Mulia, 1999.
S, Markus,343
Tanya Jawab Seputar Akhir Zaman Yogyakarta:ANDI, 2009.
Dister, Nico
Syukur, Teologi Sistematika 2, Yogyakarta: KANISIUS, 2004.
Beyer, Ulrich
Garis-Garis Besar Eskatologi dalam Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2007.
Wongso, Peter,
Hermeneutika Eskatologi, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1989.
Pandensolang,
Welly Eskatologi Biblika, Yogyakarta: ANDI, 2004.
[1] Peter Wongso, Hermeneutika Eskatologi, (Malang:
Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1989), 1
[2] Welly Pandensolang, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI,
2004), 1
[3] Markus S, 343 Tanya
Jawab Seputar Akhir Zaman, (Yogyakarta:BPK-Gunung Mulia, 1999), 473
[4] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia,
1999), 473
[5] Welly Pandensolang, Eskatologi Biblika, 18
[6] Arie De Kuiper, Missiologia, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,
2004), 21-23
[7] Welly Pandensolang, Eskatologi Biblika, 18-19
[8] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 437
[9] Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika 2, (Yogyakarta:
KANISIUS, 2004), 570
[10] Ulrich Beyer, Garis-Garis Besar Eskatologi dalam
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 7
[11] Markus.S,343 Tanya Jawab Seputar Akhir Zaman (Yogyakarta:ANDI,
2009), 117-118
[12] David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen, 41
[13] David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen, 308
[14] Markus S, 343 Tanya
Jawab Seputar Akhir Zaman, 11-13