MIsiologi: Misi Allah Bagi Semua Orang Dalam Kitab PL
Nama :Jonihut Purba
NIM : 17.01.1545
Titik-Tolak Pandangan Umum tentang Misi yang Bersifat Universalisme dalam Perjanjian Lama
I. Pendahuluan
Manusia sebagai ciptaan Allah sudah selayaknya untuk mengemban tugas yang di berikan Allah sebagai suatu alasan untuk manusia itu di ciptakan. Tugas atau missi Allah itu bersifat Universalisme yang berarti bahwa misi Allah itu secara menyeluruh, tidak hanya terhadap suku bangsa tertentu, tugas tertentu nah oleh karena itu pada sajian kali ini kita akan membahas titik dolak pandangan umum tentang misi yang bersifat universalisme dalam perjanjian lama. Semoga sajian ini menambanh wawasan kita bersama. Tuhan Yesus Memberkati..
II. Pembahasan
2.1.Pengertian Misi
Menurut Abraham Kuyper misi yaitu pelayanan yang berkaitan dengan pengutusan seseorang oleh Tuhan. Dapat juga di katakana bahwa misi adalah ilmu kerasulan. Sedangkan menurut Johanes Verkuyl misi adalah Allah bapa, Anak dan roh kudus yang bekerja membawa kerajaan (keselamatan) kedalam hati manusia di dunia ini.[1]
2.2.Pengertian Universalisme
Universalisme adalah sesuatu yang bersifat umum dan berlaku untuk semua orang, terbuka j semua orang.[2] Alkitab juga menyatakan perbuatan Allah yang menyeluruh di dunia dan semua orang bisa menikmatinya.[3]
2.3.Jenis-Jenis Misi Allah dalam Perjanjian Lama
2.3.1. Penciptaan
Dalam Kitab Kejadian kitab ini yang membahas mengenai awal mula dimulainya kehidupan dalam dunia ini. Dalam titik sejarah ini dapat ditemukan cara Allah menyatakan diri-Nya sebagai misionaris (Kej. 3:9).
Pertama, Tuhan Allah: penciptaan (Kej. 2:7, 18, 21), Penguasa (Kej. 2:16) dan pemberi mandat bagi makhluk hidup yang diciptakan-Nya (Kej. 2:15-17). Allah merupakan sumber kehidupan bagi manusia (Kej. 2:7) dan bekerja (Kej. 2:8-9) untuk memelihara kehidupan manusia dimana Allah menyediakan tempat untuk manusia tinggal dan menyediakan kebutuhan jasmani dan rohani mereka (Kej. 2:8-9). Kepada-Nyalah manusia mempertanggungjawabkan kuasa dan kebebasan yng diberikan kepadanya (Kej. 2:17). Sehingga misi Allah untuk masa pertama adalah memelihara dan menguasai ciptaanya.
Kedua, manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya (Kej. 2:7). Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Laki-laki diciptakan lebih awal dari debu tanah dan hidup karena nafas hidup yang berasal dari Allah (Kej. 2:7), sedangkan perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan daging laki-laki itu (Kej. 2:21-23), serta menjadi mitra kerja yang sepadan dengan laki-laki itu. Misi Hawa adalah sebagai penolong yang sepadan untuk suaminya yakni Adam.
Ketiga ,binatang digambarkan bersama manusia mempunyai peranan dalam mengusahakan dan melestarkan bumi (Kej. 2:19). Binatang juga merupakan penolong yang tidak sepadan degan manusia (Kej. 2:20).
Keempat, latar adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam kisah ini berlangsung di dua tempat yaitu: (1) bumi yang digambarkan seperti padang belantara (Kej. 2:5-7). Belum ada semak dan tumbuh-tumbuhan karena Allah belum menurunkan hujan dan belum ada orang untuk mengusahakannya. Bumi juga tempat manusia dan makhluk hidup lainnya untuk berekosistem. (2) taman Eden merupakan nama tempat disebelah Timur, taman yang Allah buat bagi manusia sebagai trmpat untuk mereka tinggal dan bekerja (Kej. 2:8, 15). Taman ini ditanami oleh Allah dengan berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan (Kej. 2:9). Selain itu, pada tengah taman itu juga Allah menanami pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat dan tidak bisa dinikmati secara bebas oleh manusia (Kej. 2:16-17).[4]
2.3.2. Pemanggilan
Dalam Kejadian 3:9, ketika manusia itu jatuh kedalam dosa, Allah datang dan berinisiatif untuk memanggil umatnya Adam dan hawa, Allah datang untuk mencari hambanya yang berdosa, tetapi manusia itu bearsembunyi yang berarti bahwa bukan Allah yang tidak mau datang kepada manusia melainkan manusiaa karena oleh keberdosaanya melarikan diri dari Allah. Oleh karena manusia yang berdosa menghindar dari Allah, maka Allah memberi mandat kepada orang percaya untuk bermisi memanggil orang-orang yang berada dalam kegelapan menuju terang. Hingga Allah berjanji oleh keturunan perempuan (hawa) akan mearemukan Iblis, pemanggilan itu memang bersifat universal karena hawa merupakan ibu semua yang hidup (kej 3:20).
2.3.3. Penebusan
Allah memilih untuk tidak meninggalkan atau menghancurkan ciptaan-Nya, tetapi menebusnya. Dan Ia memilih untuk melakukan itu didalam sejarah melalui berbagai orang dan peristiwa yang berlangsung dari panggilan Abraham hingga kepada kembalinya Kristus. Walaupun setiap bagian dari kisah besar ini memiliki kontribusi besar tertentu kepada seluruhnya, tindaan Allah yang tunggal dan menyelamatkan.[5]
Ketidaktaatan dan pemberontakan manusia melawan Allah Pencipta mendatangkan hasil yang penuh bencana (Kej. 3-11). Kejahatan dan dosa merangkai pengaruh mereka kedalam segala aspek ciptaan Allah serta segala dimensi diri dan kehidupan manusia di bumi. Secara jasmani, kita berada di kehancuran dan kematian, hidup didalam lingkaran jasmani yang juga berada di bawah kutukan Allah. Secara intelektual, kita menggunakan kekuatan rasional untuk menjelaskan, memberi alasan, serta menormalkan kejahatan kita sendiri. Secara sosial,setiap relasi manusia dipecah belah dan dipisahkan-entah secara seksual, keayahan/keibuan, secara keluarga, secara masyarakat, secara etnis, secara internasional-dan efeknya secara horizontal melalui perembesan segala budaya manusia, dan secara vertikal melalui akumulasi lewat berbagai generasi. Dan secara rohani, kita terasing dari Allah, menolak kebaikan dan otoritas-Nya. Roma 1:18-32 memberikan garis besardari segala dimensi dari analisisnya terhadap buah dari Kejadian 3.[6] Pengutusan
Misi pengutusan merupakan misi Allah untuk mengutus umat pilihaNya, bangsaNya yang telah di pilih dan di selamatkan supaya menjadi alat Tuhan untuk melanjutkan misinya di tengah- tengah dunia sehingga syalom Allah hadir di tengah-tengah dunia. Dalam misi Adam, Adam di utus untuk mengusahakan seluruh alam ciptaan Allah, beranak cucu dan bertambah banyak (Kej 1: 26-28), Abraham di utus kepada bangsa-bangsa supaya menjadi berkat (Kej 12: 2-3) yang berarti bahwa berkat yang di amanahkan kepada Abraham tidak hanya untuk keturunanya saja.
2.4.Misi Sebagai Mandat Allah Atas Umatnya
Maksud Allah yang pertama adalah menjadikan manusia pada umumnya sebagai mandate penatalayanan. Yaitu untuk mewakili Allah memerintah dan memelihara bumi dengan segala isinya. Maksud yang kedua ialah memilih salah satu umat khusus dari seluruh umat manusia untuk di jadikan umat pilihanya yang akan mengemban misi penyelamatan manusia dari dosa. Mandat ini di berikan kepada seluruh keturunan Adam dan Hawa.[7]
2.5.Yang Universal
Misi yang Universal merupakan langkah inisiatif Allah untuk hadir dan memberikan misinya kepada manusia. Allah sendiri mermisi secara universal karena:
2.5.1. Allah berurusan langsung dengan dunia. Dia menciptakan alam semesta, memelihara serta mempunyai maksud dan tujuan dalam penciptan-Nya. Sejak semula, Allah bermaksud agar ciptaan-Nya berkembang biak dan memenuhi seluruh bumi. dengan kehadiran manusia yang diciptakan-Nya menurut imago Dei dan rupa, seluruh bumi disemarakkan oleh kemuliaan-Nya (Kej. 1:1; Mzm. 24:1; 97:9).
2.5.2. Allah menyajikan keselamatan kepada manusia. setelah manusia jatuh kedalam dosa, Adam dan Hawa serta seluruh keturunannya akan mengalami hidup kekal bersama dengan Allah. Bahkan, mereka akan menanggung hukuman. Allah, sebagai pencipta tidak membiarkan manusia dalam keberadaan mereka. Tuhan Allah memulai dengan proses untuk mengembalikan manusia pada posisi semula, yaitu agar manusia hidup bersama dengan penciptaan-Nya selamanya.
2.5.3. Allah memanggil satu keluarga untuk melakukan tugas misi. Dalam Alkitab tercatat bahwa Abraham dipanggil menjadi misionaris pertama dan diutus Allah. Tujuan demi penyelamatan seluruh umat manusia (Kej. 12:1-3). Tuhan ingin memberi berkat dan keselamatan kepada semua bangsa. Allah tidak memanggil Abraham untuk kepentingan sendiri, melainkan dengan pandangan kedepan, yaitu untuk keselamatan umat manusia.
2.5.4. Allah bekerja dalam sejarah bangsa Israel untuk menjangkau bangsa lain. Tuhan memakai sejarah bangsa Israel dengan tujuan agar bangsa lain yang belum mengenal bangsa Israel. Tidak hanya menyelamatkan bangsaibangsa di sekitar tanah Israel, tetapi juga bangsa di seluruh bumi.[8]
2.6.Misi Yang Universal dalam Perjanjian Lama
2.6.1. Misi Adam
Pemanggilan Adam dan Hawa Tuhan menempatkan manusia di dalam taman Eden (Kej 2:8) dan memberinya Hawa sebagai penolongnya, untuk melaksanakan kehendak-Nya (Kej 2-18) Tuhan telah menyatakan bahwa Adam dengan jelas apa yang diharapkanNya dari dia (Kej 2 16-17), dan jelaslah bahwa dia harus mengajar isterinya.
Kejadian 3 memuat kisah segi kegagalan mereka mematuhi perintah-perintah Tuhan, permulaan ketidak-patuhan manusia dan kejatuhannya ke dalam dosa. Akibat-akibatnya tidak dapat dihindarkan: Tuhan harus bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan dan karena itu mengeluarkan Adam dan Hawa dari taman yang indah itu. Sehubungan dengan keputusan Ilahi yang, maksud dijatuhkan kepada ular yang telah memperdayakan Adam dan Hawa, maksud yang terkandung dalam hati Tuhan nituk mendamaikan manusia dengan diriNya sendiri, dan untuk memulihkan dia kepada maksudNya yang sesungguhnya/benar, bisa dilihat ketika Tuhan berkata dalam Kej 3:15, bahwa benih wanita itu akan meremukkan kepala ular itu.
Menurut tokoh Dr. George Peters menyebut hal ini, "sebuah janji yang memiliki arti luas/umum," sebab janji itu diberikann kepada seluruh umat kepada seluruh umat manusia. Dia menandaskan pentingnya "segi rasia itu," karena baru pada waktu Kristus menjadi juruselamat seluruh umat manusia, maka Kej 3.15 sungguh digenapi. Dan seperti tercatat dalam Kej 3:21, Tuhan membuatkan bagi mereka "pakaian dari kulit binatang, lalu mengenakannya kepada mereka," dan dengan cara itu menunjukkan penutup dosa yang akan disedikanNya kelak."[9]
2.6.2. Misi Abraham
Abraham di berkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dalam arti universal (Kej 12:1-3) namun tujuan Allah sebenarnya tidak hanya memberkati bangsa-bangsa, melainkan untuk di kenal dan di hormati oleh bangsa-bangsa. Abraham pernah menyelamatkan beberapa di antara tetangganya ketika mereka di serang oleh kekuatan perampok (Kej 14) kejadian itu kemudian di saksikan oleh raja Sodom yakni Melkisedek dan Melkisedek kemudian mengakui secara terang-terangan mengakui bahwa Abraham di berkati oleh Allah yang maha tinggi.[10]
2.6.3. Misi Musa
"Waktunya sudah genap" (Kel 3,1O: sekarang) bahwa Allah mau turun tangan dengan segala kekuatan kuasa-Nya untuk membebaskan Israel dari tangan orang Mesir (Kel 3,7-8). Allah yang telah lama mendengarkan tangisan bangsa Israel (Kel 3,7.9; 6,4) mau mewahyukan Diri-Nya sebagai Pemusnah terhadap bangsa penindas (Kel 3,20; 6,5; 12,29 dst.) dan sekaligus Pembebas ulung bagi bangsa yang tertindas (Kel 6,5). "Allah mendengar mereka mengerang, lalu la ingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Maka, Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka" (Kel 2,24-25; 3,7) Terdorong oleh kasih (belas kasih terhadap yang tertindas) dan kesetiaan-Nya (terhadap janji-Nya kepada Israel) Allah memanggil dan mengutus Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir. Pelaku utama pembebasan adalah Allah sendiri (Kel 3,8). Musa diutus untuk menjadi alat di tangan Tuhan dalam pelaksanaan rencana Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Mesir (Kel 3,10). Sebagai juru bicara Allah, ia adalah hamba Yahwe (Yos 1,1) yang pada tempatnya memberikan reaksi karena merasa diri tidak layak (Kel 3,11; 6,11). Untuk itu, Allah menjanjikan penyertaan-Nya (Kel 3,12; 4,12) yang semakin jelas menunjukkan bahwa 1) Allahlah yang merencanakan dan sebetulnya melaksanakan sendiri rencana-Nya (bdk. Kel 3,8: "Aku ." dan 4,12); 2) Musa adalah unit integral dalam pelaksanaan rencana ini. Integral karena Allah (Yang Ilahi) dalam melaksanakan rencanaNya di dunia pada tempatnya menggunakan sarana (yang duniawi) yang dapat ditangkap.oleh indra manusia sehingga dampaknya pun dapat dialami oleh manusia secara manusiawi. Dengan itu, Allah tidak hanya mengangkat martabat manusia, tetapi juga memperlihatkan bahwa manusia sanggup bekerja sama dengan Allah.
Pada tempatnya kalau Musa dilihat sebagai nabi terbesar di nabi (UI 34,10; Bil 12,6-7) dan sekaligus "pemimpin (bapa) bangsa Israel". Ia menjadi "misionaris pertama" dalam karya penyelamatan karena Allah telah mengirim dia untuk membebaskan umat Israel dari penindasan bangsa Mesir, memimpin mereka dalam ziarah menuju ke tanah terjanji, dan memimpin nereka menyembah Dia (Kel 3,12) karena Israel dijadikan umat-Nya (Kel 6:6).[11]
Jelaslah bahwa misi Musa kepada bangsa Israel sebagai misi Allah untuk membebaskan bangsanya, Allah turut berkehendak untuk membebaskan bangsa yang tertindas.
2.6.4. Misi Yunus
Panggilan Allah kepada Yunus untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Niniwe (Yunus 1:1-2) membuktikan bahwa misi Allah untuk manusia tidak hanya kepada bangsa Israel saja melainkan harusllah secara universal atau kepada bangsa- bangsa lain. Kota Niniwe memang di gambarkan sebagai orang-orang yang jahat dan sampai-sampai kejahatanya itu telah sampai ke Allah. Misi yunus yang pada awalnya di anggap Yunus sebagai pemberita kutuk bagi bangsa Niniwe ternyata oleh Karena misi penebusan oleh Allah sampai ke orang-orang Niniwe dan mereka mau bertobat maka Allah tidak menurunkan hukumanya. Oleh karena itu maka misi Allah ataas penebusan kota Niniwe menggambarkan Pemanggilan umatnya yang berada di dalam kegelapan menuju terang yang Allah berikan.
2.6.5. Misi Daud dan Salomo dalam Bait Allah
Perhatikan apa yang dinyatakan Allah tentang tujuan Bait Suci: "untuk menegakkan nama-Nya di sana" (UI 12:5). Pertama, Bait Suci akan menjadi tempat pewahyuan ketika para penyembah terus mengagungkan sifat-Nya dan menyuarakan kisah-kisah dan nyanyian tentang karya-Nya. Kedua, Allah menghendaki suatu tempal pertemuan, hubungan, dan kediaman. Sejak awal disebutkannya Kemah Suci, Allah menyampaikan hasrat-Nya untuk menikmati kedekatan agung di tengah umat- Nya, supaya Aku akan diam di tengah-tengahmereka" (Kel 25.8).
Raja Daud dikenal karena kehebatan tenlaranya. Namun apa yang dicapai Daud jauh melebihi dan sekadar menyelesaikan penaklukan. Dia juga memimpin umat Allah kepada pembaharuan visi akan hasrat Allah untuk dihormati oleh segala bangsa Nyanyian Daud yang dituliskan untuk menahbiskan kemah suci secara nubuatan meringkaskannya.
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Allah menyatakan kemuliaan-Nya kepada bangsa bangsa, dan sebagai respons, Dia menerima kemuliaan dari bangsa-bangsa, Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya (1Taw 16:24,28-29; Maz 96 3,7-8a).
Salomo menyelesaikan bangunan yang menjadi visi dari ayahnya, Daud. Sebuah tempat ibadah di mana Allah bisa dijumpai oleh bangsa-bangsa. Seperti halnya Daud, doa Salomo saat penahbisan Bait Suci memperlihatkan bahwa ia meyakini bahwa Allah akan menyambut segala bangsa untuk datang menyembah. Salomo tahu ceritanya sampai pada bagian itu. Allah telah membuat diri-Nya terkenal secara luar biasa, sebab orang akan mendengar tentang nama-Mu yang besar dan tentang tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang teracung Karena kuasa-Nya yang ajaib, bangsa-bangsa lain akan mencari Allah Israel dengan berdoa, di rumah ini. Lalu Salomo agar kiranya Allah menjawab doa-doa mereka, mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu. karena tujuan UniversalNya, supaya segala bangsa di bumi mengenal nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel (1 Raj 8:41-43).[12]
2.6.6. Panggilan Yeremia (Yer 1:4-10)
Dalam proses yang serupa dengan proses panggilan dan pengutusan Musa, Allah memanggil dan mengutus Nabi Yeremia (dan para nabi Israel lainnya). Yeremia dipanggil dan dipilih untuk menjadi nabi sejak dari kandungan ibunya (lih. Yer 1,5; bdk. Yes 49,1.5; Gal 1,15). Tidak ada alasan bagi "yang diutus" untuk menolak karena kenabian bagi pribadi-pribadi terpilih adalah tugas bawaan. Pernyataan ketidaksanggupan (Yer 1,6) mereka dan jaminan penyertaan Allah menunjukkan bahwa bukan "yang diutus" mempunyai kepentingan, tetapi "Yang Mengutus". Seluruh kepribadian "yang diutus" tenggelam dan menjadi latar belakang seluruh insiatip dan pribadi Allah. Mereka adalah "mulut Allah" (Yer 1,9; bdk. Yer 15,19; Yes 6,7; Yeh 2,7-8) dan penerjemah kehendak Allah ke dalam dunia. Sebagai "yang diutus", nabi tidak menciptakan suatu ide baru, tetapi memperlihatkan dan menyuarakan ke kuasaan dan kehendak "Yang Mengutus" (bdk. Kel 4,12).. Tugas misioner Yeremia bersifat universal karena ia diutus bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (Yer 1,10). Hal ini menunjukkan perhatian Allah yang menyeluruh. Seperti pada Musa, tugas Yeremia juga mencakup dua aspek tindakan Allah, yakni yang destruktif: "mencabut dan menghancurkan" dan yang konstruktif: "menanam dan membangun" (Yer 1,10). Ia harus mempengaruhi bangsa bangsa dan kerajaan-kerajaan dengan inspirasi yang ia terima dalam pertemuannya dengan Allah. Pertemuan itu sendiri merupakan kebenaran yang harus disampaikan oleh nabi. Peristiwa pertemuan dengan Allah menjadi syarat untuk menjadi nabi dan jaminan dalam menjalankan tugas kenabian.[13]
III. Kesimpulan
Berdasarkan pemapran di atas jelaslah bahwa Misi Allah itu tidak hanya untuk Orang Israel. Melainkan bersifat Univeersalitas. Perjanjian Lama yang berpusat pada bangsa Israel ternyata mempunyai misi Allah yang mendalam yakni menghadirkan syalom Allah di tengah-tengah dunia, untuk itulah ia memilih dan memberkati bangsa Israel yang bermula pemilihan Abraham supaya bangsa yang di pilihnya itu bangsa-bangsa akan di berkati. Oleh karena itu bangsa Israel harus bermisi. Akan tetapi karena bangsa Israel berulangkali tidak setia kepada Tuhan dan tidak mau menjadi berkat maka Allah kemudian membuang Israel ke Babel (bangsa-bangsa) sehingga bangsa-bangsa dapat mengenal Allah yang sejati.
IV. Daftar Pustaka
Brougham David Royal, Lewat Gereja-Gereja Asia Malang: Karmelindo, 2001.
De Kuiper Arie, Missiologia, Jakarta: BPK-GM, 2004.
GP Harianto, Teologi Misi, Yogyakarta: ANDI, 2017.
..KBBI.
Ruck Jhon, Jemaat Missioner, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Saveney Karyn DKK, Kairos Allah, Gereja dan Dunia, living Springs Internasional,2011.
Woga Edmund, Dasar-Dasar Misiologi, Yogyakarta:Kansius, 2006.
Woga Edmund, Dasar-Dasar Missiologi, Yogyakarta: Kansius, 2002.
Wright Christopher J. H., Misi Umat Allah, Jakarta: Literatur Perkantas, 2013.