Gereja Katolik Roma Abad Pertengahan

Dalam hal ini pada sebuah perjalanan sejarah yang cukup panjang dapat mengukir sebuah corak yang bersejarah. Dan menjadikan hasil dari corak perjalanan tersebut menjadi sebuah pemahaman hingga perkembangan umat Kristen saat ini.Baik itu di bidang Ibadah, Teologi dan Dogma.

Sehingga dalam roda perjalan Gereja saat ini, dapat menjadikan sejarah tersebut sebagai sumber pembelajaran yang diawali darikipra perjalan Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan, yang tidak lepas dari tatanan hidup dalam menganut kekristenan yaitu Ibadah, Teolginya dan Dogma yang dipakai pada masa itu.


Latar Belakang Abad Pertengahan Gereja katolik Roma (590-1492/1517)

Selama zaman abad pertengahan Gereja di Eropa Barat memainkan peranan yang menentukan di seluruh kehidupan masyarakat.Hal ini mulai ketika kuasa kekaisaran Romawi hilang sebagai kuasa yang mempersatukan Eropa, dan situasi ini dapat berlangsung terus sampai abad pertengahan.

Pada waktu yang sama juga, pada akhir abad pertengahan orang-orang Eropa mulai melampaui batas daerah mereka dan keluar ke seluruh dunia. Gereja tidak lagi terbatas pada Eropa dan Timur Tengah seperti dahulu.[1]

Untuk sejarah Gereja pada abad pertengahan sebaiknya dikaitkan dengan kepausan Gregorius Agung (590-604), yang meletakkan dasar untuk penyebaran agama Kristen ke suku-suku di Eropa Barat untuk pengkristenan Eropa.

Sejak agama Kristen menjadi agama resmi di kekaisaran Romawi, menjadikan Gereja dan negara berurusan banyak dan negara harus melindungi Gereja dan memajukan pekembangannya.[2]

Situasi Gereja pada Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan pemahaman bahwa Gereja adalah lembaga keselamatan semakin diperkokoh. Gereja dilihat sebagai lembaga dimana para pejabat atau kaum klerus membagikan keselamatan kepada kawanan kaum awam.

Pemahaman bahwa Uskup Roma atau Paus mempunyai kedudukan khusus dan dianggap sebagai lambang keesaan Gereja.[3] Dengan demikian, Kekristenan berhasil menambah jumlah wilayahnya.[4]

Pada abad pertengahan sejak kristen menjadi agama resmi di kekaisaran Romawi, timbul gagasan-gagasan bahwa negara harus melindungi Gereja dan mengembangkannya.

Di pihak lain tugas Gereja tidak hanya untuk mengantar orang-orang pribadi pada keselamatan, tetapi juga untuk menjamin kesejateraan rohani seluruh masyarakat.

Dalam praktek hubungan antara Gereja dan negara, pengaruh Gereja atas semua bidang hidup dari kelahiran (baptisan) sampai kematian (sakramen perminyakan suci dan penguburan), bahkan sesudanya (undang-undang warisan, misa untuk orang mati) sangat besar.

Dalam bidang pemerintahan sesuai dengan bidang-bidangnya yang selalu berurusan dengan Gereja dan sulit bertindak tanpa memperhatikan pendapatnya.[5]

Selama abad pertengahan cita-cita Gereja yaitu, untuk menjadi lembaga yang membimbing dan mengatur dunia, menyebabkan pergumulan yang hebat antara Gereja dengan dunia, yakni dengan negara dan masyarakat.[6]

Ibadah Katolik Roma Pada Abad Pertengahan

Liturgi[7]
Keberbagaian corak liturgi pada awal abad-abad pertengahan makin nyata.Hampir setiap tempat dan daerah memiliki corak liturginya sendiri.Dalam sejarah Gereja abad ke-5, ada dua rumpun tradisi besar dalam liturgi, yaitu Liturgi Roma dan Liturgi Gallia.

Litugi Gallia berkembang kearah Barat, yang sebelumnya telah menggunakan liturgi Roma, kedua liturgi ini saling berbeda dan bermuara di Italia.Sebagian dari Italia menggunakan liturgi Roma, sebagian lagi menggunakan liturgi Gallia.

Liturgi Roma telah menyebar pemakaiannya keluar Roma dan bahkan keluar Italia kearah selatan, misalnya kearah wilayah Umbaria, Afrika Utara dan seterusnya.


Liturgi Gallia adalah “tandingan” liturgi Roma. Penyebarannya mulai dari timur menuju kearah Italia Utara, bermula dari Milan, lalu ke Gallia, Spanyol, Inggris, dan Irlandia. Penelusuran ini menjelaskan bahwa sejak semula liturgi tidak perna seragam.

Ada banyak ragam.Keberbagaian yang dimaksud disini ialah pembentukan rumpun-rumpun liturgi baru. Hal tersebut muncul antaralain karena pencampuran liturgi dengan unsur-unsur pribumi yang sering kali terjadi secara otomatis atau dengan sendirinya.

1.    Liturgi Papal dalam Liturgi Roma
Zaman kepausan membawa dampak bagi timbulnya liturgi kepausan yang disebut dengan liturgi papal diadakan menurut waktu yang tetap dan dipimpin oleh paus sendiri, yang biasanya di hadiri oleh anggota kerajaan dan umat dari berbagai kota Roma, keadaan tersebut berlaku hingga sekarang, terutama pada paskah dan natal. Hingga kini liturgi papal masih rutin dilaksanakan di vatikan.

2.    Liturgi Gallia
Liturgi Gallia berasal dari liturgi oriental dan pada mulanya menggunakan bahasa Yunani.Setelah penyebarannya ke daerah Italia, bahasa dan formula Yunani pun bercampur dengan bahasa dan formula Latin.Beberapa unsur liturgi Gallia dapat pula dijumpai dalam liturgi Roma.Liturgi senantiasa melakukan penyesuaian ritual pada locus-Nya; ini terjadi sepanjang zaman.