Kristus Hadir Dalam Berbagai Konteks berbagai Belahan Dunia

Penerapan Metode Kristologi Fungsional (MKF) Dalam Berbagai Konteks

Pengertian Kristologi Fungsional
Kristologi adalah Dogtrin tentang pribadi Kristus. Kristologi Fungsional adalah Kristologi yang menekankan pada apa yang dikerjakan Kristus bagi manusia.

lihat juga: Penerapan Kristologi Fungsional di Benua Afrika
Metode Kristologi Fungsional dalam berbagai Konteks

pertama, Konteks Pergumulan di Benua Eropa
Perlu disadari betapa di Eropa sendiri gambaran itu berubah-ubah sejak dulu sampai sekarang. Rupanya sudah sering terjadi perubahan perspektif. Salah satu cara untuk mengilustrasikan hal tersebut adalah dengan melihat bagaimana Yesus Kristus diungkapkan dalam kesenian. Di situ tercermin kepercayaan, ketaatan dalam Abad-abad.

Cara mula-mula dipakai adalah menggambarkan-Nya secara simbolis. Sejak semula Yesus digambarkan secara simbolis atau alegoris. Salah satu gambar yang paling digemari adalah gambar Ikan dan juga Anak Domba. Alpha dan Omega, dipakai sebagai monogram Kristus. Dalam tanggapan simbolis atau alegoris itu terutama ditekankan arti Yesus bagi keselamatan, halnya sama dengan banyak tanggapan sesudah itu.

 “Gambaran-Gambaran” tertua dari Yesus dalam bentuk manusia terdapat dalam katakombe-katakombe di Roma dan dalam Gereja di Doura Europos, sebuah benteng di tepi sungai Efrat. Di sana ia dilukiskan sebagai seseorang “Gembala yang Baik” yang masih muda dan Tampan, suatu gambaran yang mejadi sangat popular dan digemari orang. Pada Abad ke-19, berkembang usaha untuk mengetahui Yesus yang sebenarnya, Yesus seperti yang diberitakan oleh sejarah, bukan seperti yang diberitakan oleh Alkitab. Aliran ini disebut Des Leben Jesus Forschung (Penelitian atas Hidup Yesus).

Penelitian ini berusaha untuk menemukan Yesus yang historis, yang ada di belakang pemberitaan Alkitab mengenai Yesus itu. Yesus yang diberitakan oleh Alkitab itu bukan Yesus yang sebenarnya seperti yang pernah hidup didalam sejarah.tujuan penelitian ini ialah memberikan dasar yang kokoh, yang tak tergoyahkan, bagi kepercayaan orang modern. Oleh karena itu, segala gambaran tentang Yesus yang historis, yang pernah dikemukakan itu bercirikan mitos abad ke-19, yaitu Neohumanisme.

Penerapan Metode Kristologi Fungsional di Eropa

Menurut  Karl Barth seorang teolog harus mehormati Firman Allah, bukan menghormati sejarah. Sebab teologi merupakan penyataan atau wahyu Allah. Jadi, teologi tidak boleh berpangkal pada gagasan manusia tantang Allah. Teologi harus berpangkal pada gagasan Allah tentang manusia, bagaimana Allah berbicara dan berpikir tentang manusia.

 Seorang teolog tidak boleh menurunkan kebenaran Allah dari sejarah, dengan memakai hukum-hukum ilmu sejarah sebagai sarananya atau menurunkan kebenaran Allah dari kesadaran beragama manusia dengan hukum-hukum psikologi sebagai sarananya, atau dengan secara filsafat merenungkan tentang “Yang Mutlak”.

Seorang teolog hanya diperkenankan melakukan satu hal yaitu:  mendengarkan firman Allh dan mendengarkannya. Seorang teolog harus berdiri berdasarkan Alkitab. Barth belum secara asasi membuang metode historis kritis, sekalipun dalam praktiknya ia hamppir tidak menghiraukannya.

Hal ini disebabkan ia takut bahwa manusia berusaha membelenggu ayat-ayat Alkitab dengan suatu metode penaafsira, untuk menguasai Alkitab itu. Barth lebih mementingkan isi Alkitab. Ia ingin membiarkan firman Allah sendirilah yang berbicara. Teologi yang dikemukakan Barth dalam Romerbrief ini sering disebut “Teologi Krisis”, sebab hamper tiap halaman dari buku itu memuat kata “Krisis”.

Semua yang dikatakan Barth mengenai Allah ini didasarkan atas penyataan atau wahyu Allah yang diberikan didalam Kristus. Didalam diri Kristus itulah dataran realitas kehidupan manusiaditembus oleh realitas ilahi secara tegak lurus, sehingga titik tembus bukan mewujudkan suatu daerah luas yang memiliki ukuran historis atau psikologis, melainkan hanya suatu titik singgung saja.Oleh karena itu, didalam hidup Kristus tidak terdapat semacam kawah-kawah tempat realitas ilahi menembus hidup itu.

  Jalan hidup Kristus pada hakikatnya bersifat “berlalu”, bukan suatu jalan yang lurus maju, melainkan yang membelok kembali. Hidup Kristus hanya dapat dilihat dari kematian-Nya di kayu  salib. Sebab yang ilahi menyentuh dunia ini hanya sebagai garis singgung yang menyinggung lingkaran, tanpa “benar-benar menyinggung”.

Teologi K. Barth juga disebut  “teologi dialektis”, artinya bahwa didalam teologi ini Barth mempergunakan metode dialektis. Menurut Barth , kita hanya dapat mengerti Allah dalam kegandaan, yaitu suatu berganda yang bersifat dialektis. Sekalipun demikian, kita tidak bole lupa bahwa maksud Barth dengan teologinya ini justru untuk mencapai hal yang positif. Sebab Barth justru bermaksud menunjukkan keselamatan manusia. Maksud Allah dengan menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya yang menjadi Krisis dunia itu ialah untuk menunjukan kasih karunia-Nya.

Next to: Penerapan Metodologi Kristologi Fungsional di Amerika